Manipulasi bisa terjadi untuk segala jenis hubungan. Mulai dari hubungan asmara, pertemanan atau keluarga. Merangkum dari situs halodoc.com, manipulasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang disebut manipulator yang bertujuan untuk mengendalikan dan mempengaruhi emosi orang lain agar mendapatkan apa yang diinginkan.
Tentu saja tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan. Dalam waktu yang lama tindakan manipulasi bisa merusak mental korbannya karena merasa tertekan oleh pelaku manipulasi tersebut. Lalu apa sajakah bentuk tindakan manipulasi yang sering terjadi?
Ada beberapa contoh bentuk tindakan manipulasi yang sering dijumpai. Merangkum dari laman halodoc.com, berikut lima contoh bentuk tindakan manipulasi.
1. Guilt tripping
Guilt tripping berarti perasaan bersalah. Tindakan guilt tripping dilakukan oleh seseorang untuk menjerat korbannya dengan memanfaatkan rasa bersalah terhadap korbannya. Selain itu pelaku yang menggunakan modus guilt tripping juga kerap mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan kepada korbannya agar korban tersebut mau menuruti keinginan pelaku.
2. Berbohong
Melakukan tindakan kebohongan juga kerap dilakukan oleh pelaku tindakan manipulasi agar korbannya dapat dikendalikan dan untuk menutupi semua kesalahan atau konsekuensi yang seharusnya diterima oleh pelaku manipulasi. Sebagai contoh, seorang anak yang berbohong kepada ibunya yang melarang untuk menjauhkan pergaulan buruk dari teman-teman yang dianggap sebagai toxic dalam kehidupan anaknya. Namun anak tersebut kerap berbohong agar tetap bisa bermain dengan teman-temannya tersebut dengan alasan lainnya agar tetap bisa keluar rumah.
3. Memberikan sanjungan palsu
Untuk mengendalikan dan mendapatkan sesuatu dari korbannya. Pelaku manipulasi sering memberikan sanjungan palsu yang tidak tulus berharap korbannya. Biasanya membuat korban agar menjadi luluh dan sulit menolak keinginan dari pelaku.
4. Menyalahkan orang lain
Pelaku tindakan manipulasi gemar membuat masalah yang menyudutkan orang lain dan menuding seolah-olah permasalahan timbul karena orang tersebut.
5. Silent treatment
Jika sang pelaku tindakan manipulasi tersebut sudah melakukan cara dengan beradu argumen dengan korbannya namun tetap belum mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Maka selanjutnya pelaku akan melakukan silent treatment. Yaitu mendiamkan korbannya dan memutuskan semua akses komunikasi agar justru korbannya yang berbalik menjadi meminta maaf walaupun ia tidak salah.
Demikian tadi beberapa contoh tindakan manipulasi yang sering terjadi. Contoh tindakan di atas sangat berbahaya hingga bisa membuat mental korbannya terus merasa bersalah dan tertekan karena terus dikendalikan oleh manipulator tersebut.
Jika sudah menunjukkan masalah serius, sebaiknya korban membicarakan hal tersebut kepada ahlinya atau bisa dengan tegas mengambil tindakan agar manipulator bisa berhenti mengendalikan emosi korbannya. Semoga bermanfaat!