Dalam hidup ini, banyak orang yang merasa malu untuk meminta maaf. Banyak orang merasa gengsi untuk membuat suatu pengakuan kesalahan, termasuk seorang anak. Kenapa orang bisa malu untuk meminta maaf? Sebab, banyak orang tidak dibiasakan meminta maaf sejak kecil dan minim akan orang yang meminta maaf padanya.
Ia terbiasa dengan melakukan kesalahan yang berujung pada hukuman, bukan pengakuan. Padahal, mengakui sesuatu meskipun kesalahan adalah salah satu etika yang harus ditanamkan.
Di masa kecil seseorang, ketika ia melakukan sebuah kesalahan, maka orang tuanya menghukumnya dengan berbagai hal. Misalnya, seorang anak yang merusak tanaman, lalu dihukum oleh orang tuanya untuk membersihkan rumah. Setiap anak tersebut ketahuan melakukan kesalahan, ia sudah paham bahwa ia akan mendapat hukuman.
Sehingga, ketika ia bergaul dengan lebih banyak orang dan ada etika pergaulan atau bersosial yang mengharuskan seseorang yang salah untuk meminta maaf, maka ia akan merasa bahwa hal tersebut sangatlah berat.
Jadi, sebagai orang tua sebaiknya kita berusaha untuk membiasakan anak kita dan memberi pemahaman untuknya agar bisa menjadi seseorang yang mau meminta maaf dan berani mengakui kesalahan.
4 tips ini akan membantu anak agar tidak malu minta maaf pada orang lain.
1. Memberi contoh
Anak adalah peniru yang terbaik. Ketika kita sebagai orang tua mencontohkan hal baik, maka ia akan menirunya. Begitu juga dengan hal buruk, ia akan lebih cepat menghafalnya. Maka dari itu, sebaiknya kita mencontohkan hal-hal yang baik untuk anak kita sehingga mereka juga bisa tumbuh menjadi seorang manusia yang baik hati.
Namun, tidak ada manusia yang sempurna, entah itu anak maupun orang tua. Sebagai orang tua, tentu kita sering pula melakukan kesalahan kepada anak. Ketika kita melakukan kesalahan, kita juga harus meminta maaf kepada anak. Meskipun anak belum mengerti dan memahami, atau bahkan belum bisa berbicara, kita harus tetap terbiasa untuk meminta maaf sehingga anak akan merekam hal baik tersebut.
Tidak sedikit dari mereka yang merasa berat dan tidak terbiasa untuk meminta maaf karena memang orang tuanya tidak pernah mencontohkan. Sehingga mereka akan lebih mudah menyepelekan kesalahan.
2. Tidak membuat anak merasa tersudut
Banyak orang tua yang ketika anaknya melakukan kesalahan, maka akan segera memarahinya, membandingkan dengan anak tetangga, menceritakan kesalahan anak kepada semua orang, bahkan memberikan hukuman berat agar anaknya memahami kesalahan yang telah di lakukan. Padahal, hal tersebut bisa membuat anak merasa tersudut dan hal tersebut tentu akan merusak kepercayaan diri yang ia miliki.
Anak tentu merasa minder bahkan malu ketika ia melakukan kesalahan. Misalnya ketika anak mencorat-coret tembok lalu ketahuan, tentu anak akan merasa malu karena sudah sering diperingatkan untuk tidak corat-coret di tembok, namun ia tetap melakukannya.
Sebagai orang tua, kita tentu harus menjelaskan kepada anak untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf. Namun kita tidak boleh merusak kepercayaan diri yang ia miliki. Kita bisa mengatakan "Adek, adek suka gambar ya? Kalo gambar di buku gambar aja ya, biar tambah bagus. Sekarang, kita minta maaf sama ayah, yuk! Soalnya kita udah kotorin tembok ayah lagi."
3. Menjelaskan bahwa tidak mengapa untuk mengakui kesalahan
Cara menjelaskan kepada anak untuk merasa tidak mengapa mengakui kesalahan dan meminta maaf, adalah dengan memberi pemahaman kepadanya bahwa semua masalah ada solusinya. Namun, biarkan anak memutuskan solusinya sendiri.
Ketika anak menghadapi masalah, jangan sampai kita membiarkan anak dengan frustasinya sendirian. Pasalnya hal tersebut bisa berujung pada dampak yang lebih buruk. Namun, kita juga tidak boleh selalu menyuguhkan solusi, sebab hal itu akan membuat anak selalu mengandalkan orang tua.
Ibaratnya, diawal anak belajar makan, kita akan menyuapinya. Tapi seiring berjalannya waktu, jangan takut untuk membiarkan anak makan sendiri. Sehingga nanti, anak akan tahu dan bisa makan sendiri. Jangan pernah takut untuk membiarkan anak memutuskan solusinya sendiri agar dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jika orang tua selalu memberi solusi untuk setiap kesalahan anak, sampai kapanpun anak tidak akan bisa untuk bertanggung jawab dan tidak belajar apa-apa dari kesalahannya. Anak tersebut akan tumbuh menjadi seorang yang manja. Ketika ia tumbuh dewasa, ia akan terbiasa mencari orang lain ataupun menyalahkan orang lain untuk setiap kesalahannya sendiri.
4. Memberi pelukan
Pelukan adalah bentuk penerimaan maaf dari orang tua yang paling membuat hati anak terasa tenang. Misalnya ketika anak menuangkan sesuatu ke lantai, dia tentu sudah panik. Krtika anak berani untuk meminta maaf, kita harus segera memeluknya.
Sembari memeluk, kita bisa mengatakan "gak papa, adek. Ini bisa dibersihin, kok." Setelahnya, ajari anak bagaimana cara membersihkan noda di lantai. Kemudian, biarkan dia melakukannya sendiri. Kalau besok atau lusa anak tidak sengaja menumpahkan sesuatu ke lantai, dia akan paham bagaimana cara membersihkannya.
Nah itu dia 4 tips ini akan membantu anak agar tidak malu minta maaf pada orang lain. Semoga bermanfaat!