Tegur Anak Wali Kota, Kepala Sekolah di Prabumulih Terancam Dicopot

Hayuning Ratri Hapsari | Rahmah Nabilah Susilo
Tegur Anak Wali Kota, Kepala Sekolah di Prabumulih Terancam Dicopot
Wali Kota Prabumulih Arlan (Instagram/@cak.arlan_official)

Baca 10 detik
  • Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, terancam dicopot dari jabatannya setelah menegur anak Wali Kota Prabumulih yang melanggar aturan sekolah.
  • Kasus ini viral dan memicu kemarahan publik secara nasional, yang menuding adanya intervensi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh Wali Kota.
  • Berkat tekanan publik yang kuat dan sorotan dari ajudan presiden Rizky Irmansyah, keputusan pencopotan dibatalkan dan Roni Ardiansyah dikembalikan ke jabatannya.

Dunia pendidikan dihebohkan dengan kabar mengejutkan dari Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Kepala sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, terancam dicopot dari jabatannya setelah menegur seorang siswa yang melanggar aturan sekolah. Kasus ini menjadi sorotan publik karena siswa tersebut adalah anak dari Wali Kota Prabumulih, H. Arlan.

Tindakan disipliner Roni menuai pro dan kontra. Banyak pihak menilai bahwa ia hanya menjalankan tugasnya sebagai pendidik, menegakkan aturan tanpa pandang bulu. Namun, ancaman pencopotan jabatan yang ia terima memunculkan dugaan adanya tekanan politik dari pihak berkuasa.

Peristiwa ini memantik perdebatan luas mengenai independensi institusi pendidikan. Publik mempertanyakan apakah seorang pendidik dapat menjalankan tugasnya secara profesional tanpa harus khawatir dengan intervensi dari kekuasaan politik.

Kronologi dan Reaksi Publik

Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah. (Instagram @ardiansyah2664)
Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah. (Instagram @ardiansyah2664)

Kontroversi bermula ketika Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, menegakkan aturan sekolah dengan menegur seorang siswa yang membawa mobil ke area sekolah, sebuah tindakan yang melanggar disiplin. Polemik ini memanas setelah diketahui siswa tersebut adalah anak dari Wali Kota Prabumulih, H. Arlan.

Tak lama setelah kejadian, Roni menerima surat pemindahan tugas yang secara efektif mencopotnya dari posisi kepala sekolah. Keputusan ini memicu gelombang protes dan simpati dari publik. Meskipun demikian, Roni menunjukkan sikap tegar.

"Intinya saya sudah sertijab, saya ikhlas, karena memang penyebabnya saya buat kebijakan. Saya sangat menghormati keputusan pimpinan," ujar Roni, seperti dikutip dari Suara.com, Rabu (17/9/2025).

Saat ditanya lebih lanjut terkait pencopotannya, Roni memilih untuk tidak berkomentar.

"Saya tidak berani membuat argumen. Nanti saya salah lagi," tambahnya, menunjukkan sikap hati-hati.

Video perpisahannya dengan para guru dan siswa yang penuh tangis haru viral di media sosial, menunjukkan betapa ia dicintai dan dihormati. Reaksi publik sangat kuat, menuding pencopotan itu sebagai bentuk intervensi kekuasaan yang tidak etis dan penyalahgunaan jabatan.

Klarifikasi yang Tidak Meredam Kemarahan

Menanggapi kontroversi yang memanas, Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, dan Dinas Pendidikan setempat segera memberikan klarifikasi. Mereka membantah bahwa pencopotan Roni Ardiansyah terkait dengan teguran terhadap anaknya.

Wali kota mengklaim kabar anaknya membawa mobil ke sekolah adalah hoaks, sementara Dinas Pendidikan menyatakan rotasi jabatan adalah prosedur rutin untuk penyegaran dan peningkatan kinerja.

Untuk meredakan ketegangan, Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

"Saya sebagai Wali Kota Prabumulih, meminta maaf kepada Pak Roni dan seluruh masyarakat Prabumulih. Masalah berita-berita yang hoaks di media, yang mengatakan Pak Roni sudah diganti dan dipindahkan ke sekolah lain, itu tidak benar. Saya belum memindahkan Pak Roni," ujar Arlan, seperti dikutip dari Suara.com.

Wali kota juga mengklarifikasi isu soal mobil, menegaskan bahwa itu adalah hoaks karena anaknya selalu diantar.

"Kalau ini menjadi suatu kesalahan, saya sebagai Wali Kota Prabumulih meminta maaf kepada Pak Roni dan seluruh masyarakat," tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Prabumulih, Darmadi, menjelaskan bahwa mutasi Roni Ardiansyah adalah hal biasa.

"Mutasi itu soal biasa, bukan hal yang istimewa. Itu merupakan bagian dari penyegaran organisasi dan penguatan pelayanan publik. Hal itu juga akan terjadi di sekolah lainnya," kata Darmadi.

Namun, penjelasan ini tidak meredakan kemarahan publik. Banyak pihak menilai klarifikasi tersebut kurang transparan dan terkesan menutupi fakta. Isu ini pun terus membesar hingga menjadi berita nasional dan menarik perhatian tokoh-tokoh terkemuka, seperti pengacara Hotman Paris Hutapea

Keputusan Dibatalkan Berkat Dukungan Publik

Rizky Irmansyah turun tangan pada kasus viral Walkot Prabumulih. (Instagram)
Rizky Irmansyah turun tangan pada kasus viral Walkot Prabumulih. (Instagram)

Penyelesaian kasus ini mencapai puncaknya berkat perhatian dari pihak luar. Ketika isu ini menjadi viral secara nasional, seorang ajudan Presiden RI, Rizky Irmansyah, ikut menyorotinya melalui akun media sosial pribadinya. Perhatian dari lingkaran Istana Presiden ini menjadi titik balik yang membawa kasus ini menuju penyelesaian.

Pada akhirnya, keputusan pemindahan tugas Roni Ardiansyah secara resmi dibatalkan dan ia dikembalikan ke jabatannya sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih.

Pembatalan ini dianggap sebagai kemenangan moral bagi Roni dan bukti bahwa keadilan masih bisa diperjuangkan, terutama dengan dukungan kuat dari masyarakat. Kisah ini menjadi pengingat tentang bagaimana kekuatan publik dan media sosial dapat menjadi alat kontrol yang efektif untuk melawan potensi penyalahgunaan kekuasaan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak