Mengenal Coral Bleaching, Salah Satu Indikator Pemanasan Global

Hernawan | Rasyi Fauzia
Mengenal Coral Bleaching, Salah Satu Indikator Pemanasan Global

Saat ini, terumbu karang terbesar di dunia yaitu Great Barrier Reef di Australia, dikonfirmasi sedang mengalami "mass bleaching". Peristiwa ini sudah diberitakan oleh media-media besar dunia seperti BBC dan CNN. Ini menjadi kali ke ke-6 coral bleaching terjadi di Great Barrier Reef atau yang ke-4 sejak 2016. Sebelumnya peristiwa serupa pernah terjadi di tahun 1998, 2002, 2016, 2017, dan 2020. Lantas, apa sebetulnya coral bleaching?

Coral bleaching merupakan peristiwa perubahan warna terumbu karang menjadi memutih atau kehilangan warna. Menyadur dari oceanservice.noaa.gov, bleaching adalah respons yang dihasilkan oleh stres, bisa karena perubahan suhu, cahaya, ataupun nutrisi. Kejadian yang dialami Great Barrier Reef saat ini menurut ilmuwan terjadi karena peningkatan suhu.

Mengutip dari "Coral Bleaching - A Review of the Causes and Consequences", sebagian besar terumbu karang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellae, sebuah tipe alga bersel tunggal. Alga mikroskopis tersebut hidup di dalam jaringan tubuh terumbu karang. Zooxanthellae memproduksi materi energi dari fotosintesis dan ini menjadi sumber nutrisi yang akan diserap oleh terumbu karang. Secara umum, terumbu karang sangat bergantung dari simbiosis ini karena 90% energinya diperoleh lewat cara ini.

Ketika terjadi bleaching, hilangnya warna terumbu karang disebabkan karena zooxanthellae tidak lagi menghuni terumbu karang tersebut atau pigmen di dalam alga berkurang. Warna terumbu karang yang cantik dan beraneka ragam merupakan pigmen fotosintetik yang ada di zooxanthellae, sehingga hilangnya zooxanthellae akan membuat sebagian besar jaringan terumbu karang menjadi transparan. Akhirnya hal ini menyebabkan rangka kalsium karbonat yang berwarna putih terlihat jelas, menghasilkan penampakan karang berwarna putih.

Penyebab utama dari mass coral bleaching atau bleaching terumbu karang dalam skala besar adalah peningkatan suhu laut. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa mass bleaching erat kaitannya dengan anomali peningkatan suhu permukaan air laut dalam skala besar. Peningkatan suhu dalam 1-2ºC saja dapat memicu mass bleaching karena terumbu karang telah hidup dekat dengan batas maksimum toleransi suhunya.

Peningkatan suhu menyebabkan bleaching dengan mengurangi kemampuan sistem fotosintesiszooxanthellae untuk memproses cahaya. Ketika suhu melampaui batas ambang tertentu, cahaya yang masuk melebihi kapasitas sehingga memproduksi reactive oxygen species (radikal bebas) yang dapat merusak struktur sel. Terumbu karang tidak bisa menoleransi molekul beracun itu sehingga zooxanthellae harus diusir untuk menghindari kerusakan jaringan.

Terkait dengan mass bleaching yang terjadi di Great Barrier Reef, informasi menyebutkan bahwa suhu air laut saat ini 4ºC lebih tinggi dibanding rata-rata temperatur di bulan Maret biasanya. Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan iklim karena pemanasan global. Saat ini UNESCO sebagai badan PBB yang mengurusi warisan dunia juga menaruh perhatian lebih pada Great Barrier Reef Australia.

Untuk tetap mempertahankan dan memberikan kesempatan agar kondisi terumbu terumbu karang dapat kembali membaik, yang harus dilakukan adalah menekan emisi agar dapat mengurangi pemanasan global. Walaupun kita tidak tinggal di Australia, namun kesadaran akan keseimbangan ekosistem laut maupun perubahan iklim juga harus menjadi perhatian semua masyarakat dunia. Yuk, mulai dengan hal-hal kecil yang meminimalisir emisi!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak