Aku, Aisyah.
Karena aku adalah kedua mata kasih sayangnya.
Biarkan mereka terdiam, dari cinta.
Biarkan mereka terdiam, dari cinta.
Huruf-huruf dunia... ah anak-anak kecil.
Biarkan mereka tahu, kasih sayang para ibu.
Biarkan mereka berucap.
Kebenaran akan kerinduan.
Untuk setiap matahari lama yang tenggelam.
Untuk setiap bulan sabit yang masa lalunya telah terputus rusak.
Untuk seluruh bintang yang satu per satu menghilang.
Untuk sumur zamzam yang menjadi saksi kerinduanku.
Dengan huruf wau.
Dengan huruf ba.
Dengan huruf ta.
Aku berucap dengan sumpah.
Aku bersyukur tiada habis kepada Allah yang Maha Menguasai
Yang telah memberikan kasih sayang Rasulullah kepadaku.
Aku, Aisyah...
Identitas Buku
Judul Buku : Aisyah (ra)
Genre : Roman
Penerbit : Kaysa Media
Penulis : Sibel Eraslan
Penerjemah : Akhmad Nur Ikhwan Taqwim
Penyunting : Anwar Kholid
Edisi Penerbit : 2015
Jumlah Halaman : vi + 438 hlm
Nomor Edisi Terbit : ISBN 978-979-1479-89-9
Seperti para wanita penghuni surga, kisah tentang Bunda Aisyah adalah teladan bagi kita semua kaum Mukmin. Aisyah adalah istri sekaligus murid Rasulullah. Di pangkuannya pula Rasulullah wafat. Karena itu, tidak heran jika kehidupan Aisyah dapat menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya, termasuk kita.
Kisah diawali dengan masa kecil Aisyah. Lahir dari keluarga pedagang yang sukses, masa kecil Aisyah terbilang bahagia. Kehidupan keluarganya mulai terguncang ketika Muhammad menyatakan dirinya sebagai rasul dan nabi di Mekah. Abu bakar, ayahnya, termasuk yang pertama masuk Islam. Sebagai pemeluk Islam, tekanan dan siksaan kerap menghantui keluarga tersebut. Dan Aisyah adalah salah satu saksi atas seluruh perlakuan kaum Quraisy kepada umat muslim, termasuk kepada keluarganya.
Kisah pun berlanjut hingga dirinya menikah dengan Rasulullah dan pada akhirnya harus hidup sebagai Ibunda kaum Mukmin sepeninggal Rasulullah. Di antara masa itu, berbagai cobaan datang menerpa Aisyah. Dari mulai peristiwa kalung yang membuatnya mendapat fitnah besar hingga keputusannya datang ke Basra yang akhirnya memunculkan Perang Jamal.
Lima Waktu Aisyah
Lima waktu yang menceritakan kisah tentang Aisyah, dimulai dari masa kecil Aisyah, ketika menjadi istri Rasulullah, ketika Rasulullah wafat serta kisah ketika sepeninggalnya Rasulullah.
Subuh
Waktu subuh menceritakan tentang masa kecil Aisyah serta Asma, kakak perempuan dan sahabat rahasia Aisyah. Aisyah adalah seorang yang terlahir dikeluarga yang terpandang karena keberhasilan ayahnya yaitu Abu Bakar dalam berdagang. Aisyah memiliki masa kecil yang bahagia. Dikisahkan ketika kepergian Abu Bakar untuk berdagang selama itu pula Aisyah sibuk menunggu beliau, kerinduan kepada seseorang yang amat Aisyah cintai.
Dan ketika Abu Bakar kembali dari perjalanan dagangnya, Aisyah menunggu beliau di dekat pintu masuk kota tempat yang paling depan untuk menunggu kafilah dagang tiba. Hal yang pertama dicari oleh Abu Bakar ialah Aisyah.
Pada masa kecil Aisyah juga merupakan masa dimana risalah kerasulan yang diemban oleh Muhammad SAW. Setelah mendengar hal tersebut, Abu Bakar menyatakan keIslamannya. Abu Bakar adalah orang kedua yang masuk Islam setelah Khadijah. Kemudian seluruh keluarga Abu Bakar mengikuti jejaknya dengan memeluk Islam, kecuali satu orang yaitu Ayahnya atau kakek Aisyah yang bernama Abu Khuafa.
Asma, Kakak Perempuan dan Sahabat Rahasia Aisyah.
''Asma itu sangat tulus. Seperti yang pernah aku katakan, kami tak mengenal kata saudara angkat maupun perbedaan perlakuan. Bahkan, Asma lebih mirip dengan ibuku daripada aku sendiri. Berkat kecocokan hubungan di antara keduanya, aku besar sebagai seorang anak dengan dua ibu.
Selama masa kecil, aku mungkin seperti sebuah perahu yang dilindungi dua pelabuhan. Didikan ketat dari ibuku, ketika bersatu dengan kelembutan perlindungan kakak ku, membuat perahuku seakan-akan selalu berada dalam keberuntungan akibat kerasnya badai-badai takdir. Asma selalu menjadi sosok yang mempersiapkan jalan, sementara aku adalah pejalan kaki yang kedua matanya selalu terpaku dengan jalan-jalan dari awal.
Dia selalu menjadi pendukung. Jika dia adalah ide, aku adalah tindakan. Jika dia adalah niat, aku adalah lompatan. Jika dia adalah busur, aku adalah anak panah.''
Zuhur
Sampai waktu hakikat materi terbuka, zuhur merupakan waktu yang paling sulit. Ujian, cobaan, dan bukti-bukti kebenaran akan muncul. Bersama dengan penjelasan terhadap ajakan islam datanglah masa-masa sulit yang segera terjadi. Perlahan kian meninggalkan kemegahan yang dimiliki, Abu Bakar menggunakan seluruh apa yang ada dalam telapak tangannya untuk membebaskan budak-budak yang berada dalam lingkup kesengsaraan, salah satu nya adalah Bilal yang kelak menjadi seorang muadzin pertama di Madinah. Kediaman Aisyah berubah menjadi sebuah tempat bagi para budak, sahabat serta mereka yang membutuhkan pertolongan. Seketika pun Aisyah dan Asma menjadi perawat bagi mereka semua.
Pada waktu ini pula masa sulit Rasulullah dalam berdakwah mulai mengalami kesulitan di Mekah, hari yang begitu sulit hingga para kaum kafir menyatakan bahwa akan memboikot kaum muslimin. Tempat-tempat dikosongkan, kaum Muslimin dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka hingga ke sebuah tempat yang disebut Sibli Abu Thalib. Tak hanya itu, Rasulullah telah kehilangan sesorang yang amat ia cintai dan yang selalu mendukunya yaitu Khadijah. Para durjana yang mengetahui kesedihan tengah menimpa Rasulullah tak ingin kehilangan kesempatan ini. Ketika ejekan dan tekanan semakin bertambah, terjadilah peristiwa ''Isra Mikraj''.
Selang beberapa waktu kemudian, pada hari yang telah ditentukan Rasulullah mempersunting Aisyah pada usianya yang ke enam belas tahun. Aisyah adalah wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah. Dan setelah pernikahan berlangsung, harapan semuanya adalah berharap hari-hari kesedihan selama di Mekah akan segera berakhir.
Karena kebencian kaum musyrik kian memuncak sebagian kaum mukmin telah berhijrah ke Madinah, yang tersisa di Mekah hanya Rasulullah dan beberapa kaum mukmin. Rombongan hijrah yang pertama berangkat ke Madinah telah diterima dengan baik. Kekhawatiran kaum musyrik terhadap perkembangannya menjadikan pengawalan yang sangat ketat terhadap kaum mikmin yang masih tersisa di Mekah, hingga suatu malam Rasulullah mendapat pesan dari Malaikat bahwa ia akan dibunuh oleh kaum musyrik dan segera mengambil langkah.
Ali adalah seseorang yang rela menggantikan posisi Rasulullah untuk mengelabui para kaum musyrik, dan diwaktu yang bersamaan Rasulullah bersama Abu Bakar segera berangkat ke Madinah untuk hijrah.
Ashar
''Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.''
Pada waktu ashar ini dakwah Rasulullah di Madinah mengalami perkembangan. Penyebaran agama Islam di Madinah, turunya perintah puasa, keutamaan berpuasa serta pahala yang didapatkan jika berpuasa. Pada waktu ashar pula pondasi penguatan agama Islam mulai diteguhkan, melalui Perang Badar yang direncanakan oleh Abu Jahal yang secara pasukan kaum mukmin akan kalah. Namun, Rasulullah sedang memerangi kaum musyrik. Hingga dengan kuasa Allah, kaum mukmin memenangkan Perang Badar tersebut.
Tak hanya Perang Badar, setelah itu terjadi lagi Perang Uhud. Namun, dalam perang ini kaum mukmin mengalami kekalahan. Beberapa pasukan serta sahabat menjadi syuhada, serta Perang Khandaq. Khandaq merupakan peperangan yang menguji keyakinan, kesabaran, syahadat, dan kegigihan.
Diceritakan bagaimana sikap pencemburunya Aisyah, serta lemah lembutnya perlakuan Rasulullah terhadapnya baik ketika sedang suci ataupun ketika sedang haid. Hingga suatu hari, Aisyah mendapat fitnah yang keji. Hal itu membuat Aisyah pun terpaksa harus pulang sementara ke rumah ayahnya yaitu Abu Bakar. Aisyah begitu terpukul dengan fitnah ini. Ia tak menjelaskan kebenaran kepada siapapun kecuali kepada Allah. Allah lah yang mengetahui segala sesuatu. Aisyah telah berserah diri kepada Allah. Hingga dengan kuasaNya, Allah menunjukan kebenaran terhadap Aisyah. Allah memberikan pembenaran kepada Rasulullah bahwa Aisyah tidak bersalah.
Maghrib
Ketika kaum muslim di Madinah semakin menguat, kelompok-kelompok Muslim yang berada di wilayah-wilayah jauh juga menginginkan ada seorang pemimpin yang dapat menunjukan cara dalam hal mengelola tatalaksana kota. Pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah perlahan meluas ke seluruh wilayah sekitarnya. Melalui para sahabatnya, Rasulullah mengutus untuk melakukan penyebaran agama Islam ke berbagai negeri.
Pada akhir bulan Ramadhan, Tahun kesepuluh hijriah merupakan awal sejarah ketika Kakbah hanya khusus bagi kaum Muslimin. Pada waktu ini pula Rasulullah melaksanakan haji wada' bersama Muslimin yang datang dari berbagai tempat. Dan saat itulah Rasulullah menyampaikan khutbah bagi kaum Muslimin.
Dalam fase ini telah diceritakan para istri Rasulullah, dimulai dari Khadijah, Saudah binti Zam'ah, Hafsah, Zainab binti Khuzaymah, Ummu Salamah, Juwariyah, Zainab binti Jahsy, Ummu Habibah, Maimunah bin al-Harits, Shafiyah binti Huyay.
Pada waktu ini pula Aisyah telah kehilangan separuh jiwanya, Rasulullah wafat dipangkuan Aisyah.
''Hari itu seakan-akan tanah berbalik".
Madinah menjerit.
Seakan-akan tirai menutupi kedua mataku. Hanya suara gaung yang terdengar ditelingaku. Di tengah gaung, kami tak sadarkan diri. Kakiku yang menahan tubuh seperti jatuh berkeping-keping ke tanah.
Ayah dan Ali menangis di tempat mereka berlutut sambil saling berpelukan.
''Engkau sangat indah ketika masih hidup... Ketika wafat pun engkau sangat indah ya Rasulullah...''
Wafatnya Rasulullah benar-benar mengguncang umat Islam. Namun, kematian ini takan pernah menjadi penyebab pengingkaran dasar agama Islam, penyerahan dan kemurtadan. Rasulullah telah mengabdikan seluruh kehidupannya untuk Islam dan berdiri tegaknya Islam.
Isya
Waktu Isya adalah fase dimana setelah wafatnya Rasulullah. Pada masa ini pula telah terjadi perpindahan kepemimpinan, dimulai dari khalifah Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat dan dimakamkan disebelah Rasulullah, khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab. Setelah Umar bin Khatab wafat dan dimakamkan disebelah Rasulullah dan Abu Bakar, khalifah selanjutnya digantikan oleh Ustman bin Affan. Dan setelah Ustman bin Affan, khalifah selanjutnya digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.
Ulasan
Entah harus seperti apa saya menggambarkan betapa mulia nya Aisyah, betapa solihah nya Aisyah, betapa sabarnya Aisyah, betapa beruntungnya Aisyah menjadi istri Rasulullah. Novel ini mengajarkan kita untuk mengambil pelajaran pada setiap peristiwanya. Dari novel ini pula saya belajar kembali mengenai sejarah ribuan tahun yang lalu, sejarah pada jaman kenabian. Sungguh beruntung kita menjadi umat Rasulullah, menjadi pemeluk Islam, agama yang paling dimuliakan Allah.