Menjelang Pergi

Munirah | Vicky
Menjelang Pergi
Ilustrasi (Shutterstock)

"Kau tidak akan menembus malam, bila hati dan jiwa mu terluka di kala sore, lebih baik diam atau menghilang selamanya." ucap seorang kekasih

"Kalau lah menghilang itu tentang aku bersama dirimu, aku tak apa, tapi jika aku menembus kesendirian, aku takkan pernah bisa," ucap ku kepada kekasih.

"Tidak kasih, kau tak sendiri, meski pergi jauh kau sejauh mata memandang, ada yang tak tampak di kediaman mata mu, tak terlihat oleh mata ku, tetapi terbawa jua di mana pun kau berada. Itulah hati, hati kau dan saya, takkan pernah berpisah, sudah terlalu erat menyatu, walau salah satu di antara kita tiada, tak ada ujung nya cinta kita, bahkan cinta itu, menembus lebih jauh dari kesendirian, lebih kekal daripada keabadian," ucap kekasih ku

"Kalau begitu, saat ini kau pun bisa melihat ku menembus kesendirian, terbang keseluruh penjuru dunia, meski kau hanya berdiam saja di sini tak berbuat apa-apa?" tanya ku pada nya

"Ya, bahkan di saat diriku memejamkan mata, tampak indah dilekuk bayangan itu senyuman mu. Takkan pudar, walau aku tak melihat mu sekalipun, untuk selama-lama nya. Pergilah, ada mimpi yang harus kau wujudkan. Aku menunggu mu, hingga hari itu tiba, di kala sore menjelang malam," ucap kekasih kepada ku

"Baiklah, saya pergi, permisi," ucap ku, kemudian terbang untuk menuju mimpi, yang harus ku wujudkan menjadi kenyataan di dunia ini

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak