Kota Solo semakin menjadi Kota Toleransi dari semua agama yang ada di Indonesia, ditunjukkan dengan adanya apresiasi dari lembaga SETARA Institute yang menyatakan bahwa Solo mendapatkan peringkat ke-4 sebagai Kota Toleransi di Indonesia.
Beberapa waktu terakhir perayaan hari-hari besar keagamaan di Kota Solo berjalan lebih terbuka dan meriah. Komitmen pemerintah untuk mewujudkan kota yang damai dan rukun serta mencerminkan toleransi antar umat beragama mulai dilaksanakan. Mengupayakan kerukunan dengan memahami perbedaan dan keragaman merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan Kota Solo.
Kebijakan pemerintah Kota Surakarta dalam upaya membangun kerukunan antar agama yaitu dengan memberikan ruang dan kesempatan yang sama bagi setiap agama untuk merayakan hari besar keagamaannya dengan bebas dan aman. Perayaan hari besar keagamaan ini diadakan di jantung Kota Solo atau di sepanjang jalan Jendral Sudirman hingga kawasan Pasar Gedhe, dan mempunyai pusat kegiatan di area Balaikota Surakarta.
Pada awalnya, perayaan hari besar agama yang sering dirayakan di Kota Solo yaitu perayaan Imlek yang dimeriahkan oleh adanya penampilan Barongsai di kawasan Pasar Gedhe, Namun semenjak beberapa waktu terakhir, perayaan hari besar mulai dirayakan bagi semua agama.
Diawali pada Bulan Desember 2022, umat Kristiani diberikan kesempatan untuk menggelar perayaan dengan adanya doa-doa dan pujian lagu rohani. Ornamen yang dipasang di sekitar area Balaikota juga mencerminkan perayaan natal seperti pohon natal, lampion warna warni, pernak pernik natal, dan lain-lain.
Kemudian disusul dengan perayaan Imlek 2023 bagi masyarakat etnis Tionghoa yang masih diramaikan dengan penampilan Barongsai dan banyak lainnya yang lebih meriah. Tak lama kemudiaan Nyepi 2023 juga dirayakan dengan megah, seperti adanya Festival Ogoh-Ogoh.
Memasuki Bulan Ramadhan 1444 H/ 2023 ornamen khas Ramadhan juga menghiasi area pusat Kota Solo, selain itu pemerintah juga mendirikan replika masjid di area Balaikota. Sepanjang Ramadhan digelar acara Ramadhan Light Festival yang setiap harinya ramai dikunjungi warga yang ngabuburit menikmati takjil yang dijual oleh puluhan UMKM di Kota Solo. Dan yang terakhir yaitu diadakannya perayaan memperingati Hari Raya Waisak 2023 dengan adanya ornamen-ornamen dan acara perayaan agama di area Balaikota.
Pemerintah berharap dengan diadakannya kebijakan ini kesadaran dan toleransi beragama masyarakat Solo akan meningkat. Sehingga seluruh agama merasa memiliki kebebasan dan keamanan dalan merayakan hari besar keagamaannya tanpa adanya gangguan dan ketakutan akan apapun.
Seluruh perayaan yang berlangsung di sekitar jalan Jendral Sudirman secara tidak langsung juga memberikan dampak positif terhadap bidang sosial, ekonomi, bahkan politik. Bidang sosial ditunjukkan dengan semakin meningkatnya rasa toleransi dan menghargai adanya perbedaan agama.
Banyak masyarakat dari agama lain yang turut meramaikan serta merayakan hari besar agama lain. Sehingga masyarakat merasa memiliki kebebasan dalam memeluk agama di Kota Solo ini tanpa perlu merasa takut dan terancam oleh agama lain.
Dari segi ekonomi, perayaan hari besar keagamaan juga memberikan dampak positif dengan adanya penyewaan stand kuliner yang akan diramaikan oleh masyarakat. Kebijakan pemerintah membuat ornamen akan menarik masyarakat untuk berkunjung, berkuliner, dan menikmati suasana di kawasan Balaikota.
Dan yang terakhir dari segi politik, dengan adanya kondisi masyarakat yang sadar beragama dan memiliki nilai toleransi yang baik akan menjadi modal untuk menghadapi tahun politik nantinya.
Perbedaan politik dan pilihan tidak akan menjadi hambatan dan ancaman yang akan mengganggu kenyamanan dan keamanan setiap agama. Selain itu, dengan adanya perayaan hari besar keagamaan ini menjadi salah satu hal yang iconic di Kota Solo.