5 Sifat Melankolis Ini Sering Menganggu Hubungan, Kerap Tidak Disadari!

Ayu Nabila | sari rachmah
5 Sifat Melankolis Ini Sering Menganggu Hubungan, Kerap Tidak Disadari!
Ilustrasi melankolis (pexels.com/Cottonbro)

Manusia terlahir secara genetika dengan pembawaannya sendiri berupa ciri fisik dan karakteristik. Jika ciri fisik diturunkan dari orangtua, maka karakteristik juga sesungguhnya diwariskan secara genetik. Sehingga, tiap-tiap manusia diberi keunggulan dan kekurangan secara karakter bawaan yang diturunkan secara genetik. 

Disinilah sesungguhnya peran penting orangtua, mengembangkan keunggulan karakter anaknya sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Serta meluruskan karakter bawaan yang kurang baik. Sehingga, anaknya kelak tumbuh menjadi generasi terbaik dengan segala keunggulan yang dimiliki dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, keluarga, bangsa dan negara. 

Sebagaimana seseorang yang terlahir dengan karakter melankolis yang cenderung berjiwa seni memiliki banyak kelebihan seperti teliti, empati tinggi, pemikir, cenderung cerdas, setia, perfeksionis, dan lain sebagainya.Di satu sisi, si melankolis ini memiliki kekurangan yang dapat membuatnya kesulitan bergaul atau terisolasi dari lingkungan pergaulan. Atau ketika ia memiliki pasangan, maka akan menjalin hubungan yang tak menyenangkan. 

Beberapa hal dibawah ini biasanya akan merusak hubungan si melankolis dengan pasangannya atau lingkungan pertemanan. 

1. Sifat perfeksionis memang bagus sekaligus bisa merusak hubungan

perfeksionis memang bagus, tapi harus bisa menerima kekurangan orang lain (pexels.com/Timur Weber)
perfeksionis memang bagus, tapi harus bisa menerima kekurangan orang lain (pexels.com/Timur Weber)

Jika kamu seorang manager perusahaan, pemimpin di kelompokmu, seorang mahasiswa dan segala hal yang berhubungan dengan profesionalitas memang bagus dan baik memiliki sikap perfeksionis. Sebab ini menunjukkan kamu bekerja dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sehingga dapat meminimalisir kesalahan. 

Namun, dalam menjalin hubungan dengan pasangan atau lingkungan pertemanan atau masyarakat sifat perfeksionis dapat merusak hubungan. Sebab, orang-orang sekitarmu belum tentu memiliki pembawaan yang perfeksionis. Sehingga, sedikit kesalahan atau ketidaksempurnaan kecil dari pasanganmu, temanmu, sahabatmu, tetanggamu dan orang sekitarmu akan menjadi masalah besar yang membuatmu jengkel dan meledak-ledak. 

Sebuah hubungan akan terjalin harmonis jika kamu bisa menerima kekurangan orang-orang sekitarmu. Sebab, kamu pun tetap individu yang memiliki kekurangan. Sehingga, ada baiknya kamu bersikap lebih fleksibel. Kamu si melankolis harus tahu waktu, tempat dan kapan kamu bisa bersikap perfeksionis. 

2. Susah percaya orang  membuat si melankolis kesulitan menjalin hubungan

hubungan yang harmonis harus didasarkan saling percaya (pexels.com/Cottonbro)
hubungan yang harmonis harus didasarkan saling percaya (pexels.com/Cottonbro)

Hubungan yang sehat tentu harus berlandaskan saling percaya. Akan sulit sebuah hubungan terjalin harmonis apabila salah satu pihak merasa sulit mempercayai pasangan dan karenanya selalu merasa curiga. 

Pun, hubungan pertemanan yang harmonis juga membutuhkan rasa saling percaya sehingga tak berujung pada perasaan saling curiga. Perasaan curiga tak hanya membuat orang sekitar merasa tak nyaman, tapi juga mempengaruhi caramu bereaksi atau bersikap terhadap lingkungan.

3. Tidak percaya diri bisa mempengaruhi baik buruknya hubungan

ilustrasi rasa percaya diri (pexels.com/Andres Ayrton)
ilustrasi rasa percaya diri (pexels.com/Andres Ayrton)

Rasa percaya diri diketahui banyak orang sebagai salah satu support system dalam pencapaianmu. Namun, siapa sangka rasa tak percaya diri juga mempengaruhi hubungan sosial seorang melankolis. 

Dibalik orang melankolis yang peka terhadap perasaan orang lain, punya empati yang tinggi, ia cenderung tidak percaya diri. Karena itulah ia akan cenderung merasa malu ketika dihadapkan pada suatu situasi sosial sehingga terkesan sombong atau kurang pergaulan. Jangan heran jika seorang melankolis tidak memiliki banyak teman sebagaimana orang dengan tipe kepribadian sanguin. 

4. Kadang orang melankolis berpikiran terlalu serius sehingga sulit bercanda

terlalu serius menanggapi candaan sering membuat orang melankolis sakit hati (pexels.com/Keira Burton)
terlalu serius menanggapi candaan sering membuat orang melankolis sakit hati (pexels.com/Keira Burton)

Sosok melankolis yang terkenal pemikir memang tak dapat dipungkiri cenderung terlalu memikirkan segala hal hingga hanyut dalam pikirannya sendiri. Tak jarang ia duduk menyendiri dan berbicara dalam hatinya sendiri , memikirkan segalanya sendiri.

Karena terlalu pemikir, tak jarang tipe ini menjadi sosok yang sangat serius dalam banyak hal. Terlalu serius menanggapi candaan orang lain sering membuat sosok melankolis tersinggung. Terlalu serius menghadapi bahasa-bahasa humor atau guyonan orang lain juga sering membuatnya berpikir negatif. 

5. Overthinking membuat melankolis sulit memulai pergaulan

ilustrasi overthinking (pexels.com/Andrew Neel)
ilustrasi overthinking (pexels.com/Andrew Neel)

Yup, overthinking saat ingin memulai pertemanan bagi seorang melankolis akan sangat mengganggu. Saat ingin memulai suatu pertemanan, seorang melankolis akan memikirkan di dalam benaknya, “Bagaimana cara memulai pembicaraan?” “Apakah saya bisa berteman dengannya?” dan serentet pertanyaan lainnya. Tidak jarang serentet pertanyaan dalam benaknya ini membuat seorang melankolis tidak jadi menyapa orang sekitarnya selain menunggu orang tersebut bertanya terlebih dahulu. 

Jangan heran jika lingkup pertemanan seorang melankolis dapat dihitung dengan jari. Sebab, orang-orang disekitarnya merasa sungkan berteman dengannya karena dianggap sombong.

Manusia adalah makhluk sosial dan karenanya butuh orang lain sebagai tempat bergaul, menjalin pertemanan, membentuk komunitas, untuk saling tolong menolong dan sebagainya.

Oleh karena itu, jika kamu merasa dirimu seorang melankolis dan merasa selalu kesulitan menjalin hubungan pertemanan, bertetangga, hubungan asmara antar lawan jenis, dan jenis hubungan lainnya barangkali ada baiknya kamu intropeksi diri.

Jika memang ada sesuatu yang salah dengan sikapmu, cara pandangmu yang sering membuat orang sekitarmu tersakiti dan tak nyaman, yuk berubah. Sebab manusia adalah makhluk sosial dan akan selalu membutuhkan orang lain. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak