Inilah 5 Perbedaan antara Penerbit Mayor dan Penerbit Indie

Candra Kartiko | Yunda Mairly Aryanti
Inilah 5 Perbedaan antara Penerbit Mayor dan Penerbit Indie
Ilustrasi Perpustakaan (Pexels)

Seperti yang kita ketahui buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Hal ini mungkin ada benarnya, karena buku akan medokumentasikan tulisan dengan rapih dan menarik. Tak hanya itu, buku juga memberikan banyak manfaat bagi penulis dan masyarakat yang membacanya.

Tetapi hingga saat ini masih banyak penulis pemula di luar sana yang bertanya, "Kalau mau menerbitkan buku hasil karya sendiri itu sebenarnya bayar, nggak, sih?"

Sebelumnya apakah kalian tahu bahwa saat ini terdapat 2 jenis penerbit? Apa saja kira-kira? Jawabannya adalah penerbit mayor dan penerbit indie. Jadi, bayar atau tidaknya tergantung dari penulis menerbitkan bukunya itu di mana.

Kemudian, ada juga sebagian penulis pemula yang bertanya "Hal apa saja sih yang membedakan penerbit mayor dan penerbit indie secara umum?" Mari kita simak penjelasannya,

1.  Persiapan dan Proses Penulisan Naskah

- Penerbit Mayor  

Naskah yang diterbitkan secara mayor, tentunya adalah naskah yang sudah diseleksi terlebih dahulu oleh editor akuisisi. Jika sudah dinyatakan layak terbit, maka ketika proses penulisan, biasanya akan ada editor dari pihak penerbit yang ikut memantau progres penulisan naskah kamu. Editor akan berperan sebagai partner penulis selama proses penyusunan dan penyuntingan naskah.

Selain itu, editor juga akan memberikan deadline, memeriksa naskah, memberikan masukan dan juga saran untuk konten naskah kamu, supaya lebih baik dan menarik minta para pembaca. Sehingga bisa disimpulkan bahwa dalam penerbitan mayor, penerbit mempunyai peran penting dalam menerbitkan karyamu.

- Penerbit Indie 

Lain halnya dengan penerbit mayor, dalam penerbit indie kamu sebagai penulis akan memiliki tanggung jawab penuh terhadap karya yang sedang kamu tulis. Pihak penerbit, melalui editor indie, hanya memeriksa saja apakah naskahmu sudah sesuai dengan standar percetakan secara teknis atau belum. Namun, biasanya penerbit juga akan menyeleksi secara umum bahwa naskah tidak mengandung unsur SARA ataupun pronografi.

2.  Biaya

- Penerbit Mayor

Dalam penerbit mayor, semua biaya ditanggung oleh penerbit. Mulai dari biaya cetak, biaya distribusi ke toko-toko buku, sampai biaya promosi. Semuanya menjadi tanggung jawab penerbit.

- Penerbit Indie

Berbeda dengan penerbit mayor, biaya penerbit indie menjadi beban penulis. Mulai dari biaya cetak, atau mungkin juga biaya desain cover buku, layout, sampai editing. Jika kamu menginginkan bukumu juga didistribusikan ke toko-toko buku, maka akan ada biaya distribusi yang akan dibebankan penerbit kepadamu. Tetapi, biasanya semua biaya itu nantinya akan kembali lagi jika bukumu banyak menarik minat masyarakat untuk membacanya.

3. Sistem Percetakan

- Penerbit Mayor

Dari segi sistem percetakan, penerbit mayor akan mencetak buku dalam jumlah besar, sesuai dengan kebijakan masing-masing. 

- Penerbit Indie

Dalam penerbit Indie, jumlah buku yang dicetak akan disesuaikan dengan pemesanan. Jika ada yang memesan hanya satu buku saja, maka akan dicetak satu saja untuk dikirimkan ke pemesan. Lalu, bagaimana jika penulis ingin mencetaknya dalam jumlah banyak? Bisa banget, lho.

4. Promosi

- Penerbit Mayor

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya di atas, promosi menjadi tanggung jawab penerbit mayor dan dibantu oleh penulis pastinya. Biasanya promosi akan direncanakan oleh pihak penerbit, seperti launching and book signing, blog tour, bedah buku, pameran buku, dan lain-lain.

Penulis hanya perlu meneruskan saja informasi-informasi promosi penerbit ke teman-teman di jejaring sosial media milik pribadinya.

Namun, sebaiknya penulis juga kooperatif dalam hal promosi ini. Misalnya, jika ada ide promosi penulis bisa mengusulkannya ke penerbit, sehingga dapat dieksekusi bersama. Karena keberhasilan sebuah buku di pasar tidak lepas dari kerja sama penerbit dengan penulisnya. Penerbit pastinya lebih suka dengan penulis yang rajin mempromosikan bukunya, baik melalui media sosial maupun promo langsung ke komunitas-komunitas yang diikutinya.

- Penerbit Indie

Dalam penerbit indie penulis menjadi penanggung jawab penuh promosi buku hasil karyanya sendiri. Jika ingin mengadakan bedah buku atau sejenisnya, semua diatur sendiri oleh penulis. Biasanya terdapat beberapa promosi yang akan dimasukkan ke dalam paket-paket penerbitan indienya.

Misalnya pembuatan e-banner, promosi di semua media sosial, atau bahkan memuat profil dan wawancara penulis di website untuk paket tertentu. Kamu bisa memilih paket yang sesuai dengan kemampuan kamu, tetapi di luar paket itu pastinya kamu harus mengaturnya sendiri.

5. Royalti

-  Penerbit Mayor

Kamu sebagai penulis buku yang diterbitkan secara mayor berhak atas royalti yang besar dan waktu penerimaannya disepakati sebelum buku terbit. Rata-rata royalti untuk penulis buku mayor itu sebesar 10% dari harga jual buku di toko buku. Sedangkan waktu penerimaannya antara 3–6 bulan, tergantung kebijakan masing-masing penerbit. 

- Penerbit Indie

Lain halnya dengan penerbit mayor, sebagai penulis buku yang diterbitkan secara indie kamu akan mendapatkan royalti hingga mencapai 50% atau bahkan lebih dari harga jual buku kamu. Kenapa bisa begitu besar? Karena terdapat banyak biaya penerbitan yang bisa dipangkas, seperti biaya distribusi, biaya promosi, dan sebagainya.

 Nah, itu dia 5 perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie secara umum. Bagaimana? Sudah jelas kan sekarang? Jangan bingung lagi, ya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak