4 Dampak Buruk Perilaku Humblebrag, Haus Pujian hingga Redupkan Karier!

Hernawan | Aditya Prayogi
4 Dampak Buruk Perilaku Humblebrag, Haus Pujian hingga Redupkan Karier!
ilustrasi bahagia (pixabay/Jerrykimberlly10)

Perilaku humblebraging atau merendah untuk meroket umumnya disebabkan karena seseorang ingin membanggakan atau memamerkan sesuatu kepada orang lain, tapi penyampaiannya dibungkus sedemikian rupa demi menghindari rasa malu dan bersalah dari perilaku sombong. 

Meskipun terdengar baik dan suka merendah, nyatanya akibat dari perilaku ini akan membuat orang lain merasa jengkel dan tersinggung kepada dirimu. Ada 4 dampak buruk yang ditimbulkan dari perilaku ini. Yuk sama-sama kenali!

1. Haus pujian

ilustrasi berpikir (pexels/Andrea Piacquadio)
ilustrasi berpikir (pexels/Andrea Piacquadio)

Seiring berkembangnya teknologi informasi, budaya humblebragging kini menjadi semakin marak, terlebih dengan adanya media sosial sebagai wadah untuk berekspresi sepuasnya. Seseorang yang terjangkiti perilaku humblebrag ingin menonjolkan eksistensi dan potensi mereka dibalut dengan gaya yang seakan-akan merendahkan diri sendiri atau sekedar berkeluh-kesah. Misal, “Wajahku kok mulus, ya? Padahal ga pernah pake skin care-an, cuma air dan sabun saja.” 

Namun, yang membuatnya cukup berbahaya adalah saat seseorang secara tanpa sadar melakukan hal serupa berulang-kali apabila orang lain cenderung mengabaikannya. Dilansir dari halodoc, alasan pasti seseorang berperilaku humblebragging adalah butuh pengakuan dan perhatian dari orang lain. Nah, ketika orang tersebut justru tidak mendapat respons yang diharapkan, bisa jadi mereka akan terus berusaha untuk mendapat kedua hal tersebut. 

2. Mengenyahkan empati

ilustrasi sombong (pexels/cottonbro)
ilustrasi sombong (pexels/cottonbro)

Tanpa kamu sadari, berperilaku humblebrag di media sosial dapat mematikan rasa empatimu, lho. Bagaimana tidak? Katakanlah, saat kamu seorang seniman ulung yang hendak memposting mahakarya lukisan terbaikmu di hadapan khalayak, lalu menuliskan kalimat seakan-akan ‘merendahkan diri’ agar terhindar terkesan tidak sombong. Namun, orang lain tandas akan merasa tersinggung.

Seseorang yang melakukan humblebragging dengan anggapan bahwa dirinya tidak akan dinilai sombong oleh orang lain. Namun, faktanya hasil penelitian Sezer, Gino, dan Norton (2018) menunjukkan hal berbeda. Kebanyakan orang menilai pamer secara langsung lebih baik dikarenakan menunjukkan ketulusan atau kejujuran, sebaliknya pada humblebragging yang tetap dinilai sombong bahkan lebih negatif dibandingkan pamer secara blak-blakan.

3. Dijauhi orang lain

ilustrasi sedih (pexels/Daniel Reche)
ilustrasi sedih (pexels/Daniel Reche)

Jika kamu telah menerima penghargaan atas pencapaian di kantor, jangan lakukannya dengan tindakan humblebragging. Menurut para peneliti di Harvard dan University of North Carolina Chapel Hill, dan perilaku tersebut dapat membuat orang tidak menyukai dirimu, terutama rekan kerja. Karena pelaku humblebrag ini sebenarnya dapat diketahui tujuannya secara jelas, sekalipun dibalut dengan kesan merendahkan diri sendiri.

Misalnya, saat kamu mencoba berkata kepada rekanmu, “Aku sangat kelelahan karena selalu terpilih untuk memimpin proyek kerja ini sepanjang waktu,” sehingga mereka yang tidak mendapatkan kesempatan tersebut justru akan merasa sakit hati dan tak pelak, membuatmu dibenci orang lain.

4. Meredupkan karir

ilustrasi marah (pexels/Yan Krukov)
ilustrasi marah (pexels/Yan Krukov)

Seorang studi ahli, Ovul Sezer, memberikan contoh strategi yang kurang tepat saat wawancara kerja dengan mengajukan salah satu pertanyaan paling umum kepada pelamar “Apa kelemahan terbesar Anda?”  yang kemudian dibalas oleh pelaku humblebragging seperti berikut, “Saya adalah orang yang terlalu perfeksionis” atau “Saya merasa sulit sekali beristirahat dari meja kerja karena saya adalah seorang pekerja keras.” 

Alhasil, saat kamu menerapkan perilaku humblebragging ini saat wawancara kerja, tentu akan mengecilkan peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan, karena kamu nyatanya hendak 'menonjolkan' secara berlebihan sesuatu atau berperilaku sombong, alih-alih fokus mencari cara agar dapat memperbaiki kelemahan tersebut dan menceritakan prosesnya dengan rendah hati.

Itulah tadi 4 dampak buruk perilaku humblebrag. Tidak mengapa bila dirimu ingin menunjukkan kebanggaan atas pencapaian yang telah diraih. Hanya saja, kamu perlu mempertimbangkan dampak dari melakukan humblebragging dihadapan orang lain. Alangkah baiknya, bila kamu menunjukkan hal secara apa adanya, orang lain tentu paham dengan potensi dirimu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak