Realisme Perselingkuhan yang Mengguncang Moral dalam Film Ipar Adalah Maut

Hernawan | Athar Farha
Realisme Perselingkuhan yang Mengguncang Moral dalam Film Ipar Adalah Maut
Film Ipar Adalah Maut (Instagram/@iparadalahmautmovie)

Film Ipar Adalah Maut lagi banyak dibahas di berbagai media sosial, saking ceritanya kuat dan terasa realistis. Sungguh suatu fenomena, hanya dalam hitungan hari, film ini mampu tembus jutaan penonton. Ya, patut dibanggakan film terbaru buatan Hanung Bramantyo yang mengguncang layar bioskop sejak 13 Juni 2024. Keren!

Keberhasilan filmnya nggak luput dari totalitas akting para bintang, di antaranya: Deva Mahenra, Michelle Ziudith, dan Davina Karamoy. Diangkat dari kisah nyata yang viral dari TikTok milik akun Elizasifaa, dan telah terbit dalam bentuk novel, "Ipar Adalah Maut" menawarkan lebih dari sekadar skandal asmara. 

Sebelum membahas lebih dalam, se-nggaknya kamu harus tahu dulu cerita filmnya. Kisahnya berpusat pada Aris (Deva Mahenra) dan Nisa (Michelle Ziudith), pasangan suami istri yang harmonis dan sudah punya anak. Suatu ketika kedatangan Rani (Davina Karamoy), adik Nisa, yang perlahan-lahan merusak keutuhan rumah tangga mereka. 

Nah, terlihat simpel banget jalan kisahnya, kan? Yang menarik itu bukan cuma skandal perselingkuhan, tapi juga terkait pendekatan realistis dalam Film Ipar Adalah Maut. Ya, perselingkuhan, meski seringkali menjadi topik yang sensitif dan kontroversial, ditampilkan di sini dengan tampak sangat realistis, yang mana jarang ditemukan dalam film-film sejenis.

Bahkan film ini menampilkan karakter-karakter yang multidimensional dan Abu-abu. Aris (Deva Mahenra) nggak digambarkan sebagai antagonis yang murni jahat, melainkan sebagai manusia biasa dengan kelemahan dan godaannya. Nisa (Michelle Ziudith) sebagai istri yang setia dan penuh kasih sayang, mengalami pergolakan batin yang nyata ketika menghadapi pengkhianatan.

Rani (Davina Karamoy) pun bukan sekadar perebut pasangan, tapi memiliki latar belakang dan motivasi yang menjelaskan tindakannya. Pendekatan ini membantu penonton memahami bahwa perselingkuhan bisa terjadi pada siapa saja dan seringkali lebih rumit dari yang terlihat.

Menariknya lagi, perselingkuhan dalam "Ipar Adalah Maut" ditampilkan sebagai proses yang bertahap dan nggak terjadi secara tiba-tiba. Ini mencerminkan realitas di mana perselingkuhan seringkali berkembang dari interaksi kecil yang awalnya dirasa aman-aman saja. Seiring waktu, interaksi antara Aris dan Rani menjadi lebih intim, dimulai dari ketertarikan kecil yang kemudian tumbuh menjadi hubungan terlarang. Pendekatan bertahap ini menunjukkan bagaimana godaan dapat merusak hubungan yang awalnya harmonis.

Realistisnya lagi, emosi para karakter ditampilkan dengan sangat meyakinkan dan bikin penonton percaya. Nisa yang merasakan kecurigaan, ketidakpastian, dan akhirnya mendapat rasa sakit mendalam, digambarkan dengan sangat tepat. Perasaan kecewa, marah, dan putus asa yang dia alami memberikan gambaran nyata tentang bagaimana perselingkuhan dapat menghancurkan seseorang secara emosional.

"Ipar Adalah Maut" juga menggambarkan dampak sosial dan moral dari perselingkuhan. Film ini menunjukkan bagaimana kepercayaan dan kehormatan dalam sebuah keluarga dapat runtuh oleh sebuah pengkhianatan.

Dan bahkan menyoroti dilema moral yang dihadapi oleh para pelaku perselingkuhan, serta rasa sakit dan kebingungan yang dialami oleh korban. Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana perselingkuhan bukan hanya masalah pribadi, tapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap hubungan sosial dan moralitas.

Maka dari itu, pendekatan realistis dalam "Ipar Adalah Maut" memberikan gambaran yang nyata dan jujur tentang perselingkuhan. Sudahkah kamu nonton filmnya? Buruan ke bioskop mumpung masih tayang. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak