Orientasi seksual adalah salah satu aspek yang penting dalam identitas seseorang. Namun, seringkali terjadi kesalahpahaman dan penyelewengan informasi mengenai orientasi seksual yang dapat menimbulkan stereotip dan diskriminasi. Dalam uraian singkat ini, penulis ingin mencoba mengungkapkan beberapa fakta seputar orientasi seksual yang sering disalahartikan.
1. Bukan Pilihan
Banyak orang masih memercayai bahwa seseorang bisa memilih secara leluasa menjadi penyuka sesama jenis, atau transgender. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa orientasi seksual muncul sejak awal kehidupan seseorang dan tidak dapat diubah atau dipilih. American Psychological Association (APA) menyatakan bahwa orientasi seksual merupakan bagian dari identitas seseorang yang muncul secara alami.
2. Bukan Gangguan Mental
Beberapa tahun yang lalu, homoseksualitas masih masuk dalam daftar gangguan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Namun, pada tahun 1973, APA menghapusnya dan menyatakan bahwa homoseksualitas bukanlah penyakit atau gangguan mental. Penelitian ilmiah yang luas telah menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah variasi alami dalam spektrum orientasi seksual manusia.
3. Tidak Dapat Diubah
Ada upaya yang sering disebut sebagai "terapi konversi" yang berusaha mengubah orientasi seksual seseorang. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas terapi semacam itu, sementara banyak bukti yang menunjukkan bahwa terapi tersebut dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan kesehatan mental individu. Bahkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Medical Association (AMA), telah menyatakan bahwa terapi konversi dilarang keras karena bertentangan dengan hak asasi manusia.
BACA JUGA: 5 Tips Memilih Kos bagi Kamu yang Akan Merantau
4. Bukan Kriminal
Seringkali terdapat pelabelan negatif yang menyebutkan bahwa individu dengan orientasi seksual non-heteroseksual lebih cenderung melakukan tindakan kriminal atau memiliki moral yang lemah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara orientasi seksual dan perilaku kriminal. Menyalahartikan orientasi seksual sebagai indikator kejahatan hanya memperkuat diskriminasi dan prasangka yang tidak cukup dasarnya.
5. Setiap Orang Berhak Hidup Bermartabat
Orientasi seksual adalah bagian dari identitas manusia yang perlu dihormati dan diakui. Semua orang berhak untuk hidup tanpa diskriminasi, kekerasan, atau pelecehan berdasarkan orientasi seksual mereka.
Oleh karena itu, semua orang wajib menghormati dan memahami orientasi seksual agar tidak mudah menstigma pada orang lain. Bagaimana jika yang memiliki orientasi seksual tersebut adalah orang terdekat kita? Tampaknya penting bagi kita untuk mencari sumber informasi yang terpercaya dan mengedepankan sikap terbuka serta penerimaan terhadap perbedaan. Dengan melakukan dialog dan diskusi berkala, kita dapat memperkuat kesadaran dan pengertian tentang orientasi seksual yang beragam. Setidaknya pahamilah mereka sebagai sesama manusia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS