Bukan hal yang asing kalau kebanyakan buku motivasi mendorong kita untuk mendapatkan jabatan lebih baik, jangan menyerah, dan hal-hal yang tentunya sudah bisa ditebak. Eits, tapi dalam buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat: Pendekatan yang Waras Demi Menjalani Hidup yang Baik atau The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life karya Mark Manson ini menyampaikan pesan yang sangat berbeda, loh.
Mark Manson menuangkan gagasan dan argumentasinya dengan lugas, mulai dari cerita-cerita tentang pengalaman hidupnya hingga menambahkan sejumlah kisah nyata dari beberapa tokoh yang barangkali belum pernah didengar, seperti Charles Bukowski, Dave Mustaine, dan William James.
Nah yang paling menarik, dalam buku ini mengajarkan kita untuk pentingnya bersikap bodo amat. Yang perlu dicatat, tidak untuk semua hal ya! Mark Manson berpendapat bahwa kunci untuk bahagia adalah bersikap bodo amat terhadap hal-hal yang tak penting dan fokus kepada segelintir hal-hal yang benar benar bernilai bagi kita.
Dunia terus-menerus memberitahu bahwa untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kita harus membeli banyak barang, menghasilkan lebih banyak uang, menjadi orang yang lebih dan lebih lagi. Kamu ngerasa nggak? Tuntutan ini kadang membuat kita lupa untuk fokus ke hal-hal yang benar benar penting. Padahal yang membuat seseorang hebat adalah bagaimana dia memilih hal-hal yang bernilai dan hidup untuk hal tersebut, bukan hasil maupun pencapaian apapun. It is the act of choosing your values and living by them that makes you great, not any outcome or accomplishment!
Banyaknya pelajaran yang bisa diambil dan memberikan inspirasi bagi para pembacanya, membuat buku ini sukses di pasaran dan masuk dalam daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post.
Salah satu kutipan dari buku ini yang membuat tersentuh ialah sebagai berikut: “The desire for a more positive experience is itself a negative experience. And, paradoxically, the acceptance of one’s negative experience is itself a positive experience.” - Mark Manson.