Bukan Sekadar Musibah, Ini Alasan Ustadz Felix Sebut Perusak Hutan Pelaku 'Dosa Besar'

Hayuning Ratri Hapsari | Mira Fitdyati
Bukan Sekadar Musibah, Ini Alasan Ustadz Felix Sebut Perusak Hutan Pelaku 'Dosa Besar'
Potret Ustadz Felix Siauw (Instagram/felix.siauw)

Bencana alam yang melanda Pulau Sumatera meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang. Banjir, tanah longsor, hingga rusaknya pemukiman warga kembali mengingatkan bahwa alam tidak pernah benar-benar diam ketika dirusak.

Di tengah duka itu, muncul pertanyaan yang sering terabaikan, apakah semua ini murni musibah, atau ada kelalaian manusia yang ikut berperan? Penebangan liar yang terus terjadi disebut-sebut menjadi salah satu pemicu utama.

Melalui podcast di kanal YouTube Rory Asyari, Sabtu (13/12/2025), Ustadz Felix Siauw menyampaikan pandangannya soal tanggung jawab pemerintah dalam menjaga hutan. Menurutnya, pembiaran terhadap perusakan hutan bukan sekadar kesalahan biasa.

“Bukan dosa lagi sih menurutku, tapi itu dosa besar. Kenapa kita katakan dosa besar, karena dosa itu tergantung efek daripada hasil dosa itu,” ujar Ustadz Felix.

Ia mengibaratkan, jika pembunuhan merenggut satu nyawa, maka perusakan hutan bisa menyebabkan penderitaan bahkan kematian dalam jumlah yang jauh lebih besar.

Dampaknya pun tidak berhenti pada satu kejadian. Kerusakan lingkungan akan terus menimbulkan masalah di kemudian hari, mulai dari banjir, longsor, hingga hilangnya sumber kehidupan masyarakat.

“Makanya Rasulullah itu dalam perkara-perkara kecil saja, misalnya ketika ada sumber air dirusak, itu saja Rasulullah katakan itu nggak boleh, itu dosa. Ketika ada pohon yang memberikan kehidupan pada orang, itu harus dijaga,” ucap Ustadz Felix.

Ustadz Felix kemudian mengingatkan ajaran Islam tentang pentingnya menjaga alam, bahkan di saat paling genting sekalipun. Ia mengutip pesan Rasulullah bahwa meski hari kiamat sudah di depan mata, menanam pohon tetap bernilai kebaikan.

“Karena yang penting niatnya dan penjagaannya,” ucapnya.

Ia menjelaskan, Rasulullah bersabda bahwa siapa pun Muslim yang menanam dan merawat tanaman, lalu tanaman itu memberi manfaat, maka pahalanya akan terus mengalir.

Ketika buahnya dimakan binatang, daunnya dimanfaatkan manusia, atau pohonnya menjadi tempat berteduh, semuanya bernilai ibadah.

“Jadi pohon itu bisa jadi sedekah jariyah,” kata Ustadz Felix.

Sebaliknya, ia menjelaskan bahwa menebang pohon yang memberi kehidupan juga membawa konsekuensi dosa.

“Kalau satu pohon saja bisa jadi sedekah jariyah, berarti memotong satu pohon yang jadi tempat berteduh orang, tempat hewan mencari makan, dosanya juga sebanding,” ujarnya.

Menurut Ustadz Felix, ketika manusia menanam pohon dan makhluk lain merasakan manfaatnya, pahala akan terus mengalir. Namun ketika pohon itu dirusak, apalagi dalam jumlah besar, dampaknya bisa menghancurkan rumah warga, menenggelamkan kampung, dan merenggut banyak kehidupan.

Alam yang dirawat akan memberi kehidupan, sementara alam yang diabaikan bisa menjadi sumber bencana yang menyisakan duka panjang bagi manusia sendiri.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak