Saat ini, di Indonesia, generasi milenial cenderung mengikuti perkembangan zaman. Mereka tak hanya dekat dengan perkembangan teknologi, namun juga senang bergaul dan berbagi pengamalan melalui media sosial.
Sejumlah gaya hidup, seperti wisata, makan di kafe atau restoran mewah, membuat generasi milenial terjebak dalam situasi keuangan yang sulit secara tanpa disadari.
Agar dapat terhindar dari kesulitan finansial, menyisihkan pendapatan harus menjadi bagian dari gaya hidup anak milenial.
Investasi dipandang sangat perlu untuk menjadi bagian gaya hidup kaum milenial, agar mereka tetap bisa bergaya tanpa harus kesulitan finansial. Cara yang paling mudah dan murah untuk dapat melakukan investasi dengan aman adalah menabung reksa dana dengan secara berkala.
Dengan reksa dana, generasi milenial dapat memiliki beberapa portofolio aset tanpa harus mengeluarkan uang terlalu besar. Mereka harus dapat kenal dengan investasi paling muda dan murah, agar dapat memanfaatkan dananya di masa depan.
Generasi ini memiliki perbedaan yang menyolok jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Salah satunya adalah dalam hal mengejar pekerjaan yang dicintai dan semangat berwirausaha.
Selain itu, sehubungan dengan perkembangan zaman, mereka seharusnya lebih dapat mengejar kesuksesan dalam finansial dalam jangka panjang.
Dalam usia produktif sebaiknya mereka dapat memilih produk reksa dana. Sebagai gambaran, saat Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) turun, maka risiko bisa tertutup dengan pendapatan yang diperoleh setiap bulan dan bila IHSG naik, maka reksa dana saham bisa memberikan return yang jauh lebih tinggi ketimbang produk reksa dana di pasar uang, obligasi dan campuran.
Dengan investasi jenis ini, generasi milenial dapat memanfaatkannya di masa depan. Selain reksa dana, investasi juga dapat dilakukan dengan membeli asuransi.
Intinya, generasi milenial disarankan menyiapkan keuangan masa depan dengan sebaik mungkin dan salah satu yang dapat mereka lakukan adalah berinvestasi.
Pengirim : Dadang Dwi Abrianto, mahasiswa S1 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Jember