Inferiority Complex: Menganggap Diri Sendiri Lebih Rendah dari Orang Lain

Hikmawan Firdaus | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Inferiority Complex: Menganggap Diri Sendiri Lebih Rendah dari Orang Lain
ilustrasi inferiority complex (freepik.com/wayhomestudio)

The American Psychological Association (APA) mendefinisikan inferiority complex sebagai perasaan dasar tidak mampu dan tidak aman, yang berasal dari kekurangan fisik ataupun psikologis.

Orang-orang yang memiliki kecenderungan ini selalu merasa bahwa pencapaian, kemampuan, daya tarik, atau kebahagiaan yang dimilikinya, tidak sebanding dengan apa yang orang lain dapatkan. 

Adanya citra diri yang negatif ini juga memicu rasa pesimis dan takut jika tidak mampu memenuhi ekspektasi diri sendiri. Kondisi ini tentu mempengaruhi motivasi dalam meraih impian.

Melansir dari laman Goodtherapy.org, inferiority complex dibagi menjadi 2 jenis, yakni inferiority complex primer dan inferiority complex sekunder.

Inferiority complex primer terjadi pada masa kanak-kanak yang disebabkan oleh kebiasaan orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain. Hal ini bisa menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak punya harga diri.

Sementara itu, inferiority complex sekunder umumnya terjadi saat memasuki usia dewasa. Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya inferiority complex sekunder, yakni citra tubuh yang buruk, kondisi ekonomi yang sulit, serta lingkungan sosial di sekitar tempat tinggal.

Seseorang yang mengalami inferiority complex menunjukkan tanda dan gejala yang berbeda-beda. Melansir dari laman Psychology Today, berikut sembilan diantaranya.

1. Menarik diri dari rekan kerja, kolega, atau anggota keluarga

2. Menutup diri karena malu, bersalah, malu, atau perasaan kalah di dalam hatinya

3. Merendahkan orang lain sebagai cara untuk mentransfer perasaan terisolasi dan kegagalan mereka.

4. Berulang kali fokus pada pikiran yang menjengkelkan

5. Merasa bertanggung jawab atas kekurangan dan kegagalan orang lain

6. Suka mencari perhatian dan validasi dengan berpura-pura sakit, depresi, atau terus-menerus mengembalikan percakapan kepada mereka

7. Kecenderungan menganalisis pujian dan kritik secara berlebihan

8. Tidak mampu memberikan pujian untuk diri sendiri

9. Mengalami mood swing

Inferiority complex berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan sehari-hari, yakni mengganggu fokus, rasa cemas berlebihan, insomnia, hingga depresi, seperti dikutip dari Instagram @meaningful.me

Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi inferiority complex, yaitu: 

1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

2. Menghargai pencapaian diri sekecil apapun

3. Melatih afirmasi positif

4. Selektif dalam menerima pendapat orang lain tentangmu

5. Mencari lingkungan pertemanan yang supportif

6. Berkonsultasi pada ahlinya jika rasa cemas telah mengganggu pikiran

Itulah tadi pembahasan tentang inferiority complex, semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak