Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Masa Pandemi

Adelya Aisah
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Masa Pandemi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raudhatul Jannah (dok. istimewa)

Pandemi Covid-19 menjadikan pemerintah mengambil keputusan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), work from home (bekerja dari rumah), maupun school from home (sekolah dari rumah). Pandemi Covid-19 terdeteksi di Indonesia sejak Maret dan sampai sekarang grafik orang yang terinfeksi selalu naik. Kurang lebih delapan bulan pandemi ada di Indonesia, tetapi jumlah yang terinfeksi tak kunjung menurun. Hal tersebut memaksa kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru (New Normal).

Kondisi Lingkungan

Awal adanya Covid-19 terdeksi di Indonesia, kegiatan di luar rumah menjadi dibatasi. Akhir-akhir ini kegiatan-kegiatan di luar rumah sudah mulai dijalankan, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan. Beberapa tempat wisata dan tempat kerja juga sudah mulai dibuka. Melihat kondisi Indonesia yang tidak menunjukkan penurunan angka orang yang terinfeksi, maka kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.

Karena kita sedang berperang dengan sesuatu yang tidak dapat ditangkap dengan mata telanjang. Protokol kesehatan harus selalu dipatuhi ketika melakukan kegiatan di luar rumah, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dengan orang lain. Meskipun kegiatan di luar rumah sudah mulai dilakukan dan beberapa tempat wisata juga sudah dibuka, tetap saja kita harus waspada. Agenda-agenda tahunan yang sering diadakan juga tidak banyak yang bertahan selama pandemi ini. Pengada agenda lebih memilih mengadakan di tahun berikutnya daripada mengambil resiko di tengah pandemi Covid-19.

Agenda-agenda besar tanpa diperingati secara offline juga kurang berkesan, seperti agenda peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan Nabi Muhammad SAW selalu dirayakan setiap tahunnya di bulan Rabi’ul Awal, tepatnya pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Agenda maulid biasanya diadakan di tempat-tempat ibadah umat Islam maupun di gedung atau lapangan.

Kegiatan ini tentunya melibatkan banyak massa di dalam pelaksanaannya. Tahun ini jarang dilihat pamflet acara maulid Nabi Muhammad SAW berseliweran di beranda media sosial. Beberapa komunitas yang biasanya mengadakan rutinan setiap tahun di masa pandemi memilih untuk tidak mengadakannya melihat kondisi lingkungan Indonesia yang seperti sekarang ini. Karena sulitnya menerapkan protokol kesehatan kepada peserta kegiatan, yang mana peserta pasti datang dari berbagai sudut tempat.

Pelaksanaan Agenda

Tidak adanya majlis sholawat menjadikan beberapa orang rindu dengan kegiatan tersebut, entah rindu suasana atau keberkahannya. Melihat kondisi di lingkungan, mahasiswa KKN UIN Walisongo mengadakan acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di masjid Raudhatul Jannah, Mijen Semarang. Mahasiswa KKN untuk menyukseskan acara kegiatan tersebut bekerjasama dengan pondok pesantren Fadhlul Fadhlan Mijen dan Kelurahan Pesantren.

Peserta dari kegiatan tersebut juga dibatasi yaitu seluruh santri Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan serta beberapa tokoh penting masyarakat. Peserta pun harus mematuhi protkol kesehatan yang sudah ada yaitu memakai masker, masuk ke dalam kabin disinfektan dan mencuci tangan dengan sabun sesampainya di area masjid.

Tempat peserta juga dipisahkan. Peserta santri berada di lantai dua masjid sedangkan tamu dari masyarakat luar berada di lantai satu. Protokol kesehatan yang ketat sangat penting untuk membantu dalam pemutusan rantai penularan Covid-19. Agenda besar dengan protokol kesehatan yang ketat dapat dilangsungkan dengan lancer tanpa beban dan tanpa rasa khawatir.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak