Kekerasan seksual adalah salah satu bentuk kejahatan yang mengintai anak-anak di Indonesia. Contoh kekerasan seksual pada anak yang marak terjadi adalah pelecehan, pemerkosaan dan pornografi.
Pada awal tahun 2023 ini, ada 36 anak yang menjadi korban kekerasan seksual berbasis daring. Pelaku melakukan tindakan asusila secara langsung kepada anak-anak melalui gawai mereka. Ini adalah salah satu kasus kekerasan seksual di Indonesia yang patut menjadi perhatian para orang tua.
Selain itu, dilaporkan juga bahwa banyak remaja perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi korban kekerasan seksual. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan melindungi anak dari kekerasan seksual di era digital ini? Ini 5 cara efektif yang bisa Ayah Bunda lakukan.
1. Evaluasi Pemakaian Internet Anak
Salah satu hal penting yang bisa kita lakukan untuk menjaga anak dari kekerasan seksual lewat daring adalah mengevaluasi pemakaian internet yang aman untuk anak. Kita perlu tahu apa saja yang anak kita lakukan saat online seperti situs web yang mereka kunjungi dan media sosial yang mereka pakai.
Selain itu, kita juga perlu ngobrol dengan anak tentang untung rugi penggunaan internet, serta cara menghadapi masalah yang mungkin muncul seperti cyberbullying, sexting, atau konten pornografi. Terakhir, kita juga perlu update perkembangan teknologi dan tren online yang disukai oleh anak dan remaja.
2. Bangun Komunikasi
Ayah bunda, hal penting lain yang bisa kita lakukan untuk menjaga anak dari kekerasan seksual lewat daring adalah membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik dengan mereka. Kita perlu sering-sering ngobrol dengan anak tentang apa saja yang mereka lakukan saat online.
Tanyakan apa yang mereka senangi, apa yang membuat mereka penasaran, atau apa yang membuat mereka kesal saat online. Dengan begitu, kita bisa tahu apa yang mereka rasakan, serta memberikan nasihat dan arahan.
Selain itu, kita juga bisa luangkan waktu online bareng anak seperti nonton video atau cari info yang berguna dan sesuai dengan minat mereka. Hal ini bisa bikin kita makin dekat dan akrab dengan anak, serta beri contoh positif tentang penggunaan internet yang sehat dan aman. Selanjutnya, kita juga perlu tanyakan hal-hal positif yang didapat anak dari internet seperti ilmu atau hobi baru.
3. Buat Kesepakatan Penggunaan Internet
Cara efektif selanjutnya untuk menjaga anak kita dari kekerasan seksual lewat daring adalah membuat kesepakatan penggunaan internet. Kita perlu buat aturan bersama anak tentang tujuan penggunaan internet, serta beri penjelasan yang jujur dan logis agar anak bisa ngerti. Misalnya, kita bisa tentukan jenis konten yang boleh dan nggak boleh mereka lihat.
Selain itu, kita juga perlu ajarin anak untuk nggak asal berbagi info pribadi di internet, sepereti nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, atau foto-foto diri. Hal ini penting buat menghindari anak jadi target orang-orang yang mau memanfaatkan mereka secara seksual. Anak perlu tahu bahwa info pribadi mereka adalah milik mereka sendiri dan nggak boleh dibagi ke orang-orang yang nggak mereka kenal atau nggak mereka percayai.
4. Berikan Pendidikan Literasi Digital
Cara efektif lain yang bisa kita lakukan untuk menjaga anak kita dari kekerasan seksual lewat daring adalah memberi pendidikan literasi digital. Kita perlu jelasin ke anak apa itu pelecehan seksual dan macam-macamnya di dunia digital seperti cyberbullying, sexting, grooming, atau revenge porn, serta dampak buruknya buat kesehatan fisik dan mental anak.
Selain itu, kita juga perlu ajarin anak untuk hati-hati dalam berkomunikasi online untuk tak asal kasih info pribadi, tak kirim foto atau video yang nggak pantas, tidak ketemuan sama orang asing yang kenal dari internet, dan jangan selalu percaya dengan segala hal yang ditawarkan di internet. Anak perlu sadar bahwa internet itu memiliki potensi bahaya dan tipu daya, dan mereka harus selalu waspada.
Kita juga perlu ajarin anak untuk mengenali tanda-tanda pelecehan seksual di dunia digital seperti dapet pesan atau permintaan yang nggak senonoh, merasa tak nyaman atau takut sama seseorang di internet, merasa ditekan atau dipaksa buat ngelakuin sesuatu yang nggak diinginkan.
Anak perlu tahu bahwa mereka tak sendirian dan mereka bisa minta tolong kalai ngalamin pelecehan seksual lewat daring. Kita juga perlu ajarin anak untuk menghindari atau menangani pelecehan seksual seperti nggak bales atau blokir pelaku, simpan bukti-bukti pelecehan kayak tangkapan layar atau percakapan, melaporkan pelecehan ke orang tua atau guru kalau perlu.
5. Laporkan Kasus Kekerasan Seksual Anak
Ayah bunda, jika mengetahui anak mengalami kekerasan seksual, kita tidak boleh diam dan segera melaporkannya. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melaporkan kekerasan seksual anak.
Pertama, kita bisa menghubungi layanan call center SAPA 129 yang disediakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk melaporkan langsung kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditemui atau dialami.
Kedua, kita bisa mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke nomor 08111129129 yang juga merupakan layanan pengaduan masyarakat Kemen PPPA untuk melindungi perempuan dan anak.
Ketiga, kita bisa mengakses portal pelaporan online yang disediakan oleh ECPAT Indonesia dan Internet Watch Foundation (IWF) di alamat https://report.iwf.org.uk/id untuk melaporkan materi kekerasan seksual anak secara anonim.
Keempat, kita harus menyimpan bukti-bukti seperti tangkapan layar, percakapan, atau video yang dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses hukum.
Kelima, kita perlu juga menghubungi pihak berwenang seperti polisi untuk melanjutkan proses hukum terhadap pelaku. Dengan melaporkan kekerasan seksual anak, kita bisa menyelamatkan anak-anak dan memberikan keadilan bagi mereka.
Demikianlah 5 cara efektif yang bisa ayah bunda lakukan untuk melindungi anak dari kekerasan seksual di era digital. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan bagi kita semua.