Ternyata Berolahraga pada Masa Transisi Bisa Berdampak Buruk, Ini Penjelasannya

Dany Garjito | Farhan Farsyah
Ternyata Berolahraga pada Masa Transisi Bisa Berdampak Buruk, Ini Penjelasannya
Sumber : Pixabay

Tidak terasa Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 telah berada di tengah-tengah kita sejak dua tahun yang lalu. Sedikit kilas balik, penyakit ini pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di Provinsi Wuhan pada akhir tahun 2019. Penyakit yang disebabkan oleh virus bernama SARS-CoV-2 ini telah memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan seluruh manusia di dunia. Mulai dari ekonomi dunia yang merosot turun sampai dengan lima juta lebih total kematian di seluruh dunia.

Meskipun demikian, dengan adanya pandemi yang sedang berlangsung ini, manusia dituntut untuk terus melakukan segala aspek kehidupan selagi menunggu pandemi Covid-19 ini bertransisi menjadi endemi. Perlu diketahui bahwa pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh negara/benua), sedangkan endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu dan penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, tetapi dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah

Selagi menunggu hal tersebut terjadi, manusia di seluruh dunia diharuskan untuk tetap menjaga kesehatan agar dapat bertahan hidup melewati pandemi ini. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut, mulai dari peraturan penggunaan masker yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus sampai dengan peraturan yang mewajibkan vaksinasi yang berfungsi untuk menciptakan kekebalan pada tubuh manusia.

Selain beberapa hal yang sudah disebutkan di atas, tentu masih banyak hal sederhana yang dapat dilakukan tiap individu agar tetap sehat, mulai dari konsumsi makanan yang bergizi sampai dengan berolahraga. Seperti yang kita telah ketahui olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Akan tetapi tahukah kamu bahwa selain itu terdapat hubungan antara olahraga dan sistem imun?

Pada tubuh manusia sistem imun atau sistem kekebalan tubuh bertugas untuk mempertahankan fungsi tubuh terhadap serangan virus dan sel kanker melalui mekanisme pertahanan yang kompleks dan berlapis-lapis. Berbicara mengenai sistem imun, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas dari sistem imun, salah satunya adalah olahraga. Lantas mengapa demikian? Olahraga yang dilakukan dengan baik dan dengan intensitas sedang dapat meningkatkan komponen sistem imun pada tubuh kita. Hal tersebut akan memberikan efek positif berupa peningkatan sistem kekebalan tubuh secara sementara, tetapi akan turun kembali ke tahap normal dalam waktu 3 jam.

Walaupun menurut teori ini olahraga hanya akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam waktu yang singkat, hal ini tentu saja sudah dapat memberikan efek perlindungan dan menurunkan risiko infeksi pada tubuh kita.

Selain teori ini terdapat juga teori lain yang dapat mendukung hal tersebut, yaitu berolahraga dengan intensitas sedang secara teratur dapat memperbaiki kondisi psikologis, menurunkan stres emosional, memperbaiki status gizi, dan memperbaiki kebiasaan tidur. hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang berujung pada berkurangnya risiko infeksi.

Akan tetapi, selain efek positif yang sudah di sebutkan di atas olahraga ternyata juga dapat memberikan dampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh manusia. hal ini bisa terjadi karena olahraga yang dilakukan dengan intensitas tinggi akan meningkatkan pelepasan hormon stress (Kortisol) di dalam tubuh. hormon ini diketahui memiliki sifat imunosupresif sehingga hal Ini akan menghambat fungsi komponen imun lainya yang berujung pada penurunan kekebalan tubuh. 

Penurunan kekebalan tubuh akibat olahraga intensitas tinggi juga berhubungan dengan sifat latihannya, yaitu olahraga dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kurang tidur atau durasi istirahat yang berkurang, meningkatkan stres mental, meningkatkan kemungkinan terpapar zat asing akibat kondisi udara selama latihan, dan asupan nutrisi yang tidak memadai akibat energi yang terpakai selama berolahraga. Kondisi ini tentu akan berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.

Oleh karena itu dalam menjalankan aktivitas olahraga pada masa transisi ini diperlukan beberapa syarat antara lain dilakukan secara bertahap, tidak berlebihan, rutin, dan bila perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Hal ini bertujuan agar dapat menuai sisi positif berupa peningkatan kekebalan tubuh dan mencegah kemungkinan buruk akibat dari olahraga.

Referensi:

1. da Silveira MP, da Silva Fagundes KK, Bizuti MR, Starck É, Rossi RC, de Resende E Silva DT. Physical exercise as a tool to help the immune system against COVID-19: an integrative review of the current literature. Clin Exp Med. 2021;21(1):15-28. doi:10.1007/s10238-020-00650-3 2. Nurmasitoh, T. (2016). Physical activities, exercises, and their effects to the immune system. JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 7(2), 52-58. doi:https://doi.org/10.20885/JKKI.Vol7.Iss2.art4 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak