Kenali 5 Dampak Negatif Model Pengasuhan Sharenting, Segera Tinggalkan

Hikmawan Firdaus | Wahyu Astungkara
Kenali 5 Dampak Negatif Model Pengasuhan Sharenting, Segera Tinggalkan
Ilustrasi foto bareng orang tua dan anak (Freepik/prostock-studio)

Saat ini, setiap orang termasuk orang tua cenderung menggunakan media sosial sebagai platform membagikan momen-momen berharga bersama anak-anak. Namun, seringkali perilaku ini tidak terkendali dan mengarah pada kecanduan. Fenomena ini dikenal dengan istilah "sharenting", atau praktik orangtua berbagi informasi dan foto secara daring.

Meskipun berniat baik, model pendidikan sharenting ini ternyata memiliki dampak yang merugikan bagi anak-anak dan orangtua itu sendiri. Setidaknya ada lima dampak negatif menurut Journal of Pediatric Nursing,  "Sharenting and Privacy in the Digital Age."

1. Sama dengan Melanggar Privasi 

Saat orangtua membagikan informasi dan foto anak, secara tidak langsung sedang mengungkapkan privasi anak dan kehidupan pribadi tanpa persetujuannya. Dalam jangka panjang, dinilai bisa mengancam keamanan anak-anak di dunia maya.

2. Kesehatan Mental Terganggu

Ketika orangtua tanpa sepengetahuan anak membagikan momen-momen "sensitif" dan cerita-cerita pribadi, hal itu bisa menimbulkan tekanan sosial, perundungan daring, atau justru mempermalukan anak di kalangan teman sebaya. Anak-anak perlu merasa aman dan dilindungi, bukan menjadi bahan perbincangan publik. Jika tidak segera dihentikan menyebabkan anak mentalnya terganggu; merasa rendah diri, tidak percaya diri atau bahkan mudah tersulut emosinya.

3. Jaminan Keamanan Nihil

Dengan membagikan foto-foto atau video anak, tanpa disadari sejatinya orangtua tidak hanya mengungkapkan penampilan fisik, tetapi juga informasi penting seperti nama, tempat tinggal, dan alamat sekolah. Perlu dipahami bahwa perilaku tersebut sama saja dengan memberikan kesempatan bagi kriminal dunia maya dengan leluasa bisa memanfaatkan data tersebut yang mengancam keamanan anak-anak.

4. Kecanduan 

Orangtua sering kali terjebak dalam hiruk-pikuk media sosial, rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunggah foto demi menarik simpati, notifikasi dan perhatian dari orang lain. Hal ini tentu saja menyita waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan berinteraksi secara langsung dengan anak-anak, agar tercipta hubungan yang kuat dan mendalam.

5. Masa Depan Anak Terdampak

Informasi yang dibagikan secara online akan terus ada dan sangat mungkin memengaruhi citra anak di kemudian hari. Anak-anak bisa menemukan jejak digital yang dapat memengaruhi karir, pendidikan, atau hubungan sosialnya. Orangtua hendaknya memikirkan dampak jangka panjang ini sebelum membagikan informasi yang bersifat pribadi.

Melihat dampak mengerikan model pendidikan Sharenting, tampaknya para orangtua perlu mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan online anak-anak mereka. Misalnya dengan menggunakan pengaturan privasi yang tepat, menghapus metadata yang mungkin masih menyimpan informasi pribadi, dan membatasi anak-anak mengakses konten dalah tindakan yang bisa dilakukan mencegah-mengurangi risiko kejahatan dunia maya.

Selain itu, orangtua semestinya menciptakan keseimbangan antara teknologi dan interaksi langsung dengan anak-anak. Waktu yang dihabiskan bersama anak dalam kegiatan di luar ruangan, membaca buku, melakukan permainan, atau mengajak bicara pada anak secara langsung adalah cara yang efektif untuk membangun ikatan yang kuat dan mengurangi ketergantungan pada media sosial. Semoga kita semua terhindar dari perilaku sharenting. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak