Ulasan Buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku: Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Ulasan Buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku: Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua
Buku "Ibu, Engkaulah Harta Terindahku" (DocPribadi/SamEdy)

Betapa bahagianya bila orang tua memiliki putra-putri yang berbakti kepadanya. Betapa bahagia ketika usia orang tua kian bertambah senja, anak-anaknya dengan tulus ikhlas mau merawatnya. Namun sayang, tak semua harapan orang tua terwujud. Karena terkadang setelah anak tumbuh dewasa, bekerja, dan menikah, mereka malah melupakan jasa orang tuanya. Boro-boro menyisihkan sebagian harta untuk dipersembahkan kepada orang tuanya, bahkan merawat orang tua yang sering sakit-sakitan pun mereka tak mau. 

Perihal keutamaan bakti anak pada orang tua, ada kisah menarik yang bisa dijadikan bahan renungan bersama, agar para pembaca dapat termotivasi untuk terus berbakti kepada ayah dan ibunya. Kisah diambil dari buku berjudul Ibu, Engkaulah Harta Terindahku karya Al-Jauzi (2013). Begini kisahnya: 

Alkisah, Nabi Musa pernah berdoa kepada Allah, “Wahai Allah, tolong tunjukkan siapa temanku di surga nanti.” Allah lalu memerintahkan Nabi Musa mendatangi pasar di suatu desa. Di pasar itu Nabi Musa disuruh mencari tukang jagal. Itulah teman Nabi Musa di surga nanti. Kemudian Nabi Musa mendatangi pasar dan bertemu dengan jagal yang dimaksud. Nabi Musa menemuinya hingga sore hari.

Ketika itu, si tukang jagal mengambil sepotong daging dan memasukkannya ke dalam tas keranjang. Melihat itu, Nabi Musa lantas bertanya, “Apakah ada tamu di rumahmu?” Tukang jagal pun mengiyakan. Nabi Musa pun ikut pulang bersamanya. Setibanya di rumah, tukang jagal memasak sayur sop yang sangat lezat. Tidak beberapa lama kemudian, tukang jagal menuntun seorang wanita tua renta dari kamarnya. Ia lalu memberinya makan hingga kenyang. Bahkan, ia juga mencuci pakaiannya, menjemurnya, dan memakaikannya pada wanita tersebut. 

Ketika itu, Nabi Musa mendengar si wanita berdoa, “Wahai Allah, jadikanlah anakku teman Nabi Musa saat di surga nanti.” Mendengar doa si wanita, Nabi Musa bertanya kepada tukang jagal, “Apa yang telah kau lakukan kepadanya?” Tukang jagal menjawab, “Ia ibuku, kondisinya sudah lemah. Duduk saja tidak bisa.” Nabi Musa lantas berkata, “Bergembiralah. Aku Nabi Musa. Kamu adalah temanku di surga nanti.” 

Kisah tentang si tukang jagal dan Nabi Musa meninggalkan hikmah yang luar biasa bagi kita, bahwa balasan bagi anak yang berbakti pada orang tuanya adalah surga. Orang tua yang telah renta, sakit-sakitan, mestinya mendapatkan perawatan dan kasih sayang dari anak-anaknya. Bukan malah dibiarkan hidup sendiri atau dititipkan di panti jompo. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak