Pada akhir tahun ini publik sepak bola, khususnya yang berada di kawasan Asia tenggara akan kembali disuguhi kompetisi terbesar di kawasan tersebut. kejuaraan sepak bola antar negara di Asia tenggara, yakni AFF Championship akan hadir kembali pada bulan Desember ini. Kompetisi ini akan mulai dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 hingga 16 Januari 2023. Tentunya jika melihat dari jadwal tersebut, AFF Championship atau yang populer sebagai AFF Cup akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
Kejuaraan sepak bola antar negara di kawasan Asia tenggara ini memang menjadi salah satu kompetisi dengan taraf regional paling ramai diantara penyelenggaraan kejuaraan sejenis di kawasan Asia, meskipun kejuaraan ini sejatinya tidak masuk dalam kalender resmi FIFA.
Akan tetapi, setiap laga yang berlangsung di kejuaraan ini tetap mendapatkan poin fifak karena dianggap sebagai FIFA match dengan kategori A yang berhak mendapatkan koefisien poin meski terbilang kecil. Selain itu, ada beberapa alasan mengapa kompetisi ini selalu dianggap ramai dan menyedot animo masyarakat, khususnya di kawasan Asia tenggara. Berikut beberapa alasan tersebut.
1. Seringkali terdapat pertandingan antara negara rival
Seperti beberapa kompetisi sepak bola antar negara pada umumnya, tentunya pertemuan 2 tim yang dianggap sebagai rival tentunya sering pula terjadi di AFF Cup. Beberapa negara di kawasan Asia tenggara ini seringkali menjadi rival bagi negara lain, bahkan rival antar negara tetangga.
Salah satu contohnya adalah rivalitas antara Indonesia dan Malaysia yang seringkali disebut “derby serumpun”. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut memang bertetangga secara langsung dan seringkali mengalami pasang-surut hubungan diplomatik yang tidak jarang memanaskan laga di lapangan.
BACA JUGA: Ousmane Dembele: Lionel Messi Lebih Bagus Juara Piala Dunia, Masalahnya Kami Juga Mau
Selain itu, adapula rivalitas antar dua negara lainnya seperti Thailand dan Myanmaar yang dipengaruhi dua kebudayaan yang hampir sama. Adapula rivalitas yang mengedepankan kekuatan sepak bola seperti rivalitas antara Indonesia dan Thailand atau Thailand dengan Vietnam yang merupakan trio persaingan sepak bola klasik di kawasan Asia tenggara.
2. Dipengaruhi susahnya bersaing di taraf yang lebih tinggi
Mungkin salah satu alasan paling masuk akal sekaligus paling ironis mengapa kejuaraan AFF Cup sangat menjadi primadona bagi tim-tim di kawasan Asia tenggara adalah susahnya mereka untuk turut berkompetisi pada level kejuaraan yang lebih tinggi seperti Piala Asia atau bahkan Piala Dunia. Mungkin hampir setiap negara yang berada dalam sub-federasi AFF pernah mengikuti kompetisi Piala Asia yang digelar setiap 4 tahun sekali.
Akan tetapi, hanya segelintir negara saja yang dianggap memiliki pengalaman dalam mengikuti kejuaraan tersebut. beberapa negara tersebut antara lain, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Untuk Australia mungkin bisa dianggap cukup berpengalaman sejak keikutsertaan mereka dalam federasi AFC dan sub-federasi AFF.
Beberapa tim lainnya seperti Singapore, Kamboja, Myanmaar dan Filipina belumlah terlalu berpengalaman di kompetisi tersebut, meskipun rekor Myanmaar sebagai yang paling berprestasi di ajang Piala Asia juga cukup membanggakan.
BACA JUGA: Lokasi Nobar Piala Dunia 2022 Kroasia vs Maroko Hari Ini di Tangerang, BSD dan Bintaro
Namun, negara tersebut terakhir kali lolos ke putaran final Piala Asia juga satu-satunya sampai hari ini adalah saat gelaran tahun 1968. Tentunya susahnya persaingan antara negara-negara di kawasan Asia tenggara untuk menembus kompetisi selevel Piala Asia ataupun Piala Dunia membuat kompetisi ini selalu ramai pada tiap edisi gelarannya.
3. Selalu menyuguhkan drama di tiap edisinya
Lazimnya kompetisi sepak bola antar negara di berbagai belahan dunia manapun pastinya akan menyuguhkan drama di atas lapangan. Kompetisi AFF Championship juga tidak lepas dari drama-drama yang tersaji di setiap laga atau setiap edisinya.
Tentunya publik sepak bola Asia tenggara masih ingat dengan drama sepak bola gajah antara Indonesia dan Thailand di fase grup piala Tiger atau yang kini merupakan AFF Championship di tahun 1998. Bisa dibilang peristiwa tersebut adalah drama paling memalukan dalam pesepak bolaan di Asia tenggara.
Belum lagi peristiwa pelaseran yang dilakukan beberapa oknum suporter ketika Malaysia bertemu Vietnam atau ketika Malaysia bertemu Indonesia pada gelara piala AFF tahun 2010 juga termasuk drama yang tidak akan dilupakan oleh publik sepak bola Asia tenggara.
Drama dalam setiap pertandingan sebenarnya ibarat “bumbu” dalam pertandingan yang membuat tiap laga menjadi lebih seru dan tentunya menegangkan. Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi adalah jangan sampai melakukan drama-drama di atas lapangan itu memicu tindakan di luar kontrol atau merusak sportivitas pertandingan.
Video yang Mungkin Anda Suka.