Review Novel 'The Count of Monte Cristo', Literatur Prancis Klasik Karya Alexandre Dumas

Hernawan | Nurita Komara
Review Novel 'The Count of Monte Cristo', Literatur Prancis Klasik Karya Alexandre Dumas
The Count of Monte Cristo [Dok.Pribadi/Nurita Komara]

The Count of Monte Cristo adalah novel terjemahan yang berlatar di Perancis, tepatnya pada zaman akhir perang Napoleon Bonaparte. Tentu kita semua tahu bagaimana sejarah kaisar Napoleon yang melegenda itu, yang menguasai sebagian besar daratan Eropa pada awal abad ke-19. 

Tentang Penulis 

Alexandre Dumas, pere (senior), lahir dengan nama Dumas Davy de la Pailleterie (lahir 24 Juli 1802 - meninggal 5 Desember 1870 pada umur 68 tahun) adalah seorang penulis Perancis, dikenal dengan novel-novel historisnya yang sarat dengan petualangan. 

Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam hampir 100 bahasa, dan dia adalah salah satu penulis Perancis yang paling banyak dibaca. Selain itu ia juga menulis drama, artikel majalah, dan merupakan seorang koresponden yang sangat berpengaruh. 

Identitas Buku 

Judul: The Count of Monte Cristo 

Genre: Sejarah, Fiksi

Penulis: Alxandre Dumas 

Penerjemah: Sushela M. Nur dan Ayuana Andini 

Penerbit: Immortal publisher 

ISBN: 978-602-6657-65-7

660 hlm; 14x21 cm 

Sinopsis Buku 

Februari 1815 jauh di benua Eropa sana, kisah ini berawal dari seorang pemuda bernama Edmond Dantes yang berprofesi sebagai juru mudi kapal. Kisahnya bermula saat dia gagal meminang pujaan hatinya yang bernama Mercedes, lantaran ditangkap secara tiba-tiba oleh pihak kepolisian karena mendapat laporan bahwa Dantes telah berkhianat pada negara, dan merupakan seorang mata-mata dari kaisar Napoleon Bonaparte.

Akibat hal itu, Dantes dibawa ke penjara yang berada di lautan, meskipun hanya beberapa ratus meter dari tempat tinggalnya tapi tidak ada yang tahu keberadaanya sehingga Dantes terjebak selama puluhan tahun. Persekongkolan yang dilakukan oleh kawannya, dan rekan kerja saat di kapal menyebabkan Dantes mendapat tuduhan palsu atas hal yang bahkan dia tak mengerti sama sekali. Mereka adalah Monsieur Danglars, Caderousse, dan Fernand.

Singkat cerita, saat berada di penjara dia bertemu dengan seorang Padri yang bernama Faria, para penjaga menganggap Padri ini adalah orang gila karena selalu menawarkan segudang harta yang tidak tahu kebenarannya sebagai jaminan untuk membebaskannya. Setelah sekian lama Dantes berguru pada Padri Faria dan menerima sebuah peta harta karun miliknya, Dantes mencoba kabur dari penjara meski tanpa Padri Faria karena dia meninggal dalam keadaan sakit. 

Setelah berhasil kabur dari penjara, Dantes langsung menuju pulau di mana harta karun itu disembunyikan. Setelah Dantes mendapataknnya, dia bergegas menuju kota untuk segera membalaskan dendamnya. Saat Dantes kembali, seluruh kehidupan yang terakhir dia tinggalkan telah berubah sangat drastis, ayahnya meninggal karena kelaparan, dan pujaan hatinya entah di mana.

Dantes telah menderita selama puluhan tahun di dalam penjara. Dengan harta dan strategi cemerlang yang dimiliki, dia mampu membuat musuhnya menderita dan mati secara perlahan. Dantes membuat musuhnya pantas untuk bertanggung jawab atas penahannya karena pada dasarnya keadilan harus ditegakkan. Malapetaka apa yang mereka dapatkan atas perbuatannya kamu bisa cari tahu jawabannya dengan membaca cerita lengkapnya. 

Ulasan 

Hal pertama yang ingin disampaikan adalah, ini pertama kalinya penulis membaca literatur klasik Perancis tepatnya saat zaman kaisar Napoleon Bonaparte, hal ini membuat rasa penasaran semakin tinggi. Dan hasilnya memang sesuai harapan, di mana kisah yang disuguhkan sangat menarik, membuat pembaca masuk ke dalam alur cerita yang begitu emosional. 

Sebuah pembalasan dendam yang dilakukan dengan sangat cerdas dan teratur dengan berbagai latar tempat yang berbeda membuat novel ini layak untuk dinikmati para penyuka fiksi petualangan dan aksi.

Namun, dibalik kelebihan suatu novel tetap saja terdapat kekurangannya. Mungkin karena terlalu banyak karakter dengan nama yang cukup rumit membuat pembaca harus membaca ulang, terutama pada gelar yang disematkan. Selain itu, alur cerita yang terlalu panjang dan kompleks terkadang membuat bosan dan ingin segera masuk ke klimaks. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak