Antara Obat dan Kerinduan, Itulah Yoursay di Hidupku

Hikmawan Firdaus | Oktavia Ningrum
Antara Obat dan Kerinduan, Itulah Yoursay di Hidupku
Ilustrasi menulis di Yoursay (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Seperti BJ Habibie yang menjadikan tulisannya sebagai terapi atas kehilangannya pada Ibu Ainun. Saya menjadikan tulisan sebagai cara kembali menemukan diri ketika saya merasa kehilangan diri saya. 

Menyebalkan adalah kata yang paling cocok disematkan untuk menggambarkan diri saya saat itu. Keraguan mendominasi hingga kerap melewatkan banyak kesempatan. Belum lagi, cara pandang yang buruk terhadap diri sendiri membuat saya tanpa sadar memperlakukan orang lain dengan kasar. 

Ada perbedaan antara rendah hati dan rendah diri. Saya merasa tidak cukup baik ketika bersama dengan orang lain. Sulit untuk menyadari bahwa saya cukup berharga. Perasaan hampa, yang membuat warna hidup kian hari kian monokrom. 

Curhatan orang di sekitar saya membuat saya merasa semakin kesepian. Betapa teman-teman saya juga punya ragam masalah yang harus mereka hadapi. Hal itu membuat saya tak lagi mau berbagi keluh karena takut semakin membebani mereka. 

Sampai saya menemukan Yoursay, seperti namanya yang mungkin berarti "katamu" atau "suaramu". Saya mengharapkan tulisan yang merupakan suara atau bahkan jeritan hati saya bisa didengarkan oleh seseorang. Secara utuh dan murni, bukan terkekang oleh banyaknya kaidah kaku yang membuat tulisan itu kehilangan jiwanya. 

Beberapa kali saya menulis di platform bebas dan blog pribadi, rasanya berbeda. Tidak ada yang membenahi atas cacatnya naskah saya. Namun Yoursay berbeda, naskah saya diterima oleh editor dengan penuh kebaikan. Padahal, siapalah saya yang hanya seorang remaja menginjak dewasa dan tak punya pencapaian apapun. Beberapa kali tulisan saya masuk ke kotak revisi, bahkan ada juga yang terkena 'reject'. 

Sempat ada ketakutan bahwa setelah penolakan, tulisan saya mungkin akan sulit diterima lagi. Namun ternyata Yoursay benar-benar melihat tulisan itu sendiri. Tak peduli beberapa kali mengalami revisi atau penolakan, Yoursay memberikan kesempatan yang sama untuk tulisan yang lain. 

Dari sanalah saya menyadari bahwa seperti halnya tulisan saya yang tidak sempurna. Saya juga berhak memberikan kesempatan untuk diri saya berbenah. Bahwa kritikan dan penolakan mungkin akan sering saya temui. 

Semakin dewasa, tanpa sadar saya telah menarik batas dan standar yang membuat diri tercekik. Rasanya seolah saya lupa cara bernapas padahal saya punya hidung yang sehat untuk menghirup oksigen yang berhamburan di udara. 

Saya merindukan masa dimana saya berlari ketakutan karena dikejar anjing tetangga lalu tertawa bersama teman-teman setelah itu. Yoursay membawakan kembali diri saya di masa itu. Bahwa tak apa membebaskan diri, bercerita, dan berbahagia. Akan selalu ada tempat yang mau menerima. Kalaupun tidak, kita bisa membuat rumah itu sendiri. Meski sederhana, meski kecil, mari kita hiasi dengan kegembiraan.

Dear Yoursay, terima kasih karena sudah hadir dan memberikan kesempatan untuk menggenggam diri saya yang hampir hilang. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak