Apa sajakah bentuk-bentuk hadis? Secara etimologis, kata ‘hadis’ mempunyai banyak arti, di antaranya yaitu al-jadid (yang baru) dan al-khabar, yang berarti berita atau kabar. Sedangkan menurut M.M. Azami, arti hadis secara etimologi yaitu “percakapan”: religius atau sekular, historis atau kontemporer, “kisah”, dan “komunikasi.
Sementara itu dalam Al-Qur’an sendiri kata hadis telah digunakan sebanyak 23 kali. Seperti pada Q.S Az-Zumar [39]: 23, Q.S Al-Qalam [68]: 44, Q.S Thaha [20]: 9, Q.S At-Tahrim [66]: 3, dan Q.S Al-An’am [6]: 68.
Dalam contohnya, hadis yang mengisahkan tentang suatu watak sekular atau umum terdapat pada firman Allah dalam QS. Al-An’am [6]: 68, yang artinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, tinggalkanlah mereka sehingga membicarakan hadis (perkataan) yang lain.
Dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan kata “hadis” di dalamnya, disimpulkan bahwa kata “hadis” digunakan dalam arti “komunikasi”, “kisah”, atau “risalah”, religius maupun secular, dari suatu masa lampau maupun masa kini.
Dalam buku berjudul “Ulumul Hadis” yang ditulis oleh Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag. dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag., berikut bentuk-bentuk hadis yang dapat diketahui.
1. Hadis Qauli
Hadis Qauli memiliki arti segala bentuk ucapan ataupun perkataan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dikatakan bahwa Hadis qauli merupakan hadis yang berupa perkataan Nabi SAW. Yang berisi petunjuk Syara’, tuntutan, kisah, dan juga peristiwa, baik yang berkaitan dengan syariat, akidah, dan juga akhlak.
Salah satu contoh dari hadis qauli yaitu hadis tentang kecaman Rasulullah SAW. Terhadap orang-orang yang berusaha memalsukan berbagai hadis yang berasal dari Rasul.
Seperti dalam hadis riwayat Muslim yang artinya, Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda “Barang siapa sengaja berdusta atas diriku, hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat tinggalnya di neraka.”
2. Hadis Fi’li
Sedangkan hadis Fi’li yaitu segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang di dalamnya terdapat berita mengenai perbuatan Nabi Muhammad SAW. yang juga menjadi anutan perilaku para sahabat pada saat itu. Juga menjadi sebuah keharusan bagi setiap umat Islam untuk mengikutinya.
Hadis Taqriri yaitu hadis yang berupa ketetapan Nabi Muhammad SAW. terhadap apa yang dilakukan atau datang dari para sahabatnya.
Nabi SAW. juga mendiamkan atau membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabatnya, tanpa memberikan penegasan apakah dibenarkan atau dipermasalahkan.
Sikap yang demikian itu dijadikan dasar oleh para sahabat sebagai dalil taqriri, yang dapat dijadikan sebagai hujah atau memiliki kekuatan hukum untuk menetapkan suatu kepastian Syara’.
4. Hadis Hammi
Sementara itu Hadis Hammi memiliki arti hadis yang berupa hasrat atau keiginan Nabi SAW. yang belum terealisasikan, seperti hasrat beliau soal berpuasa tanggal 9 ‘Asyura.
Sebagai contohnya yakni pada hadis dari Ibn Abbas yang artinya seperti berikut, Dari Abdullah ibn Abbas, ia berkata, “Ketika Nabi SAW. berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata, ‘Ya Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani’. Rasul SAW. kemudian bersabda, ‘Tahun yang akan datang insya Allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan’.” (HR. Abu Dawud).
Pada hadis tersebut dapat dilihat bahwa Rasulullah belum sempat merealisasikan keinginannya karena beliau telah wafat sebelum datangnya bula ‘Asyura tahun berikutnya.
Meski demikian, menurut para ulama seperti Asy-Syafi’i dan para pengikutnya, menjalankan hadis hammi ini disunahkan sebagaimana menjalankan berbagai sunnah lainnya.
5. Hadis Ahwali
Hadis Ahwali yakni hadis yang berupa hal ikhwal Nabi SAW. yang tidak termasuk dalam kategori keempat bentuk hadis sebelumnya (disebutkan di atas).
Dengan kata lain, hadis yang termasuk dalam kategori ini yakni berbagai hadis yang menyangkut kepribadian, sifat-sifat, dan juga keadaan fisik Nabi Muhammad SAW.
6. Hadis Qudsi
Secara bahasa hadis Qudsi memiliki arti sebagai bersih atau suci. Sedangkan secara bahasa Hadis Qudsi berarti hadis yag suci.
Namun, secara etimologi hadis Qudsi diartikan sebagai segala sesuatu yang diberitakan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW., selain Al-Qur’an, yang redaksinya disusun oleh Nabi SAW.
Hadis Qudsi juga sering disebut sebagai hadis Ilahiyah ataupun Hadis Rabbaniah, karena hadis ini datangnya dari Allah rabb al ‘alamin.
Demikianlah beberapa bentuk hadis beserta pengertiannya yang dapat dipahami. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS