Siapa, sih, yang tidak tahu bahwa konflik perbedaan gender di dalam sebuah kepemimpinan masih saja memanas? Hal ini akan mempengaruhi kondisi kepemimpinan perempuan di Indonesia. Sebelumnya perlu diketahui bahwa kesetaraan gender merupakan keyakinan bahwa setiap orang harus diperlakukan sama dan tanpa diskriminasi berdasarkan identitas gender (United Nations, 1948).
Seiring berjalannya waktu, masalah kesetaraan gender secara bertahap masuk ke dunia politik dan pekerjaan. Seperti yang akan dibahas mengenai kepemimpinan perempuan di Indonesia, yaitu Ibu Susi Pudjiastuti sebagai seorang Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia dari Kabinet Kerja 2014-2019 pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Susi Pudjiastuti sebagai seorang pemimpin dikenal memiliki sifat tegas, berani dan menghasilkan beberapa kebijakan yang out of the box. Contohnya, pada salah satu kebijakan penenggelaman kapal nelayan ilegal yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
BACA JUGA: Update Korban Gempa Cianjur Versi Pemkab: 635 Orang Meninggal Dunia
Kinerja Susi Pudjiastuti dalam memimpin organisasinya dapat dikatakan baik. Beliau pun mendapatkan beberapa penghargaan atas kinerjanya. Penghargaan tersebut diantaranya menjadi Leaders for a Living Planet Awards yang diberikan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) Internasional pada tahun 2016 atas perannya sebagai individu yang memberikan kontribusi dan tindak nyata atas perkembangan konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan.
Kemudian, Susi Pudjiastuti juga meraih penghargaan sebagai 100 Pemikir Terbaik Dunia versi majalah Foreign Policy. Penghargaan tersebut diraih atas inovasi Susi Pudjiastuti dalam mengatasi permasalahan pencurian ikan yang marak terjadi terutama di perairan laut Indonesia. Penghargaan lainnya, Susi Pudjiastuti menerima penghargaan Peter Benchley Ocean Awards atas visi dan kebijakan pembangunan ekonomi serta konservasi laut di Indonesia.
Kinerja yang dihasilkan oleh Susi Pudjiastuti tidak terlepas dari bagaimana beliau menerapkan gaya kepemimpinannya dalam memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada masa kepemimpinannya, Susi Pudjiastuti cenderung menjadi penggerak serta memiliki maskulinitas. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Susi Pudjiastuti ini tercermin dalam cara Susi Pudjiastuti dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Contohnya kebijakan penenggelaman kapal akibat illegal fishing.
Kebijakan tersebut menjadi suatu kebijakan baru dalam mengatasi permasalahan illegal fishing tersebut. Beliau mencoba cara berbeda dan baru dari tahun-tahun sebelumnya demi mencapai keefektifan pemberantasan illegal fishing di lautan Indonesia.
Lika-liku Kepemimpinan Susi Pudjiastuti
Kepemimpinan di Indonesia masih identik dengan sosok pria sebagai seorang pemimpin. Akan tetapi, perbedaan gender dan usia tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang dalam memimpin sebuah organisasi, tetapi dilihat dari bagaimana cara seseorang tersebut dalam memimpin organisasinya.
Seiring berkembangnya zaman dan maraknya penyuaraan terkait kesetaraan gender, wanita sebagai seorang pemimpin memiliki kesempatan lebar dalam memimpin sebuah organisasi. Hal ini dapat kita lihat pada kepemimpinan Susi Pudjiastuti sebagai pemimpin wanita di Indonesia, yang mana kepemimpinan yang dilakukan oleh Susi Pudjiastuti menjadi bukti bahwa integritas dan kehormatan seorang wanita setara dengan pemimpin pria.
Selama masa jabatannya sebagai seorang Menteri Perikanan dan Kelautan, ia dikenal dengan seseorang yang tegas dan berani melakukan tindakan untuk menjaga perairan dari segala bentuk kejahatan dan pencemaran laut Indonesia.
Salah satu tindakan tegas beliau sebagai seorang menteri, dapat dilihat melalui program penenggelaman kapal asing untuk memberantas tindakan illegal fishing di perairan Indonesia. Gaya kepemimpinan yang dijalankannya selama menjabat cenderung ke arah kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mengarahkan pada suatu tindakan untuk mencapai sebuah sasaran tujuan yang sebelumnya belum pernah dicapai. Hal ini sesuai dengan kebijakan-kebijakan yangdiimplementasikannya selama menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan belum pernah dicapai oleh menteri terdahulu.
Efektivitas pelaksanaan kebijakan yang diimplementasikan dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang mematuhi aturan dalam kebijakan tersebut sehingga mencapai keberhasilan dalam menciptakan perubahan yang diterapkan melalui kepemimpinan transformasional.
BACA JUGA: Kabar 100 Pulau di Maluku Utara Dilelang di Sotheby, Rizal Ramli dan Susi Pudjiastuti Kompak: Kok Bisa?
Kepemimpinan Susi Pudjiastuti menjadi bukti bahwa wanita memiliki kemampuan kepemimpinan yang setara dengan pria. Keberhasilannya menjadi seorang pemimpin menjadi kisah inspiratif bagi banyak wanita. Penghargaan sebagai sosok wanita inspiratif versi BBC di tingkat internasional telah dinobatkan kepadanya di media massa Inggris dalam acara “The BBC 100 Women” dengan hasil karya dan pekerjaan sebagai indikator keberhasilannya.
Puji Astuti menjadi sosok yang dikenal sebagai pemimpin wanita yang tegas, maskulin, dan berani. Kepemimpinan transformasional yang dijalankannya dalam mengimplementasikan setiap kebijakan yang diambil membuktikan bahwa seorang pemimpin wanita juga dapat menjalankan keberhasilan sebuah organisasi.
Kaitan Kepemimpinan dan Gender
Pro dan kontra yang timbul dari masyarakat mengenai permasalahan gender kepemimpinan menjadi isu yang terus terjadi di Indonesia. Beberapa orang masih cenderung belum bisa menerima dengan adanya peran perempuan sebagai seorang pemimpin di dalam suatu organisasi khususnya instansi publik. Padahal, pada realitanya perempuan memiliki kinerja baik sebagai aset sosial pembangunan bangsa.
Hal tersebut terbukti pada kinerja kepemimpinan yang dihasilkan oleh Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada tahun 2014-2019. Susi Pudjiastuti sebagai seorang pemimpin dikenal memiliki sifat tegas, berani dan menghasilkan beberapa kebijakan yang out of the box.
Jumlah perempuan yang menempati posisi penting dalam organisasi atau pemerintahan dapat dikatakan masih sedikit. Publik secara umum cenderung mengutamakan dan memilih laki-laki untuk menjadi pemimpin. Fenomena ini disebut juga sebagai glass ceiling.
BACA JUGA: Hak-Hak Letkol Tituler Ini Bakal Diterima Deddy Corbuzier, Gajinya Diprotes Susi Pudjiastuti
Kasus yang telah dipaparkan mengenai kinerja dari Susi Pudjiastuti telah membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin yang tegas, kuat serta menghasilkan kinerja yang berdampak signifikan pada keberlangsungan hidup orang banyak.
Teori feminisme advantage menyatakan bahwa perempuan memiliki kecenderungan untuk memiliki nilai dan keterampilan yang diperlukan dalam efektivitas organisasi modern.
Hasil kerja nyata dari Susi Pudjiastuti ini telah mematahkan teori orang-orang di luar sana yang menganggap bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin yang berhasil. Pembuktian ini dibuktikan oleh Susi Pudjiastuti melalui berbagai penghargaan yang beliau dapatkan.
Video yang Mungkin Anda Suka.