Pendidikan merupakan kunci utama dalam membangun peradaban bangsa Indonesia yang intelektual. Membangun Indonesia maju tak lepas dari meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagaimana, pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam 10 tahun terakhir, kita telah menyaksikan berbagai program kerja pemerintah untuk meningkatkan pendidikan Indonesia agar mampu merealisasikan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Nama saya Lucy Afrilia, dibesarkan di kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, sebuah kota kecil yang memerlukan waktu tempuh perjalanan 4 jam dari ibu kota provinsi yaitu kota Palembang. Saya terlahir bukan dari keluarga berada, ibu saya dulunya seorang guru honorer di SD Negeri 7 Talang Ubi yang mengabdi lebih dari 10 tahun sebelum ia dilantik menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di tahun 2022, sedangkan ayah saya seorang buruh harian yang penghasilannya tak tentu setiap harinya.
Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, saya sadar bahwa menjadi seorang kakak itu adalah “panutan” untuk adiknya. Dalam menempuh pendidikan alhamdulilah sejak SMP saya mendapatkan bantuan beasiswa pemerintah yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP), saya bersyukur karena biaya ini dapat membantu saya dalam memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah seperti buku. Kemudian, beasiswa ini berlanjut hingga SMA, saya menjadi semangat belajar dan memanfaatkan uangnya untuk keperluan yang menunjang pendidikan saya, di samping itu saya aktif mengikuti berbagai lomba kepenulisan ilmiah agar upgrade diri lebih baik.
Tinggal di daerah kecil tidak menghalangi saya untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya. Sejak SMA saya sudah memiliki ketertarikan dengan inovasi dan hal-hal yang berbau kepedulian terhadap lingkungan. Saya memiliki ide untuk membuat sebuah inovasi produk berupa deterjen ramah lingkungan yang bahan utamanya daun kelor, kulit buah pepaya dan belimbing wuluh. Sehingga saya lebih mengerti tentang isu-isu permasalahan lingkungan.
Saya aktif terlibat ekstrakurikuler KIR dan meraih berbagai penghargaan di tingkat provinsi, nasional maupun internasional di bidang inovasi lingkungan. Saya pernah mengikuti kompetisi Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang diselenggarakan KEMENDIKBUD RISTEK alhamdulilah meraih medali emas dan Trust for Sustainable Living (TSL) yang diselenggarakan University of Oxford dengan meraih Honourable Mention.
Mendapat banyak pengalaman mengenai isu lingkungan dan menemukan berbagai solusi terhadap masalah salah satunya bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan. Saya sangat senang program beasiswa KIP yang diberikan di masa pemerintah pak Jokowi sangat membantu saya dikarenakan dananya saya pakai untuk membeli buku, mengikuti lomba agar dapat memperdalam pengetahuan, sehingga saya bisa menyumbangkan prestasi ke sekolah.
Menjadi Generasi Muda yang Berjuang untuk Mendapatkan Pendidikan ke Jenjang yang Lebih Tinggi dengan Beasiswa
Setelah lulus SMA, saya ingin sekali mendaftar kampus perguruan tinggi favorit di Indonesia. Saat itu SMA saya belum memiliki alumni di kampus yang saya mau, lebih tepatnya kampus top 3. Perjuangan saya di tahun 2022, cukup menguras air mata ya, karena waktu itu saya menaruh harapan besar untuk keterima jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) karena telah mengumpulkan berbagai sertifikat, namun nyatanya saya gagal.
Saya mendaftar semua jalur masuk PTN, hingga saya gagal sebanyak 7 kali, dan pada akhirnya saya bersyukur keterima di Universitas Indonesia melalui Jalur Prestasi/Olimpiade yakni jalur baru di UI dengan syarat memiliki prestasi minimal juara 3 nasional. Saat itu saya masuk ke prodi Ilmu Administrasi Negara.
Awal masuk kuliah saya merasa khawatir dengan biaya kuliah yang mahal. Akan tetapi, saya berjuang keras untuk mendaftar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbud Ristek. Awalnya, saya tidak mendaftar KIP K, dikarenakan saya merasa alhamdulillah ibu saya sudah diangkat menjadi guru PPPK meskipun penghasilannya mungkin tidak begitu besar sekali. Tapi, saya senang ini juga menjadi rezeki dari Allah buat membantu saya kuliah.
Selain itu, saya dari kelas 12 SMA sudah memiliki impian untuk menjadi awardee BPI waktu saya kuliah dengan bekal sertifikat yang saya kumpulkan hingga akhirnya mendaftarkan diri pada BPI, di mana beasiswa ini diperuntukkan untuk anak yang berprestasi sehingga anak PNS, dan apapun profesi orang tuanya ia boleh mendaftar karena yang dilihat adalah prestasinya. Hingga pada akhirnya saya lolos menjadi awardee setelah seleksi administrasi dan wawancara, saya bersyukur sekali cakupan beasiswa BPI ini menurutku cukup besar dan akan sangat membantu menunjang perkuliahanku.
Evaluasi Ketidaktepatan Sasaran Penerima KIP K dan Kesadaran untuk yang Mampu Secara Finansial agar Memberikan Beasiswa Kepada yang lebih Membutuhkan.
Saya memiliki kesadaran bahwa beasiswa KIP diperuntukkan untuk yang kondisinya membutuhkan, sehingga saya lebih memilih mendaftar beasiswa BPI. Saya cukup merasa prihatin ketika masih adanya perbincangan di berbagai media massa terkait ketidaktepatan sasaran KIP Kuliah, di mana para penerima dengan gaya hidup yang glamour seakan tidak mencerminkan seseorang yang kesulitan dalam aspek finansial.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah ketika kita sudah merasa finansial mencukupi, ada baiknya jangan menggunakan KIP K atau memberikan kepada orang yang jauh lebih membutuhkannya. Hal ini juga sebagai cara agar pemerintah dapat terus menangani ketidaktepatan sasaran KIP K.
Menurut Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menyampaikan bahwa dalam pengelolaan KIP K masih dinilai belum transparan karena banyak kasus ketidaktepatan sasaran. Mulai dari pendataan keluarga miskin yang belum terintegrasi dapat menyebabkan terjadinya penyelewengan KIP Kuliah kata pemerhati pendidikan Doni Koesoema. Sehingga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meminta setiap pihak perguruan tinggi harus bertanggung jawab dalam menyeleksi atau melakukan penyaringan secara tepat sasaran hingga evaluasi bagi para penerima KIP Kuliah.
Saya sangat senang, dan bersyukur atas beasiswa yang saya dapatkan dari SMP hingga Kuliah saat ini dari program pemerintah, tanpa adanya program ini belum tentu saya dapat merasakan kesempatan mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saya percaya bahwa program beasiswa yang disediakan pemerintah sebagai bentuk kontribusi dalam pemerataan pendidikan di Indonesia.
Sebagai mahasiswa prodi Ilmu Administrasi Negara, di perkuliahan saya belajar terkait kebijakan, bahkan diskusi studi kasus yang ada di Indonesia, seperti halnya saya tertarik dengan isu ketidaktepatan penerima KIP K. Pada dasarnya program beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) membantu mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menyikapi persoalan ketidaktepatan sasaran, saat ini jika kita mengetahui adanya salah sasaran dapat dengan mudah melaporkannya melalui website https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/ dengan mengklik kanan bagian Helpdesk dan tidak perlu ragu untuk menyampaikannya karena kerahasiaan data aman.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya sistem administrasi pusat menyeleksi atas data yang diperoleh, sehingga mulai dari lingkup Kepala Desa (Kades) untuk memperhatikan data bagaimana kondisi warganya apakah layak menerima atau tidak, karena data yang diperoleh kemudian akan disalurkan hingga sampai ke pemerintahan pusat, dan saat itu sistem pemerintahan pusat di lembaga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KEMENDIKBUD RISTEK) agar lebih berhati - hati dalam menyeleksi dan memastikan kebenaran data yang diperoleh untuk menentukan mahasiswa yang membutuhkan dan layak mendapatkan program KIP kuliah.
Harapan untuk Kepemimpinan Indonesia yang Lebih Baik
Harapan kedepannya di masa pemimpin bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, program pemberian beasiswa untuk anak yang kurang mampu dan berprestasi diharapkan dapat dilanjutkan lagi program Beasiswa KIP dan Beasiswa BPI.
Besar harapan saya agar kelak beasiswa ini sebagai langkah awal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga keterampilan berpikir kritis, empati, dan semangat inovasi. Pendidikan sebagai sarana menghasilkan individu yang intelektual, sehingga kelak dapat meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.
Dengan adanya pendidikan yang berkualitas membuka peluang untuk mengatasi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan membentuk masyarakat yang lebih berkeadilan. Tanpa pendidikan yang kuat, bangsa akan kesulitan menghadapi tantangan masa depan, tetapi dengan pendidikan, bangsa memiliki harapan besar untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Sehingga, dengan dukungan kuat pemerintah terhadap pemerataan pendidikan, semoga cita-cita Indonesia emas 2045 dapat terwujud.