Review Buku #Peribahaha, Peribahasa dan Pantun untuk Lucu-Lucuan di Medsos

Hernawan | Rozi Rista Aga Zidna
Review Buku #Peribahaha, Peribahasa dan Pantun untuk Lucu-Lucuan di Medsos
Buku #Peribahaha (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Dewasa ini, dunia maya, terutama media sosial, kerapkali dipadati dengan pemberitaan yang menyesakkan dada, membuat hati merana juga membuat degup jantung makin kencang. Pasalnya, postingan-postingan dan informasi-informasi yang dibagikan tersebut bersumber dari pemberitaan berupa musibah, ketidakadilan, kasus korupsi, pelaku tindak kekerasan di rumah tangga, kematian suporter sepak bola, dan lain sebagainya.

Agar tidak melulu gundah dan larut dalam kasus menyedihkan, kita perlu hiburan dalam bentuk lucu-lucuan agar hidup tetap terus jalan beriringan dan seimbang antara sedih dan senang, antara suka dan duka, serta antara tangis dan tawa.

Perihal lucu-lucuan dalam postingan di media sosial, seperti di twitter, facebook, dan instagram, kita perlu rujukan sebagai tambahan inspirasi atau pemancing imajinasi. Terdapat buku yang cocok untuk dijadikan referensi dalam menulis status lucu-lucuan di media sosial. Buku tersebut berjudul #Peribahaha yang disusun oleh Pandu Surya Atmaja.

Pada buku terbitan Media Pressindo Yogyakarta ini, begitu melimpah peribahasa dan pantun yang sengaja diplesetkan dengan maksud untuk bahan lucu-lucuan. Seperti Cak Lontong seorang komika ternama, di dalam buku ini juga banyak disebutkan peribahasa yang mirip peribahasa yang sering dilontarkan oleh komedian asal Jawa Timur itu.

Seperti contoh pada halaman 6, termaktub sebuah peribahasa yang cukup menggelitik perut, yaitu tak kenal maka tak usir dan di mana ada jalan, di situ buat lewat. Tak kenal maka tak usir ini merupakan peribahasa plesetan dari tak kenal maka tak sayang. Artinya butuh perkenalan dulu agar menjadi sayang. Namun, di buku ini diplesetkan menjadi tak kenal maka tak usir. Sebab, tidak kenal makanya diusir, seandainya sudah kenal maka diajak masuk ke rumah lalu disuguhi minuman.

Lalu di mana ada jalan, di situ buat lewat. Peribahasa ini aslinya berbunyi di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Yang berarti jika kita berkeinginan untuk sukses, jika ada usaha, maka besar kemungkinan akan ada jalan menuju kesuksesan. Tetapi, buku ini memplesetkan peribahasa tersebut sehingga menjadi di mana ada jalan, di situ buat lewat. Tanpa pikir mendalam, di mana-mana kalau jalan memang digunakan untuk berlalu lalang atau dilewati. Sayangnya peribahasa yang diplesetkan di dalam buku ini tanpa penjelasan, sehingga terdakang membuat pembaca kebingungan untuk menafsirkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak