Aspal-aspal tua terpanggang oleh panas yang terik
Asap knalpot bertiup berbaur asap cerobong pabrik
Menyeruak masuk celah pagar gedung-gedung kota
Menyusup ke dalam lubang sempit tak terlihat mata
Di kiri jalan seorang lelaki tua berkaus kotor tertidur di trotoar
Tak terganggu oleh sekeliling dan manusia yang hingar bingar
Dua bocah berwajah polos dan lembut berlapis duli nan pekat
Memandang orang-orang yang lewat dengan tatapan lekat
Wanita cantik berpakaian bagus berlalu mengangkat dagu
Berjalan cepat mengabaikan tatapan bocah-bocah yang lugu
Menuju pria berkemeja rapi dan memberinya senyum manis
Di ujung jalan seorang pria muda bertindik memandang sinis
Mendadak wanita cantik menjerit histeris disertai tangis
Tas mahal miliknya berpindah ke lengan lelaki berwajah bengis
Pencopet yang muncul tiba-tiba menyambar kesempatan
Pria berkemeja rapi berdiri kebingungan dan ketakutan
Wanita cantik masih berteriak-teriak meminta pertolongan
Suaranya tenggelam oleh sikap penuh pengabaian
Orang-orang yang lalu lalang terus berjalan dengan acuh
Tak ada yang ingin terlibat dalam situasi ricuh
Pria muda bertindik di ujung jalan berlari melesat maju
Menghajar pria bengis dengan kerasnya sekepal tinju
Merebut dan mengembalikan tas mahal milik wanita cantik
Yang diterima dengan gemetarnya jari jemari lentik
Wanita cantik tersadar dan membuka dompet
Semua lengkap tak tersentuh tangan si pencopet
Selembar uang kertas diberikan kepada pria bertindik
Namun ditolak dengan sopan layaknya pemuda terdidik
Wanita cantik memaksa dengan rasa tak enak
Pemuda bertindik diam berpikir sejenak
Lalu ia menunjuk dua bocah yang kelaparan
Diikuti oleh tatapan wanita cantik yang heran
Pemuda bertindik berkata dengan sopan
Baginya balas budi bukanlah yang diharapkan
Namun jika wanita cantik tetap ingin berbuat kebaikan
Tolonglah dua bocah miskin itu dibelikan makan
Borneo, Oktober 2021