Ulasan Novel 'Sebiru Safir Madagascar', Mimpi Seorang Gadis Kecil yang Miskin

Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
Ulasan Novel 'Sebiru Safir Madagascar', Mimpi Seorang Gadis Kecil yang Miskin
Novel Sebiru Safir Madagascar (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Sebagai penyemangat hidup, manusia butuh harapan. Harapan laksana pelecut semangat untuk terus menjalani dan menikmati hidup. Hidup tanpa impian, manusia akan kehilangan tujuan. Betapa penting hadirnya harapan, impian, cita-cita atau apalah kata sepadan lainnya, sebab ia merupakan puncak dalam derap langkah kehidupan.

Berbicara perihal cita-cita, terdapat kisah menarik dalam novel Sebiru Safir Madagascar yang patut disimak bersama. Kisah seorang gadis miskin piatu bernama Mirindra yang ditinggal mati ibunya, Neny, sejak ia berusia tujuh tahun. Mulai waktu itu, Mirindra tinggal bersama ayahnya, Dada. Namun, beberapa saat kemudian, sebab kebutuhan ekonomi, ayahnya bekerja sebagai kuli tambang di sebuah daerah yang jaraknya ratusan kilo meter dari rumahnya.

BACA JUGA: Aristoteles, Filsuf Yunani yang Pemikirannya Berpengaruh Bagi Ilmu Hukum

Sebenarnya berat bagi Dada untuk pergi meninggalkan Mirindra, namun apalah daya, saat itu pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya hanyalah bekerja sebagai penambang di Ilakaka yang berjarak 735 kilo meter dari Antananarivo. Maka, dengan berat hati Dada bekerja dengan jarak yang agak jauh dari Mirindra, demi memenuhi biaya hidup.

Agar Mirindra tidak sendirian di rumah, juga demi mendukung cita-cita anaknya, Dada menyekolahkan Mirindra ke Akany Tafita. Akany Tafita merupakan sekolah terdekat dari rumah Mirindra yang mau mengasuh anak-anak miskin di lingkungannya. Di sana, ia tidak hanya sekolah, tetapi tinggal di asrama dengan anak-anak lainnya yang diasuh oleh wanita Malagasy bernama Tinah Andrianasolo.

BACA JUGA: Review Buku 'Nol' Semua Pengetahuan Berawal dari Ketidaktahuan

Meski demikian, hidup Mirindra selalu dilingkupi dengan harapan, impian, cita-cita dan perjuangan hidup yang pantang menyerah. Sebelum sekolah, Rindra selalu mendengarkan radio tua milik ayahnya. Saat radio itu memutar lagu bahasa asing; Inggris, Arab, Perancis, Belanda dan Jerman, Rindra selalu menirukannya.

Kemudian, kala ia sekolah di Akany Tafita, saat baru daftar menjadi murid, ia menyaksikan televisi di ruang pendaftaran yang kebetulan menampilkan orang berpakaian rapi dengan berbicara bahasa asing. Rindra kembali menirukannya sehingga Tinah mengetahui Rindra sedang berlatih bahasa asing.

Dan seterusnya, dan seterusnya, hingga Mirindra menjadi sarjana di Fakultas Teknik Pertambangan di salah satu institut di Bandung. Ia memilih jurusan pertambangan sebab ia mencintai tanah Malagasy dengan mimpi-mimpi ingin melakukan perubahan.

BACA JUGA: Review Buku 'Para Pembangkang!', Pelajaran Berharga dari Umat Terdahulu

Dengan membaca buku ini, seorang ayah akan sadar akan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Mengerti apa yang harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan keluarganya. Sebagai seorang anak, dengan membaca buku ini akan tumbuh sikap kemandirian dan berjuang demi meraih impian. (*)

----------------------------

Identitas Buku

Judul: Sebiru Safir Madagascar

Penulis: Haya Nufus

Penerbit: Indiva

Cetakan: I, Januari 2016

Tebal: 288 halaman

ISBN: 978-602-1614-53-2

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak