FWB alias Friends with Benefits mungkin terdengar familiar bagi kamu yang tinggal di perkotaan atau kamu yang aktif di media sosial terutama Twitter. Topik FWB juga sering dibahas mendalam di beberapa konten YouTube yang segmentasinya anak muda gaul.
Biasanya, FWB menjadi pilihan bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk menjalin hubungan jangka panjang dan tidak ingin melibatkan perasaan. Lalu, apa sebenarnya FWB alias friends with benefits itu?
FWB dapat dideskripsikan sebagai hubungan antara dua pihak yang tidak melibatkan perasaan dan ikatan emosional, atau tidak berniat memiliki komitmen seperti pasangan kekasih pada umumnya.
Dari namanya saja sudah "Friends" yang berarti hubungan ini tampak seperti pertemanan, namun melibatkan hubungan seksual di dalamnya. Hubungan seksual itulah yang dianggap sebagai "Benefits" dalam pertemanan itu sendiri.
Meski bertentangan dengan norma agama dan norma sosial yang berlaku, namun FWB ini tetap dilakukan oleh banyak dari mereka yang tidak tertarik untuk melakukan hubungan jangka panjang yang serius, karena katanya FWB ini bisa sama-sama menguntungkan. Tentunya, ada rules tertentu dalam FWB ini, seperti tidak boleh ada status hubungan dan tidak boleh ada rasa cemburu atau hal emosional lainnya.
Fenomena FWB paling sering terjadi pada golongan dewasa muda (usia sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi). Di mana pada usia tersebut, mereka masih aktif mengeksplorasi seksualitasnya.
Alasan seseorang memilih melakukan FWB
Tentunya, FWB adalah pilihan yang harus dipertanggungjawabkan. Ketika seseorang memilih untuk melakukan FWB, maka ia harus siap dengan segala konsekuensinya.
Mereka yang memilih FWB ingin merasakan hubungan fisik layaknya kekasih, namun tidak ingin adanya rasa dan komitmen dalam hubungan tersebut.
Tetapi jangan salah, FWB berbeda dengan one night stand alias cinta satu malam. Saat melakukan FWB, seseorang harus mengenali partner atau temannya dengan baik layaknya sahabat yang sudah kenal sejak lama.
Risiko menjalani Friends With Benefit
Setidaknya ada 4 risiko yang mungkin akan terjadi ketika seseorang memutuskan untuk menjalani hubungan ini. Simak ulasan berikut ini.
1. Hubungan yang bersifat sementara
Hubungan tanpa komitmen ini sering kali tidak bertahan lama. Hanya dalam waktu singkat, hubungan bisa berakhir, bahkan bisa beberapa minggu atau bulan saja. Banyak riset yang menunjukan bahwa hubungan ini biasanya tidak akan berlangsung selama lebih dari satu tahun, karena mereka bisa pergi setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Jarang dari mereka yang FWB-an berakhir dengan hubungan serius
2. Cinta yang bertepuk sebelah tangan
Meski dilarang untuk memiliki perasaan sayang satu sama lain, tapi tidak menutup kemungkinan, salah satu pihak ada yang baper alias terbawa perasaan seiring berjalannya waktu. Hal ini didasarkan pada kenyamanan dan kepuasan yang didapatkan serta ketergantungan satu sama lain.
Tidak jarang, perasaan cinta yang hadir bertepuk sebelah tangan. Hal ini akan membuat pihak yang mengalaminya menjadi stress. Banyak batasan FWB yang akhirnya gagal dipatuhi karena ekspektasi dan perasaan manusia yang sulit dibendung.
3. Risiko infeksi menular seksual yang berbahaya
Tentu saja, hubungan seksual yang dilakukan sembarangan menimbulkan risiko yang berbahaya. Bisa saja, orang yang melakukan FWB terkena infeksi menular, karena ia tak mengetahui dengan siapa saja sang partner berhubungan sebelumnya.
Orang yang memilih menjalani FWB berisiko tinggi terkena penyakit berbahaya seperti sifilis, gonore, hepatitis B atau HIV. Risiko akan semakin tinggi jika pasangan yang melakukannya tidak memakai pengaman atau berganti-ganti pasangan seksual.
4. FWB dapat mengubah hubungan pertemanan
Seperti yang dilansir dari Healthy Way, Menurut Meagan Drillinger, founder Vaera Journeys, friends with benefits adalah tipe hubungan di mana dua orang yang memiliki koneksi platonik saling menggunakan satu sama lain untuk seks.
Perlu diingat bahwa FWB adalah hubungan yang mengubah teman biasa menjadi partner friends with benefits. Ketika melakukannya, kita akan melihat sisi lain dari orang yang selama ini kita anggap dekat layaknya teman. Dan sebagai gantinya, hubungan pertemanan yang sudah stabil mungkin akan mengalami beberapa perubahan.
Mengutip dari CXO Media, menurut Dr. Ian Kerner, suatu hari kita juga mungkin kehilangan teman ketika hubungan FWB yang dilakukan tidak berjalan mulus atau memiliki konflik. Hal ini bukan tanpa alasan. Perlu dipahami bahwa seks cenderung mengacaukan perasaan. Hal ini karena sebagian fisiologis hormon dilepaskan saat berhubungan seks yang membuat Anda terikat dengan partner FWB. Lebih jauh lagi, mungkin akan terlibat secara emosional. Jadi tetap ya, mau dilarang bagaimana pun, perasaan akan tetap terlibat.
Itulah risiko menjalin Friends With Benefit. Dapat disimpulkan, ternyata tidak ada keuntungan lain yang bisa diharapkan dari hubungan ini. Tidak ada romantisme, tidak ada kencan dan tidak ada komitmen. Di mana letak manis dan indahnya? sepertinya, semuanya terasa hambar karena hubungan ini didasari oleh nafsu semata. Selain itu, FWB ini tidak lazim diterima oleh budaya masyarakat Indonesia dan memiliki banyak risiko untuk dijalani.