3 Hal yang Membuat Seseorang Sulit Keluar Dari Toxic Relationship

Candra Kartiko | zahir zahir
3 Hal yang Membuat Seseorang Sulit Keluar Dari Toxic Relationship
Ilustrasi Toxic Relationship (unsplash/kelly sikkema)

Pada usia-usai remaja atau memasuki periode usia 20-an tentunya menjadi usia yang cukup lazim seseorang memiliki hubungan dengan lawan jenis yang mengarah ke hubungan dekat atau romantis.

Pada masa-masa ini juga seringkali terjadi dinamika hubungan antara kedua belah pihak tersebut. Tidak jarang pula suka duka ketika menjalin hubungan ini terjadi di masa-masa yang dikenal dengan masa ‘pacaran’ tersebut.

Namun, beberapa orang ketika menjalani hubungan seringkali terjebak di sebuah hubungan yang cukup toksik atau dikenal dengan nama Toxic Relationship.

BACA JUGA: Jangan Takut, Inilah 5 Alasan Seseorang Tidak Boleh Membatasi Diri!

Beberapa orang menyadari dia terjebak dalam pola hubungan toksik tersebut, akan tetapi tidak semua orang mampu keluar dari hubungan toksik yang dia alami.

Berikut 3 hal yang membuat seseorang susah atau sulit keluar dari toxic relationship.

1. Memiliki Rasa Bersalah Berlebihan

Ilustrasi Pertengkaran Pasangan (unsplash/afif ramadhan)
Ilustrasi Pertengkaran Pasangan (unsplash/afif ramadhan)

Salah satu faktor yang membuat seseorang sulit keluar dari hubungan yang toksik adalah memiliki rasa bersalah yang berlebihan. Ketika sedang bertengkar dengan pasangan, umumnya seseorang akan mengalami masa-masa bimbang mengenai hubungannya.

Di masa inilah terkadang muncul rasa bersalah dari diri sendiri mengenai perkataan atau tindakan yang telah dilakukan kepada pasangan.

Hal inilah yang kemudian memunculkan rasa bersalah terhadap diri sendiri atas perkataan atau tindakan yang telah dilakukan kepada pasangannya.

BACA JUGA: 5 Tampilan Fisik yang Ternyata Dianggap Cantik oleh Pria

Hal ini juga seringkali diiringi dengan pasangan yang kerap membalikkan kenyataan atau istilahnya ‘playing victim’ sehingga dirimu semakin merasa bersalah atas apa yang telah kamu lakukan terhadap pasanganmu.

2. Tidak Mau Merasa Sendirian

Ilustrasi Merasa Kesepian (unsplash/christian effurt)
Ilustrasi Merasa Kesepian (unsplash/christian effurt)

Mungkin hal ini merupakan salah satu alasan paling aneh mengapa seseorang susah keluar dari hubungan yang toksik.

BACA JUGA: 6 Persiapkan Picnic Date Bareng Pasangan, Wajib Catat!

Beberapa orang merasa tidak bisa menjalani kehidupan tanpa adanya kabar dari pasangannya. Hal inilah yang terkadang membuat seseorang enggan mengakhiri sebuah hubungan meskipun dia sadar bahwa hubungan tersebut mengarah ke toxic relationship.

Rasa takut ditinggal pasangan membuat seseorang rela bertahan dengan hubungannya meskipun dia sendiri juga tidak memiliki kepuasan batin dengan hubungannya tersebut.

3. Pasangan Kita Mendadak Romantis Setelah Pertengkaran

Siluet Pasangan Kekasih (unsplash/jane dc)
Siluet Pasangan Kekasih (unsplash/jane dc)

Salah satu hal yang mungkin menjadi faktor seseorang sulit keluar dari sebuah hubungan yang toksik. Dalam beberapa kasus, ketika seseorang mengalami pertengakar dengan pasangannya maka pasangan tersebut akan mendadak menjadi lebih romantis terhadap pasangannya.

Belum lagi apabila pasangan kita tersebut pandai merayu dan memberikan janji-janji manis. Hal ini terkadang menjadi penyebab seseorang memaafkan kesalahan pasangannya tersebut dan pada akhirnya enggan mengakhiri sebuah hubungan yang toksik.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa menjadi faktor seseorang sulit atau tidak bisa keluar dari sebuah hubungan yang mengarah ke toxic relationship.

Dalam sebuah hubungan tentunya seseorang berharap akan menjalani hubungan yang cukup baik dan cenderung romantis.  Namun, tentunya hubungan yang toksik merupakan sesuatu hal yang kadang tidak bisa kita prediksi.

Bahkan, setelah kita tahu bahwa hubungan kita sudah mengarah ke hubungan toksik malah membuat kita semakin enggan untuk mengakhiri hubungan yang sudah tidak sehat tersebut.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak