Seperti yang telah kita ketahui bersama, Indonesia sukses dalam penyelenggaraan presidensi G20 sekaligus sebagai tuan rumah bagi negara-negara yang memiliki peran vital dalam perekonomian dunia tersebut. Namun sayangnya, hiruk pikuk dan kemeriahan gelaran acara puncak G20 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia sedikit ternoda dengan cuitan Mahyar Tousi, seorang YouTuber asal Inggris yang disinyalir menghina batik, pakaian khas Indonesia yang telah diakui oleh dunia. Serelah beberapa hari terlibat adu argumen panas dengan para warganet, pada akhirnya Mahyar Tousi mengunggah sebuah kalimat permintaan maaf di akun Twitter resminya.
Tentu bagi sebagian pembaca, masih ada yang melewatkan peristiwa yang satu ini kan? Nah, agar tidak ketinggalan dengan perjalanan peristiwa yang satu ini, kita bahas bersama yuk mengenai fakta-fakta dari peristiwa Mahyar Tousi yang menghina batik.
1. Awal Mula Peristiwa
Awal mula peristiwa ini sendiri diawali dengan unggahan sebuah foto di akun Twitter resminya @MahyarTousi. Dalam unggahannya, Mahyar menampilkan foto yang berisikan PM Kanada Justin Trudeau, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden FIFA Gianni Infantino dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang tengah mengenakan batik dalam acara G20.
Sepintas, tak ada masalah dengan foto tersebut. Namun, yang menjadi masalah adalah caption atau kalimat yang menyertai foto tersebut. Mahyar menuliskan sebuah kalimat provokatif, yang jika ditranslatekan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kurang lebih “Apa yang sedang dikenakan oleh para idi*t ini?!," tulisnya.
2. Langsung Mendapatkan Reaksi Warganet Indonesia
Mendapati Mahyar Tousi mengunggah sebuah foto dengan kalimat bernada provokatif, tentu saja membuat para warganet Indonesia langsung menyerbu unggahan tersebut. Bisa isa ditebak, sebagian besar atau bahkan seluruh komentar dari Twitter maupun Instagram Mahyar pun berisikan caci maki dari para warganet Indonesia yang merasa batik kebanggaan mereka dihina. Bahkan, hingga saat ini, unggahan di Instagram Mahyar yang sejatinya tak ada hubungannya dengan peristiwa penghinaan batik tersebut pun masih saja dibanjiri oleh para warganet Indonesia."Waaah dia ngajak ribut sama netizen +62... Syikaaaaat gaessss...!!!" tulis akun jakatarub_20.
"Yang kaya gini nih memecah belah kedamaian diseluruh dunia, netizen +628! Mari satukan!!!," Tulis akun @bara_zulfa. Bahkan, ada juga warganet Indonesia yang mengajak untuk melaporkan akun Mahyar Tousi agar dibanned oleh Twitter dan Instagram.
3. Mendapatkan Ancaman Pembunuhan
Tak hanya hujatan dari para warganet Indonesia, Mahyar Tousi juga mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan dari warganet Indonesia. Hal ini diakui sendiri olehnya, dan diunggah melalui akun Twitter resminya. Di unggahannya tertanggal 17 November 2022, Mahyar menuliskan "Following a number of death threats and messages from Indonesian citizens and government officials..." yang mengindikasikan bahwa dirinya memang benar mendapatkan ancaman pembununah dan juga beragam pesan dari warganet Indonesia.
4. Masih Bersikukuh dan Membela Diri Pada Awalnya
Meskipun telah mendapatkan berbagai protes, hujatan, hingga ancaman dari para warganet Indonesia yang berduyun-duyun menyerangnya, Mahyar Tousi tak langsung meminta maaf. Dalam unggahan Twitternya tanggal 17 November 2022, Mahyar berusaha untuk menjelaskan bahwa unggahan tersebut dia tujukan untuk mengkritisi politisi negaranya yang ada dalam foto tersebut. Mahyan juga menjelaskan bahwa tak ada sedikitpun maksud dirinya untuk menghina batik dan budaya Indonesia.
5. Akhirnya Meminta Maaf
Tak berselang lama dari cuitannya yang terkesan membela diri, Mahyan pada akhirnya menuliskan permintaan maaf. Melalui Twitter resminya, Mahyan menuliskan "Once again, I apologise for any unintentional offence caused by the tweet joking about G20 leaders wearing Indonesia’s traditional clothing. Those of us in Britain making a joke about Sunak & Trudeau wearing it did not have bad intentions and were unaware of the culture".
Atau jika ditranslasikan menjadi kurang lebih "Sekali lagi, saya meminta maaf untuk ketersinggungan yang tak disengaja karena twit (saya) yang menjadikan busana tradisional Indonesia (batik) para pemimpin G20 sebagai bahan bercandaan. Di Inggris, kami bercanda mengenai apa yang dikenakan oleh Sunak & Trudeau, tanpa ada niat buruk sedikitpun, dan tanpa mengetahui budaya tersebut".
Nah, kalau sudah begini, bagaimana ya kelanjutannya? Apakah akan dimaafkan, ataukah masih dilanjutkan oleh para warganet Indonesia?