Ulasan Cerita Istri Konsul: Ketika Bayi Kecanduan Narkoba

Hernawan | Thomas Utomo
Ulasan Cerita Istri Konsul: Ketika Bayi Kecanduan Narkoba
Istri Konsul (Dokumentasi pribadi/ Thomas Utomo)

Istri Konsul adalah cerita panjang karya Nh. Dini. Sebelum diterbitkan, cerita panjang ini dimuat sebagai sisipan bonus majalah Kartini era tahun 1980-an. Di tahun 2003, barulah cerita ini dibukukan bersama tiga cerita lain, yakni Duta Besar, Nama, dan Hitam. Namun, ulasan ini hanya akan menyoroti cerita Istri Konsul saja.

Tokoh utama Istri Konsul adalah Hilda, perempuan matang asal Amerika Serikat yang menikahi Serge, konsul Prancis. Sedari muda, Hilda tidak berpretensi hidup saleh. Pacarnya di mana-mana. Hubungan intim, amat bebas dia lakukan. Demikian pula kegiatan menenggak minuman beralkohol. Kesemuanya merupakan keseharian Hilda yang berprofesi sebagai sekretaris suatu kantor.

Hingga tiba perkawinannya dengan Serge, seorang duda beranak satu, aktivitas tersebut tidak berhenti. Sebagai istri konsul, yang idealnya jadi perwakilan wajah dan martabat negara Prancis, Hilda tidak dapat mengekang nafsunya sendiri. Dia tetap suka minum-minum, bergaul bebas dengan pemuda-pemuda, bertualang dari satu ranjang ke ranjang berikut.

Tentu saja, tingkah laku Hilda menjadi buah bibir di kalangan kedutaan. Namun Hilda memilih sikap masa bodoh.

Serge sendiri seolah-olah buta dan tuli menghadapi segala perilaku negatif istrinya. Orang-orang menyebut Serge sebagai suami yang amat toleran terhadap istri. Dia menerima Hilda sepenuh-penuhnya.

Suatu ketika, Bruno, anak Serge, datang dari Australia. Hilda yang menjemput di bandara. Kali terakhir bertemu, Bruno masih anak-anak. Saat itu, dia telah berubah menjadi pemuda tegap dan cakap.

Hilda tidak memungkiri akan timbulnya rasa ketertarikan terhadap jasmani anak tirinya. Di hari pertama berjumpa kembali itulah, keduanya telah berulah krida macam kekasih. Apalagi waktu itu, Serge tidak di rumah.

Hubungan ini terus berlanjut sampai Hilda kemudian hamil. Serge yang mengetahui perselingkuhan Hilda dengan Bruno, menerima akibat perbuatan itu. Bayi dalam kandungan Hilda diakuinya sebagai anak sendiri. Kendati memicu gunjingan di sana-sini, Serge tidak peduli.

Kelahiran bayi Hilda memunculkan masalah baru. Setiap malam pada jam-jam tertentu, sang baui menangis amat keras, amat heboh. Begitu terus setiap hari. Dibawa ke dokter mana pun tidak kunjung ketahuan apa penyebabnya? Dengan demikian, tidak ada pula obat yang bisa diberikan.

Hingga kemudian ada dokter sepuh berpengalaman luas memeriksa bayi Hilda. Lewat serangkaian pemeriksaan rumit, ketahuanlah kalau bayi itu mengalami kecanduan. Dia selalu madat selama dalam kandungan Hilda. Sebab itu, di jam-jam malam tatkala sang ibu mengisap mariyuana, di saat itu pula sang bayi menangis kejer. Dia ingin kembali nge-fly seperti saat dalam kandungan ibu.

Cerita ini memaparkan realitas pahit akan dampak mengerikan dari konsumsi narkoba. Juga memaparkan kerusakan moral akibat incest serta akibat perilaku bebas bablas. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak