4 Cara Membangun Rumah Tangga Bahagia dan Terhindar dari Berbagai Konflik

Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
4 Cara Membangun Rumah Tangga Bahagia dan Terhindar dari Berbagai Konflik
Ilustrasi rumah tangga bahagia (Pixabay.com/chillla70)

Munculnya berbagai konflik dalam rumah tangga, tidak jarang berawal dari permasalahan ekonomi. Boleh jadi kondisi ekonomi keluarga yang selalu dirasakan kurang, menyebabkan menurunnya semangat dalam hidup berkeluarga. Sebaliknya, mungkin saja secara materi sangat cukup, tetapi melimpahnya harta dan kemewahan, tidak membawa kebahagiaan dalam pernikahan.

Realitas juga menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga. Sering muncul konflik suami istri yang berujung perceraian. Juga muncul anak-anak yang terlantar tanpa arahan, sehingga terperangkap dalam pergaulan bebas. Semua itu menunjukkan tidak adanya kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga.

Berikut empat cara membangun rumah tangga bahagia dan selamat dari berbagai konflik:

1. Meluruskan niat

Niat menikah bukanlah sebatas untuk memuaskan kebutuhan biologis. Namun, menikah merupakan salah satu tanda kebesaran Tuhan, sehingga bernilai sakral dan signifikan. Menikah juga merupakan perintah-Nya yang berarti suatu aktivitas yang bernilai ibadah dan merupakan sunah Rasul-Nya dalam kehidupan.

Karena pernikahan merupakan sunah Rasul-Nya, maka selayaknya proses menuju pernikahan, tata cara pernikahan, bahkan kehidupan pasca pernikahan, harus mencontoh Rasul.

2. Sikap saling terbuka

Secara fisik, suami istri telah dihalalkan oleh Tuhan untuk saling terbuka saat berhubungan biologis. Padahal sebelum menikah, hal itu adalah sesuatu yang diharamkan.

Maka pada hakikatnya, keterbukaan itu pun harus diwujudkan dalam interaksi kejiwaan, pemikiran, dan tingkah laku, sehingga masing-masing dapat secara utuh mengenal kepribadian suami istri dan dapat memupuk sikap saling percaya di antara keduanya.

3. Sikap toleran

Dua insan yang berbeda latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan pengalaman hidup, bersatu dalam pernikahan, tentunya akan timbul perbedaan-perbedaan dalam cara berpikir, memandang suatu permasalahan, cara bersikap, juga selera dalam makanan dan pakaian.

Potensi perbedaan tersebut dapat menjadi sumber konflik jika tidak disikapi dengan sikap toleran. Maka dari itu, masing-masing suami istri harus mengenali serta menyadari kelemahan dan kelebihan pasangannya, kemudian berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan memupuk kelebihannya.

4. Komunikasi

Tersumbatnya saluran komunikasi antara suami dan istri atau orangtua dan anak dalam kehidupan rumah tangga, akan menjadi awal kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia. Komunikasi sangat penting. Selain bisa meningkatkan jalinan cinta kasih, juga menghindari terjadinya kesalahpahaman.

Inilah empat cara membangun rumah tangga yang dilingkupi kebahagiaan dan terhindar dari berbagai konflik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak