Sosok ibu merupakan seseorang yang paling penting dalam hidup kita. Kita tidak akan bisa mencicipi kehidupan dunia jika tidak ada kehadiran seorang ibu. Melalui rahimnya lah kita semua bisa bernapas dan hidup.
Namun, sudahkah kita menunjukkan rasa sayang dan terima kasih kita pada ibu? Bagaimana jadinya jika ibu yang telah menyayangi kita bahkan semenjak sebelum kita lahir pun, tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa diketahui keberadaannya? Itulah yang terjadi pada tokoh Ibu dalam cerita ini.
Salah satu karya terjemahan penulis Korea Selatan yang berjudul Please Look After Mom ini merupakan salah satu cerita yang mengharu biru dan cukup menyayat hati. Penasaran dengan ulasannya? Simak dulu identitas lengkap bukunya berikut ini.
Judul buku: Please Look After Mom
Penulis: Kyung-Sook Shin
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman 296 halaman
Cetakan Kelima, Februari 2020
Ulasan Novel Please Look After Mom
Pernahkah kita memperhatikan ibu kita dengan seksama, bagaimana ia memulai hari bahkan ketika matahari belum menampakkan sinarnya, bagaimana kegiatannya ketika malam saat semua orang rumah lainnya tertidur. Ketika membaca buku ini, aku merasa tersentil dan sadar bahwa selama ini aku cenderung terlalu menggampangkan pekerjaan ibu.
Buku karangan salah satu penulis Korea ini bercerita tentang seorang ibu yang terpisah dengan suaminya di stasiun kereta saat akan mengunjungi anak-anaknya yang tinggal di kota. Banyaknya penumpang yang ada di stasiun membuat pandangan ibu terhadap ayah terlepas begitu saja. Akhirnya, ibu mereka benar-benar hilang, lenyap. Tentu saja anak-anak dan suaminya berusaha mencari keberadaannya dengan berbagai cara.
Berbagai kilas balik momen-momen bersama ibu kembali terlintas di pikiran masing-masing tokoh. Suaminya menyadari bahwa selama ini ia selalu bergantung pada istrinya, dan ia menyesal karena selama ini tidak memperlakukan istrinya dengan baik.
Anak-anaknya satu per satu kembali mengingat kenangan bersama ibu. Hingga akhirnya, satu per satu kenyataan yang sebenarnya yang selama ini ditutupi tentang ibu mulai terbuka.
Ternyata selama ini mereka belum mengenal sosok ibu sepenuhnya. Mereka bahkan baru menyadari bahwa ibu tidak bisa membaca, ibu sering terlihat melamun di belakang rumah dan ketika ditanya sedang apa, ia hanya menjawab bahwa ia lupa. Mereka semua menganggap semua hal itu wajar.
Cerita disajikan dari berbagai sudut pandang, mulai dari sudut pandang anak perempuannya, suaminya, anak laki-lakinya, hingga sudut pandangnya (ibu) sendiri. Melalui berbagai sudut pandang ini, aku jadi semakin paham bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya. Sebuah buku yang sarat akan makna, terutama untuk lebih menghargai ibu.