5 Hal yang Bikin Kurasi Artikel Terkesan Lama Terbit, Penulis Media Online Wajib Tahu!

Ayu Nabila | 🌸🌸Lily 🌸🌸
5 Hal yang Bikin Kurasi Artikel Terkesan Lama Terbit, Penulis Media Online Wajib Tahu!
ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Jodie Cook)

Kurasi artikel di media online memang terkadang bisa berlangsung cukup lama. Meski ada juga yang cepat dalam hitungan jam bahkan menit, tapi kondisi semacam bisa saja tidak dialami semua penulis. Sayangnya, kurasi yang dianggap lama seringkali menimbulkan pertanyaan besar, terlebih untuk penulis baru. 

Bahkan ada juga yang sampai berasumsi kalau tim editor pilih kasih. Padahal tidak melulu begitu, karena setiap media online memang memiliki aturan dan standarisasinya masing-masing soal kepenulisan di medianya. Alih-alih disebut pilih kasih, hal tersebut justru bagian dari sportivitas dan profesionalitas di dunia redaksi. Nah, Biar gak makin blunder, yuk, simak beberapa hal yang sangat mungkin membuat kurasi artikel terkesan lama.

1. Artikel yang masuk ke meja editor semakin banyak

ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Thought Catalog)
ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Thought Catalog)

Disadari atau tidak, jumlah penulis yang cenderung meningkat akan berpengaruh juga pada antrian artikel yang dikurasi para editor. Bayangkan jika satu penulis rutin mengirim dua artikel per hari atau lebih, berapa jumlah artikel yang harus dikurasi oleh para editor?

Sudah pasti meja editor bakal dipenuhi dengan antrian artikel untuk dikurasi sebelum dinyatakan layak terbit atau tidak. Jadi, wajar kalau proses kurasi terkesan lambat dan lama. Sabar, ya!

2. Ada kemungkinan jumlah editor terbatas

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Anete Lsia)
ilustrasi menulis (Unsplash.com/Anete Lsia)

Meski jumlah penulis meningkat, bukan berarti hal serupa terjadi dengan jumlah editor. Ada kemungkinan editor yang mekurasi artikelmu terbatas atau jika bertambah pun tidak semasif jumlah penulis baru yang datang.

BACA JUGA: Resto Karen's Dinner Jakarta Trending di Twitter, Pelayan Body Shaming Sampai Masukin Tangan ke Minuman Jadi Sorotan

Jadi, rasanya wajar kalau antrian artikel pending makin mengular hingga ada kesan proses kurasi terasa lama. Mekurasi juga bukan hal yang mudah, lho. Editor harus bekerja ekstra untuk menilai kelayakan artikel hingga akhirnya memutuskan bisa terbit atau tidak.

3. Makin banyak artikel menarik dari penulia lain

ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Andrew Neel)
ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Andrew Neel)

Jumlah penulis yang makin banyak juga gak menutup kemungkinan membuat artikel baru dengan ide segar yang orisinil makin bertebaran. Gak heran kalau editor jadi makin tertarik dengan artikel tersebut seolah mulai berpaling dari penulis lama.

Padahal, setiap penulis hanya perlu terus mengirimkan artikel yang sama menariknya, baik dari sisi tema dan sudut pandang, hingga para editor makin happy dengan antrean artikel di meja redaksi mereka. Meski ada kesan kurasi makin lama, tapi fakta tadi juga melahirkan semangat persaingan sehat.

4. Terlalu fokus pada artikel pending

ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Jodie Cook)
ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Jodie Cook)

Sadar atau tidak, proses kurasi yang dianggap lama bisa saja datang dari pemikiran si penulis sendiri. Pasalnya, fokus terlanjur teralihkan pada barisan artikel yang masih terjebak di kolom pending. Padahal, kalau terus menulis, lama-lama juga nanti bakal ada yang terbit, kok.

Alihkan saja penantian artikel yang masih pending pada produktivitas menulis. Anggap kolom pending berisi "tabungan" artikel yang suatu saat bakal terbit tanpa diduga. Biarkan editor bekerja sesuai porsinya dan penulis dengan aktivitas menulis. Meski "penghuni" kolom pending bertambah, tapi setoran artikel yang di-submit wajib jalan terus.

5. Memang gak dilirik editor, duh!

ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Amelia Bartlett)
ilustrasi menulis artikel (Unsplash.com/Amelia Bartlett)

Artikel pending dalam waktu yang lama memang ada kemungkinan gak dilirik editor. Entah terlewat oleh editor atau memang dianggurin karena gak tertarik, artikel pending yang terlalu lama seolah mendapat kepastian penolakan. Penulis boleh mengirim artikel tadi ke platform lain atau jika merasa bukan ditolak dan hanya terlewat, bisa submit ulang, kok.

Meski proses kurasi terkesan lama hingga artikel seolah jadi betah di kolom pending, tapi jangan sampai semangat menulis ikut-ikutan jalan di tempat, ya! Fokus menulis dan percayakan proses kurasi pada para editor. Yuk, semangat nulis lagi

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak