K-Pop dan Kehidupan di Baliknya: Lebih dari Sekadar Fanatisme

Tri Apriyani | Rizka
K-Pop dan Kehidupan di Baliknya: Lebih dari Sekadar Fanatisme
Ilustrasi konser (shutterstock)

Akhir-akhir ini, Korean Wave atau Hallyu menjadi sebuah tren dikalangan masyarakat di seluruh dunia. Korean Wave ini meliputi berbagai hal yang terkait sosial, seni, dan budaya yang berasal dari Korea Selatan. Sebut saja K-Pop, K-Drama, K-Food, K-Fashion dan lain sebagainya yang berasal dari Korea Selatan. Minat yang ditujukan kepada segala hal berbau Korea Selatan mengingkat pesat akhir-akhir ini, terutama pada K-Pop.

K-Pop merupakan jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop dipopulerkan oleh artis atau kelompok artis Korea Selatan. Pada saat ini, ada banyak grup K-Pop yang populer seperti BTS, EXO, Blackpink, NCT, TXT, Treasure, aespa, ITZY, dan lainnya. Namun, sejarah K-Pop masih jauh lebih lama sebelum itu. K-Pop diperkirakan mulai tumbuh saat musik pop modern di Korea dibubuhkan hal baru seperti musik rap, rock, dan techno Amerika pada tahun 90-an. K-Pop masih berlanjut hingga sekarang dan menjadi tren music yang populer di seluruh dunia.

Dalam perkembangannya, K-Pop tentu tidak serta merta menjadi populer. Dari masa ke masa, tampak perkembangan penikmat jenis musik ini meningkat secara perlahan namun pasti. Biasanya, seseorang menjadi penikmat musik K-Pop saat mereka menjadi remaja atau dewasa muda. Begitu pula dengan saya—seorang penikmat music K-Pop yang juga dilanda Korean Wave hingga saat ini.

Awalnya, sih, cuma rasa penasaran yang menguasai saya saat pertama kali mengenal K-Pop. Berbagai alasan mengapa teman-teman saya menyukai musik K-Pop selalu saya pertanyakan. Aneh, begitu pikir saya awalnya. Pembahasan anak-anak seumuran saya tentang Korea dan musik K-Pop selalu terlihat seru dan menyenangkan.

Secara tidak sengaja, suatu hari saya menonton salah satu K-Drama bersama teman-teman sekelas saya. Sejak hari itu, K-Drama menjadi sesuatu yang menarik untuk saya dan saya pun mulai tertarik meminta rekomendasi K-Drama dari teman-teman saya. Saya terkagum melihat bagaimana aktor K-Drama mendalami perannya, pengaturan latar yang keren, kemudian alur yang tidak membosankan. Hari-hari berikutnya, saya menghabiskan waktu untuk menonton K-Drama hingga suatu hari saya menemukan drama To The beautiful You.

Saya jatuh cinta dengan tokoh utama laki-lakinya. Namanya Choi Min-ho. Saya mulai mencari segala hal tentang tokoh-tokoh drama tersebut, termasuk mengenai latar belakang mereka. Dari sana, saya mengetahui bahwa tokoh utama pria dan wanitanya merupakan bagian dari grup K-Pop. Tokoh utama prianya dari SHINee dan tokoh utama wanitanya dari f(x). Dari sana, saya mulai mendengarkan musik K-Pop. Awalnya, saya hanya mendengarkan SHINee, kemudian saya mengenal BTS dan EXO. Aneh tapi nyata, saya merasa banyak hal yang menarik semakin saya menjelajahi dunia K-Pop.

Dunia K-Pop terasa begitu ramai. Saya tidak hanya menikmati lebih banyak tipe musik, saya juga lebih mengenal banyak orang yang memiliki kesukaan yang sama. Hanya dengan membicarakan K-Pop, seseorang yang baru saja dikenal bisa terasa seperti teman lama. Seseorang yang baru ditemui bisa terasa sangat akrab dan memahami apa yang kita suka. Bagi diriku yang saat itu masih berada diusia remaja, hal itu terasa seperti sesuatu yang menyenangkan dan nyaman. Seperti fatamorgana, dimana seseorang yang tidak begitu akrab bisa menjadi seseorang yang bisa memahami kesukaanku dibanding orang terdekatku sendiri

Perbedaan lain yang dapat dirasakan adalah saya lebih menghargai sosial, budaya, serta seni. Ada banyak hal yang muncul dibalik K-Pop. Misalnya, pada artisnya itu sendiri. Mereka bisa berada dalam berbagai jenis konten yang sebelumnya tidak pernah kulihat. Ada yang dinamakan reality show, variety show, atau vlog yang mereka upload pada youtube mereka. Mengherankan bagaimana saya dapat menikmati konten seorang artis dan tidak bosan karenanya. Dikemudian hari, saya menyadari bahwa dari hal-hal yang dilakukan artis K-Pop pada berbagai acara televisi, saya jadi jatuh cinta akan hal lain, yaitu sosial, seni, dan budaya yang ada di Korea. K-Pop ikut memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Korea dengan kualitas yang baik sehingga tidak bosan saat menontonnya. Dengan K-Pop dan Korean Wave setelahnya, saya merasakan banyak pelajaran yang dapat diambil.

Selain itu, para penggemar K-Pop juga memiliki kebebasan mengekspresikan diri dan berkarya hanya semata-mata karena idolanya. Misalnya ada fanfiction, alternative universe, membuat sebuah benda buatan sendiri yang berkaitan dengan idolanya, dan lain-lain. Umumnya, para penikmat K-Pop akan saling menghargai karya atau bentuk ekspresi diri dari kawannya. Rasa kekeluargaan dan saling menghargai menguasai sesama fans membuat mereka saling menguatkan satu sama lain.

Dilain hal, juga sesederhana saling membantu mengajarkan bahasa Korea sesama anggota penikmat K-Pop. Hal ini merupakan hal positif walau hanya dilandasi keinginan agar bisa mengerti pembicaraan idola saat mereka disebuah acara tertentu. Hal-hal positif yang muncul dari dunia sesama penikmat K-Pop membuat saya merasa aman dan nyaman untuk berselancar lebih lama didalamnya. Saya yakin beberapa penikmat K-Pop beranggapan yang sama.

Saat ini, penggemar musik K-Pop banyak dianggap sebagai fanatik dan terobsesi pada idolanya sendiri. Menurut saya, hal tersebut merupakan asumsi yang tidak berdasar. Menurut pengalaman saya sendiri, kita lebih baik mencoba sesuatu sedikit lebih dalam agar bisa memahaminya. K-Pop punya warna yang menarik, bahkan setelah saya menjadi penikmat K-Pop dalam waktu yang cukup lama. Siapa, sih, yang akan membuang K-Pop dari dirinya jika hanya K-Pop yang membuatnya nyaman dan berani menjadi dirinya sendiri?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak