Setiap orang yang sudah menjalani kehidupan berumah tangga biasanya mendambakan kehadiran buah hati. Hal ini dapat dimaklumi sebab kehadiran anak kelak sebagai generasi penerus keluarganya. Karenanya, berbagai upaya dilakukan oleh setiap pasangan agar bisa lekas memiliki momongan.
Namun realitas memaparkan tak semua orang tua menerima kehadiran darah dagingnya sendiri ketika ada sesuatu tak seperti apa yang diharapkan. Misalnya, ketika ada anak terlahir memiliki keterbatasan fisik, orang tua merasa kecewa dan mungkin merasa Tuhan tak berlaku adil padanya. Selain keterbatasan fisik, seorang anak juga bisa mengalami kepribadian yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Hal ini kadang membuat orang tua merasa tak siap dan akhirnya tak mau menerima kondisi anaknya. Padahal, ketika seseorang sudah memutuskan berumah tangga dan ingin memiliki anak, harusnya juga sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Dari buku berjudul Aku Melahirkan Suamiku karya Ferry Fansuri kita belajar untuk bisa memahami dan menerima kekurangan yang terjadi pada seorang anak. Dikisahkan, Nayala adalah anak yang terlahir dengan kesempurnaan fisik. Dia tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Sayangnya, kedua orang tuanya tak menyadari bahwa di balik kecantikannya, ternyata Nayala memiliki orientasi seksual yang berbeda dari umumnya gadis seusianya.
Nayala memang tercipta dengan kesempurnaan fisik, tetapi jiwanya mengalami kelainan. Dia penyuka sesama jenis dan ketika hal ini terbongkar, kedua orang tuanya tak mau menerimanya. Terlebih ketika Nayala mengaku sudah punya pacar wanita dan ingin menikah dengannya. Hal inilah yang membuat kemarahan kedua orang tuanya meledak dan lantas mengusir Nayala.
Di kota besar, Nayala hidup bebas dengan pasangan sejenisnya. Bahkan ia bergonta-ganti pasangan. Dari kisah Nayala ini dapat dipetik pelajaran berharga bahwa bagaimana pun kondisi seorang anak, yang namanya anak tetaplah anak. Tak seharusnya orang tua mementingkan ego, merasa malu karena anaknya memiliki kelainan dan malah mengusirnya. Justru anak dengan kelainan tersebut harus didampingi, dijaga, dan selalu diberi motivasi agar lebih kuat menghadapi ujian hidup yang tak biasa tersebut.
Selain kisah malang Nayala, masih banyak kisah-kisah menarik lainnya dalam buku kumpulan cerpen Aku Melahirkan Suamiku terbitan Leutikaprio (2017) ini. Di antaranya, cerpen berjudul Bangkai Pesawat yang Menimpa Kami berkisah tentang nasib malang yang harus dialami oleh lelaki bernama Kamidi. Dia kehilangan istri dan anaknya. Dia akhirnya memilih hidup merantau ke tempat yang jauh. Sepulangnya dari merantau, dia memilih hidup sendiri dan membangun sebuah surau dari kayu. Cerpen lainnya yang menarik disimak berjudul Pria dengan Rasa Jeruk, menceritakan dua orang pemuda dari desa yang ingin mencari peruntungan di ibu kota.
Menurut saya, Ferry Fansuri, pria kelahiran Surabaya ini adalah termasuk cerpenis berbakat dan multitalenta yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam dunia kepenulisan. Bahkan, sebagaimana tertulis dalam biodata di buku ‘Aku Melahirkan Suamiku’ ini, dia juga seorang fotografer dan enterpreneur.