Membangun Ekonomi Desa Lewat Ekowisata

Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Membangun Ekonomi Desa Lewat Ekowisata
Buku Pengelolaan Ekowisata Desa (DocPribadi/Samedy)

Dewasa ini, para wisatawan mulai menggemari tempat wisata yang tak hanya sekadar menyajikan keindahan alam, tetapi juga dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itulah, mulai berkembang jenis wisata minat khusus, yakni wisata alternatif yang disebut desa wisata; menawarkan kegiatan wisata dengan menekankan unsur-unsur pengalaman dan bentuk wisata aktif yang melibatkan wisatawan berhubungan langsung dengan masyarakat setempat. Dengan menonjolkan ciri kelokalan budaya setempat, diharapkan desa wisata ini bisa bersaing dengan produk wisata konvensional (halaman 7).

Buku berjudul ‘Pengelolaan Ekowisata Desa’ yang disusun oleh Hayat, dkk. ini menguraikan panjang lebar tentang banyaknya potensi yang dimiliki oleh berbagai desa yang nantinya dapat dikelola dengan baik dan profesional oleh masyarakat sekitar, sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka. Bila perekonomian di berbagai perdesaan meningkat, otomatis akan menekan jumlah pengangguran dan masyarakat tak perlu lagi pindah ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan.

Realitas memaparkan, saat ini banyak sekali desa yang memiliki potensi ekowisata yang sangat perlu untuk dikelola warga sekitar. Keberadaan ekowisata di daerah perdesaan tentu banyak sekali manfaatnya. Misalnya, meningkatkan perekonomian warga, terciptanya kemandirian lingkungan yang ditandai dengan keasrian dan keterawatan lingkungan secara baik, dan lain sebagainya (halaman vi).

Ekowisata merupakan jenis konsep wisata dalam bidang kepariwisataan. Di era globalisasi serba-modern ini, konsep ekowisata sangat diminati. Khususnya oleh masyarakat perkotaan yang terbiasa dengan segala hiruk pikuknya. Secara umum, ekowisata merupakan perjalanan seseorang atau kelompok ke tempat-tempat berbasis alam, dengan tujuan untuk mengkonservasi lingkungan serta memberikan penghidupan bagi masyarakat sekitar (halaman 13). 

Sebagaimana diketahui bersama, bahwa potensi sumber daya alam yang dimiliki bangsa ini telah terbukti mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan, terutama dalam sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu bidang industri yang bergerak dalam bidang pelayanan dan jasa yang menjadi salah satu andalan bangsa Indonesia dalam mendongkrak devisa negara (halaman 1).

Jawa Timur misalnya, termasuk salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus untuk terus dikembangkan. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di pulau Jawa yang memiliki total luas wilayah 47.799,75 km atau hanya sekitar 25% dari total luas keseluruhan wilayah Indonesia. Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 38 kabupaten, sehingga menjadikan provinsi terluas di pulau Jawa.

Keberadaan Taman Nasional Baluran di Banyuwangi dan Gunung Bromo di perbatasan empat kabupaten di Jawa Timur mampu menarik minat wisatawan asing maupun domestik. Hal ini tentu berdampak positif terhadap perkembangan sektor pariwisata di Jawa Timur (halaman 4).  

Dalam buku ini, penulis menguraikan bahwa ekowisata memiliki lima elemen penting. Pertama, memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan lewat pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan lewat kegiatan wisata yang kreatif disertai pelayanan prima. 

Kedua, memperkecil dampak yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi. Ketiga, mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya. Keempat, memberikan keuntungan ekonomi, terutama kepada masyarakat lokal. Kelima, dapat terus bertahan dan berkelanjutan.

Terbitnya buku ini layak diapresiasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan penting bagi masyarakat perdesaan guna membantu menciptakan role model pengembangan ekowisata daerah, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Sedikit kritik untuk buku ini, kelak bila dicetak ulang, penulis dan editor perlu membenahi kembali editannya, karena masih dijumpai kesalahan pengetikan di beberapa halaman dan juga pada judul di cover buku ini.   

***

*Penulis lepas, mukim di Kebumen.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak