Standford dan Harvard merupakan dua universitas yang sering menjadi kampus impian. Yoursay Talk kali ini menghadirkan dua narasumber yang berasal dari kedua kampus ini.
Dengan tema ‘Know More About TOP World University’, Yoursay Talk yang digelar pada Jumat, 21 Juli 2023 pada pukul 16.00 WIB melalui live instagram di @yoursay_id membahas banyak hal tentang kedua universitas ini.
Bersama Stephanie Juwana, Stanford Law School: Master of Laws (LLM) in Environmental and Policy, serta Waitatiri, Master of Edication in Learning Design, Innovation, and Technology Harvard University, pembahasan pada sore hari ini berjalan dengan sangat seru dan menarik.
Alasan Memilih Stanford dan Harvard University
Waitatiri, atau yang akrab disapa Wai, mengatakan bahwa alasan dirinya memilih Harvard University karena kampus tersebut memang cocok dan sesuai dengan passion dan background yang ia miliki.
“Aku dulu penulis kreatif, banyak bikin video web series, dan akun ingin menyatukan dua hal itu, dan kebetulan di Harvard ada jurusan itu,” ujar Wai menjelaskan alasannya memilih universitas Harvard.
Stephanie Juwana, atau yang akrab disapa Steffie, mengatakan alasannya memilih Stanford karena programnya yang telah terspesialisasi. Ala san lainnya adalah karena lokasinya yang memang cocok untuk mempelajari hukum lingkungan. Ia juga mengatakan bahwa value atau nilai yang dipegang oleh universitas juga menjadi salah satu alasannya.
“Tidak hanya berasal dari satu negara saja yang banyak,” ujar Steffie menjelaskan bahwa mahasiswa yang masuk ke Stanford tidak hanya berasal dari satu negara, tetapi dari berbagai negara sehingga ia berkesempatan untuk melihat sudut pandang yang lebih luas.
Proses Seleksi di Masing-Masing Universitas
Berdasarkan uraian dari Steffie, biaya untuk berkuliah di Stanford memang tidak sedikit. Karenanya ia memutuskan untuk mencari beasiswa. Ada 2 strategi yang dapat kita terapkan, pertama adalah dengan mendaftar beasiswa terlebih dahulu, dan yang kedua adalah dengan mendaftar universitas dulu baru mencari beasiswa.
Steffie sendiri mengatakan bahwa ia menggunakan strategi kedua, yakni mendaftar ke Stanford terlebih dahulu baru mencari beasiswa.
Proses masuk ke Harvard University juga kurang lebih sama, ia juga fokus untuk mendaftar ke Harvard terlebih dahulu, baru kemudian mencari beasiswa.
Proses pendaftaran di Harvard University yang diperlukan antara lain hasil tes bahasa Inggris, bisa berupa IELTS atau TOEFL, lalu essay, serta beberapa dokumen yang memang harus dipersiapkan.
“Tidak ada interview, tapi dikasih form dan kita langsung otomatis direkam, semacam interview tapi tidak ada orangnya langsung. Ada pertanyaan yang muncul di layar dan kita langsung menjawab. Setiap fakultas beda-beda, pendaftaran hanya satu kali setahun. Pendaftaran dari Oktober sampai Januari. Di beberapa fakultas lain ada yang bisa daftar 2-3 kali setahun,” terang Wai.
Proses pendaftaran di Stanford kurang lebih administrasinya sama, tetapi di Stanford bukan dalam bentuk essay melainkan personal statement.
“Bedanya, esai biasanya menulis mengenai topik tertentu, kalo personal statement menulis tentang diri kita sendiri, apa motivasi kita, latar belakang kita,” terang Wai menjelaskan tentang personal statement.
Tips Menulis Personal Statement
Dalam kesempatan ini, Steffie juga berbagi tips khusus untuk menulis personal statement agar dilirik oleh pihak pemeriksa. Kita harus membuat personal statement yang standout atau unik. Jangan menggunakan kalimat pembukaan yang terlalu biasa. Tips kedua adalah jangan berusaha untuk menjadi orang lain.
Tentang Interview
Perkenalan diri sendiri secara personal justru setelah kita diterima.
“Ada fase ketika kita ngobrol sama profesor dan kita kenalan. Waktu pertama, interview hanya berupa tulisan yang muncul di layar. Pertanyaannya tidak ada hubungannya tentang pendidikan, tetapi tentang kehidupan secara umum, tetapi pertanyaannya lumayan tricky karena pertanyaannya tidak terduga,” jelas Wai.
Ia juga mengatakan bahwa pertanyaan yang muncul adalah pertanyaan tentang diri sendiri. Kebanyakan yang mereka tanya misalnya apa yang membuatmu ragu jika masuk Harvard, intinya tentang yakin atau tidak untuk masuk Harvard.
Beasiswa Lain di Masing-Masing Universitas
“Ada beasiswa lainnya dari Harvard, tetapi tidak full, misalnya hanya sekitar 70% yang ditanggung oleh universitas,” terang Wai.
Sedangkan untuk di Stanford University, ada beasiswa Full bright yang bisa jadi pilihan. Ada juga beasiswa dari universitas Stanford itu sendiri. Alasan Steffie memilih LPDP karena pasti ada kebanggaan tersendiri ketika diberangkatkan oleh negara sendiri untuk menuntut ilmu di negara tertentu.
Tempat Tinggal
“Di Stanford ada dari kampus tempatnya. Tapi ada beberapa pilihan. Universitasnya sendiri sangat luas untuk aku, sampai ke pintu utama Stanford jalan kaki aja hampir setengah jam sendiri. Jadi untuk nyari akomodasi di luar wilayah Standford aja udah males, jadi cari yang memang di kampusnya aja,” ujar Steffie.
Hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk mahasiswa yang ingin memilih tempat tinggal di dalam atau di luar kampus. Keutungan memilih tempat tinggal di dalam kampus adalah kita akan dikelilingi oleh orang-orang yang memang kita kenal.
Harvard University juga menyediakan dorm atau asrama. Kampus Harvard sendiri tersebar di mana-mana dan tidak terpusat pada satu tempat.
“Aku akhirnya off campus karena dorm itu sifatnya rebutan. Aku nyari dari temen, ada gak yang udah punya rumah atau apartemen dan nyari teman sekamar,” terang Wai menjelaskan tentang tempat tinggal untuk mahasiswa Harvard.
Itulah beberapa informasi tentang Harvard dan Stanford University. Apakah dua kampus tersebut juga merupakan kampus impianmu?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.