Pilkada Jakarta putaran pertama berlangsung pada hari Rabu (15/2/2017). Saya mau bercerita tentang pengalaman berjumpa dengan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sekitar rumahnya, Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara.
Ketika itu, dia berjalan kaki dari rumahnya untuk memberikan hak pilih di tempat pemungutan suara.
Banyak sekali wartawan di sana. Sebagian dari mereka datang ke lokasi tersebut sejak jam 06.30 WIB.
Ahok baru muncul sekitar jam 09.15 WIB. Saya pun langsung memfilmkan peristiwa tersebut. Mulai dari dia datang sampai masuk ke bilik suara.
Saya pikir polisi tidak membolehkan masyarakat umum mendekati Ahok setelah selesai menyoblos. Tapi ternyata boleh. Saya langsung berjalan di samping Ahok dengan kamera video.
Sepatu saya sampai kotor karena menginjak tanah berlumpur. Tapi saya tidak peduli. Saya terus saja memfilmkan momentum tersebut. Orang-orang terlihat senang dan gembira.
Setelah dua puluh menit, saya menyerahkan kamera kepada teman sekerja untuk melanjutkan membuat film.
Tiba-tiba, di samping saya muncul seorang lelaki yang tidak saya kenal.
“Mbak, mau foto dengan Ahok?” dia kata.
Saya kaget. Wow. Sebenarnya?
“Ya, pastinya, mas,” kata saya sambil memberi kan ponsel saya kepadanya agar mengambil gambar saya bersama Ahok.
Pak Ahok kemudian berhenti. Pak Ahok berjabat tangan saya. Hebat. Kami pun foto bersama.
“Terima kasih. Semoga sukses, Pak Ahok,” kata saya kepada calon gubernur dua periode itu dengan gugup.
Setelah sampai di depan rumah Pak Ahok, dia masuk masuk ke dalam rumah.
Saya lihat foto-foto. Fotonya luar biasa. Ini akan menjadi pengalaman menarik seumur hidup. Saya akan selalu ingat peristiwa ini. [Madeleine Quirk]