Tiap orang yang mengucapkan janji suci pasti selalu berharap rumah tangga yang mereka jalani akan harmonis. Namun berbagai prahara yang menimpa bahtera rumah tangga kerap menguji kesetiaan. Dan sayangnya, tak semua orang mampu bertahan untuk tetap setia.
Selama ini perselingkuhan lebih banyak dikaitkan pada pihak suami, padahal seorang istri pun tak menutup kemungkinan untuk mendua. Alasannya pun macam-macam. Berikut ini beberapa contohnya.
1. Tidak terpenuhinya kebutuhan seksual
Melansir Good Housekeeping, salah satu alasan seorang istri berselingkuh adalah akibat kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi. Hal ini dijelaskan oleh Alicia Walker, Ph.D., asisten profesor sosiologi di Missouri State University.
Dalam rangka pengumpulan data untuk bukunya yang berjudul The Secret Life of the Cheating Wife, Walker menghabiskan waktu setahun untuk mewawancarai para istri yang pernah berselingkuh.
Ia menemukan, alasan para istri yang ada ‘main’ di belakang suami karena ingin mencari variasi seksual. Mereka mencari kepuasan seks dari sumber lain, justru sebagai usaha agar tetap bertahan dalam pernikahan yang sedang mereka jalani.
“Mereka percaya bahwa jika mereka terus hidup tanpa kebutuhan seksual mereka terpenuhi, mereka (nantinya) akan menghancurkan keluarga mereka dan menghancurkan hati pasangan mereka,” ujar Walker..
Hal ini bisa jadi pelajaran bagi para suami, untuk lebih memperhatikan kebutuhan seksual pasangan. Usahakan ketika berhubungan intim, dua-duanya mampu meraih kenikmatan, sehingga istri tak merasa frustrasi dan merasa harus mencarinya dari sumber di luar.
2. Merasa terkekang dengan hubungan yang sekarang sedang dijalani
Jika pada poin pertama alasan istri selingkuh justru karena ingin ‘menyelamatkan’ hubungan pernikahan, poin kedua ini malah sebaliknya. Selingkuh dijadikan cara untuk keluar dari hubungan yang sedang dijalani.
Hal tersebut disampaikan oleh Charlynn Ruan, Ph.D., psikolog klinis sekaligus pendiri Thrive Psychology Group. Menurutnya, sering kali istri yang berselingkuh bersuamikan lelaki yang tampak baik, tapi ternyata sifatnya sangat mengendalikan (otoriter), kaku, atau bersikap dingin.
Lanjutnya, para istri ini sudah berusaha untuk membuat perubahan, di antaranya mengajak suami untuk melakukan konsultasi, atau mendorong suami untuk lebih bersikap hangat terhadap istri sendiri, akan tetapi usaha tersebut tak kunjung membuahkan hasil.
Sampai akhirnya pihak istri pun merasa ‘lelah’, kemudian memutuskan untuk selingkuh agar ada alasan untuk bisa lepas dari pernikahan yang tak membuatnya bahagia.
3. Rendah diri
Akibat perubahan tubuh yang dialami, misalnya pasca melahirkan, dapat menimbulkan rasa rendah diri pada seorang istri.
Akan semakin parah jika suami kurang memberi perhatian atau cuek. Hal tersebut bisa mendorong istri mudah kepincut dengan sosok pria di luar sana yang mampu membuatnya merasa tetap cantik dan berharga.
4. Balas dendam
Sebab lainnya yang dapat memicu perselingkuhan istri adalah karena ingin balas dendam. Mungkin saja suami telah begitu menyakiti hatinya, misalnya dengan melakukan kebohongan besar atau perselingkuhan dengan wanita di luar.
Sebagai pelampiasan, istri melakukannya dengan mencari pria idaman lain.
5. Kesepian
Akibat suami terlalu sibuk bekerja, istri pun kerap diabaikan. Alasannya klasik, demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Padahal sebagai seorang manusia, tak hanya ingin dipenuhi kebutuhan lahirnya saja, tapi batin juga. Seorang istri tetap butuh dipeluk, disayang, dan dicintai agar ia tidak merasa kesepian, yang apabila tidak kuat iman, bisa berbuntut perselingkuhan.
Uraian di atas hanya sebagai pembelajaran bagi kita semua, untuk sebisa mungkin menghindari berbagai hal yang bisa jadi pemicu ketidaksetiaan seorang istri. Sehingga baik istri maupun suami, mampu menjaga keutuhan rumah tangga mereka.