Orang Tua vs Guru: Harus Kompak!

Tri Apriyani | Kezia Evangelista
Orang Tua vs Guru: Harus Kompak!
Ilustrasi siswa sekolah dasar dan guru (dok istimewa)

“Ngeselin banget sih ini orang!” sering banget diucapin sama anak-anak sekolah zaman sekarang yang lagi kesel sama orang lain yang menurut dia ngeganggu hidupnya, baik itu temen, orang tua, apalagi guru yang udah ngeselin  dan suka ngatur-ngatur alias bawel.

Kalimat seperti, “Suka pusing loh aku liat anak yang satu ini,” juga sering kita denger ketika orang dewasa, khususnya orang tua baik itu mama, papa, bahkan guru di sekolah yang suka pusing sendiri ngeliat kelakuan anak-anak yang minta ampun ngeselinnya.

Kata-kata diatas sebenarnya tidak baik apalagi sampai dilakukan dengan tindakan-tindakan yang kurang menyenanangkan. Misalnya, kalo anak sekolah suka memaki sambil menggunakan kata-kata kasar, ada juga yang ketika diomelin gurunya suka membentak, membanting pintu, bahkan yang lebih parahnya sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap orang tersebut padahal mereka adalah orang yang lebih lebih tua.

Kalo guru biasanya sambil melakukan tindakan-tindakan seperti mencubit bahkan ada juga yang berani memukul siswanya. Tindakan seperti ini tidak baik bagi siswa maupun guru. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, penting untuk menjaga hubungan yang sehat diantara keduanya.

Sampai bulan Oktober, sepanjang 2019 Komisi Perlindungan Anak Indonesia menemukan 21 kasus kekerasan fisik di lembaga pendidikan. Kejadian tersebut terjadi baik terhadap guru maupun siswa. Retno Listyarti, Komisioner Bidang Pendidikan KPAI menemukan kekerasan fisik yang terjadi di SD/MI sebanyak tujuh kasus, di SMP sebanyak lima kasus, di SMA/MA sebanyak tiga kasus dan SMK ada empat kasus.

"Dari 21 kasus tersebut, siswa korban kekerasan mencapai 65 anak sedangkan guru korban kekerasan ada empat orang," kata Retno. Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa tidak hanya siswa yang dapat menjadi korban kekerasan tetapi guru juga bisa menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh muridnya sendiri.

Meningkatkan hubungan baik antara siswa dengan guru memiliki pengaruh yang penting dan positif bagi siswa, baik dalam akademik maupun sosial. Menjaga hubungan baik ini tidak langsung meningkatkan prestasi siswa. Namun, para siswa yang memiliki hubungan yang baik dengan guru, mereka akan mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan gurunya.

Hubungan guru dan siswa yang positif akan menarik siswa ke dalam proses belajar dan akan menambah hasrat mereka untuk belajar dengan asumsi bahwa materi pelajaran di kelas itu menarik bagi mereka.

Sedangkan dampak positif yang terjadi terhadap guru adalah guru yang akan mengajar atau menjadi wali dari suatu kelas, akan merasa bahwa dirinya diterima baik oleh para siswanya, dengan begitu guru akan menjadi lebih semangat dalam menyiapkan materi dan cara pembelajaran baru untuk para siswanya. Lingkungan dan tujuan pembelajaran yang diharapkan pun dapat tercapai jika hubungan baik antara guru dan siswa terjalin dengan sempurna.

Sebaliknya, hubungan antara guru dan siswa yang tidak baik akan merugikan keduanya. Guru yang memiliki hubungan negatif dengan siswa akan frustrasi dan cepat marah terhadap siswa tersebut.

Seringkali, guru akan menggambarkan siswa tersebut sebagai orang yang melelahkan mereka dan membuat mereka cepat marah. Siswa juga akan mengalami kerugian yaitu rusaknya perkembangan akademik dan sosial-emosionalnya.

Peranan orang tua sangat penting dalam menjaga hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Apa saja yang dapat dilakukan orang tua dalam membantu menjaga hubungan baik antara guru dengan siswanya? Menurut wawancara yang saya lakukan pada sebagian orang tua murid di SD Tarakanita V, kunci utama dari hubungan yang baik antara guru dan siswa adalah komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan siswanya.

Ketika hubungan antara orang tua dan guru terjalin dengan baik, maka akan terjadi kerja sama dan kepercayaan antara keduanya sehingga guru dapat berhubungan baik dengan siswanya. Siswa akan mempercayai penuh gurunya dan merasa bahwa guru adalah orang yang dekat dengannya.

Tetapi komunikasi antara orang tua dan guru harus masih dalam batasan yang wajar, tidak terlalu mengikut campuri. Orang tua juga harus mengajak anak untuk mengkomunikasikan tentang harinya di sekolah, bagaimana dia di sekolah dan apa saja yang terjadi di sekolah. Orang tua juga bisa mengikuti kegiatan anak di sekolah. 

Hubungan baik antara guru dan siswanya membawa keuntungan bagi keduanya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sangat penting untuk menjaga hubungan baik antara guru dengan siswanya. Orang tua juga harus berperan aktif dalam membantu menciptakan hubungan baik antara keduanya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak