Pendiri dan pemimpin pondok pesantren Al Fatah, Shinta Ratri, wafat karena serangan jantung pada hari Rabu (1/1/2023). Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Rully Mallay, seorang manajer di Program Yayasan Kebaya.
Sosok Shinta Ratri merupakan orang yang punya jasa besar bagi kawan-kawan transgender di Indonesia. Ia merupakan pendiri pesantren Al Fatah, pesantren khusus transgender yang dirikan pada tahun 2008 lalu.
Di awal pendirian pesantren ini, kawan-kawan transgender yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia ikut mondok sembari belajar mengenai ilmu agama Islam. Mereka diajari mengaji dan mengikuti kajian yang diadakan setiap dua kali seminggu.
Bagi kawan-kawan transgender maupun semua orang, Shinta Ratri lebih dari "ruang aman," tetapi cahaya terang bagi kelompok rentan atau minoritas. Untuk mengenang cinta kasih dan perjuangannya, berikut profil hingga rekam jejak luar biasa sosok Shinta Ratri.
Profil Singkat Shinta Ratri
Mengutip informasi dari akun @magdalene, Shinta Ratri adalah tempat berlindung kawan-kawan transgender yang ingin mempelajari ilmu agama lebih dalam di pesantren Al Fatah.
Mereka yang tak punya pekerjaan, tak punya tempat tinggal dan kesulitan hidup lainnya bernaung di tempat tersebut.
Alasan Shinta mendirikan pesantren tersebut karena ia sadar bahwa kaum marjinal seperti mereka rentan mengalami persekusi, dikucilkan dan tidak punya akses untuk mendapatkan Pendidikan agama.
Padahal, menurut beliau, setiap orang berhak beribadah tanpa memandang latar belakang. Selain itu, tujuannya mendirikan pesantren tersebut adalah untuk menghapus stigma buruk dan diskriminasi pada kaum transgender di masyarakat luas.
Namun, upayanya untuk mendapat hak hidup yang layak bagi kaumnya tidak berjalan dengan mudah. Pesantrennya pernah digeruduk ormas keagamaan yang tidak menerima kehadiran pesantren dan santri bagi kawan-kawan transgender di dalamnya. Mereka menuntut pesantren ditutup sepenuhnya.
Namun, ia tidak berhenti. Shinta Ratri tetap membuka kembali pesantrennya dan menjalankan aktivitas seperti biasa.
Mendapat Penghargaan dari Front Liner Defenders
Shinta Ratri dikenal ulet. Ia memperjuangkan hak para transgender yang bernaung di pesantrennya dengan tekun. Dedikasinya yang tinggi membuatnya diganjar penghargaan dari organisasi internasional, Front Liner Defenders.
Organisasi asal Irlandia tersebut menilai bahwa sosok Ratri dan upayanya menginspirasi banyak pihak. Jasanya yang memperjuangkan hal transgender di pesantrennya begitu diapresiasi.
Keteguhannya memperjuangkan hak para transgender didorong oleh prinsipnya bahwa memeluk suatu agama dan beribadah adalah hak setiap manusia, termasuk kaum terpinggirkan seperti para transgender.
Itulah profil hingga sepak terjang Shinta Ratri, sang "ruang aman" bagi kawan-kawan transgender. Selamat jalan, Ibu Shinta Ratri. Terima kasih atas segala perjuanganmu. Berbahagialah pada ketiadaanmu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS