Sering Kelelahan Meski Sudah Istirahat Cukup Bisa Jadi Gejala Umum Depresi

Tri Apriyani | Tri Apriyani
Sering Kelelahan Meski Sudah Istirahat Cukup Bisa Jadi Gejala Umum Depresi
Ilustrasi depresi

Menderita depresi sangat menyakitkan. Penyakit mental ini sering dihubungkan dengan rasa sakit emosional seperti kesedihan, tangisan, dan perasaan putus asa. Berdasarkan penelitian dari National Institutes of Health menyatakan bahwa depresi juga dapat berdampak pada sakit fisik.

Kelelahan adalah salah satu gejala umum depresi. Kadang-kadang kita semua mengalami tingkat energi yang lebih rendah dan merasa letih di pagi hari, berharap untuk tetap rebahan di tempat tidur dan bersantai alih-alih bekerja.

Sementara kita sering percaya kelelahan berasal dari stres, depresi juga dapat menyebabkan kelelahan. Namun, tidak seperti kelelahan sehari-hari karena aktifitas, kelelahan yang berhubungan dengan depresi juga dapat menyebabkan masalah konsentrasi, perasaan mudah marah, dan apatis.

Seperti dilansir Healthline, Dr. Maurizio Fava, Direktur Program Penelitian Klinis di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston, menunjukkan bahwa orang yang depresi sering mengalami tidur non-restoratif, artinya mereka merasa lamban atau mager bahkan setelah beristirahat semalam penuh.

Namun, karena banyak penyakit fisik, seperti infeksi dan virus, juga dapat menyebabkan kelelahan, mungkin sulit untuk mengetahui apakah kelelahan yang sedang dialami terkait dengan depresi atau tidak.

Satu cara untuk mengatakan: Walaupun kelelahan sehari-hari adalah tanda dari penyakit mental ini, gejala-gejala lain seperti kesedihan, perasaan putus asa, dan anhedonia (kurangnya kesenangan dalam kegiatan sehari-hari) juga dapat hadir ketika Anda mengalami depresi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak