Ulasan Buku The Old Man and the Sea, Kisah Epik Nelayan Tua dan Ikan Raksasa

Ayu Nabila | Eko Saputra
Ulasan Buku The Old Man and the Sea, Kisah Epik Nelayan Tua dan Ikan Raksasa
Sampul buku The Old Man and the Sea (Kepustakaan Populer Gramedia/The Old Man and the Sea)

The Old Man and the Sea merupakan novel pendek karya penulis ternama Amerika, Ernest Hemingway. Yuk, kenal lebih dekat karya Ernest Hemingway berikut ini:

Identitas Buku

Judul: The Old Man and the Sea

Penulis: Ernest Hemingway

Penerjemah: Sapardi Djoko Damono

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun: 2016

Tebal: 102 halaman

ISBN: 9786026208880

Ulasan Buku

Novel The Old Man and the Sea pertama kali diterbitkan pada 1952 dan memenangkan Hadiah Pulitzer untuk kategori Fiksi pada 1953. Ini merupakan novel terakhir Ernest Hemingway, sekaligus karyanya yang paling terkenal.

Novel ini mengangkat tema hubungan manusia dan alam yang dikisahkan lewat seorang nelayan tua di tengah lautan, seorang diri. Di sini lah hidupnya diuji, melalui ketahanan dan keberanian menghadapi gejolak laut yang ganas. Novel ini juga menggambarkan kesendirian, perjuangan, dan pencarian makna hidup.

Beberapa karakter dalam novel ini misalnya Santiago, sang tokoh utama yang merupakan seorang nelayan tua. Ada pula Manolin, anak muda yang biasanya menemani Santiago memancing. Dan seekor ikan marlin raksasa yang akan berhadapan dengan Santiago di tengah laut nantinya.

Diceritakan bahwa Santiago dan Manolin telah melaut selama 84 hari tetapi tidak berhasil menangkap seekor ikan pun. Orang tua Manolin pun melarangnya untuk ikut Santiago dan memintanya pergi ke nelayan lain. Santiago akhirnya berlayar seorang diri pada hari ke-85. Ia membawa perahunya lebih jauh ke tengah teluk, berharap nasib baik menghampiri.

BACA JUGA: Membongkar Beragam Fakta Unik dalam Buku Fakta-Fakta Mencengangkan

Dan benar, seekor ikan marlin raksasa menarik kailnya. Tetapi, karena terlalu besar, justru perahu si nelayan tua yang ikut tertarik. Santiago tak ingin melepaskan ikan tersebut, tetapi ia juga tak ingin ikut tercebur. Akhirnya, Santiago membiarkan ikan raksasa itu membawa perahunya mengarungi lautan luas.

Dimulailah petualangan nelayan tua dan ikan besar. Berhari-hari, Santiago susah payah menahan tali pancing dengan tenaga sendiri. Beberapa kali tangannya terluka akibat gesekan tali ketika ikan tersebut bergerak tak menentu. Meski sangat kesakitan dan penuh luka, Santiago merasa penuh haru dan bangga. Ia juga menghargai sang ikan dan menganggapnya sebagai saudara.

Dalam novel ini, Hemingway dengan mahir mengeksplorasi berbagai nilai-nilai kehidupan seperti keteguhan, ketabahan, kesendirian, hubungan manusia dengan alam, perjuangan akan martabat, dan makna hidup. Tema-tema ini memiliki daya tarik yang kuat bagi pembaca. Selain itu, novel ini juga dituturkan secara menarik. Gaya penulisannya sederhana dan tegas, dengan kalimat pendek dan padat berhasil menarik pembaca ke dalam narasi, menghanyutkan mereka dalam perjalanan nelayan tua yang mengharukan.

Penggambaran karakter si protagonis Santiago sangat menarik. Hemingway menggambarkannya sebagai orang yang penuh empati, kekuatan, ketabahan, dan tekad tak tergoyahkan, menjadikannya tokoh sastra yang ikonik. Sifat introspektif Santiago dan pengamatannya yang mendalam tentang kehidupan juga mampu memikat pembaca.

Novel ini juga sarat simbolisme dan Alegori. Marlin mewakili lawan dan alam, sementara Santiago mewujudkan semangat tak terkalahkan manusia. Simbolisme dalam novel ini memungkinkan adanya banyak interpretasi, mendorong pembaca untuk menjelajahi maknanya secara lebih dalam.

Ketebalan The Old Man and the Sea hanya sekitar 100 halaman. Oleh karenanya plot novel ini terlalu sederhana dan tidak memiliki banyak perkembangan. Ceritanya berfokus pada perjuangan seorang nelayan tua yang mencoba menangkap seekor ikan besar. Tidak banyak peristiwa yang signifikan di luar itu. Beberapa pembaca mungkin merasa bosan dengan kurangnya variasi dalam plot.

Pengembangan karakternya juga sangat minim. Selain karakter utama, sebagian besar karakter lain dalam novel ini tidak diberikan banyak ruang untuk bercerita. Selain itu, novel ini minim dialog. Kesendirian nelayan tua di tengah laut menjadikan novel ini lebih banyak diceritakan melalui narasi deskriptif. Hal ini mungkin dapat membuat sebagian pembaca merasa jauh.

Terlepas daripada itu, The Old Man and the Sea merupakan salah satu karya sastra terbaik abad 20 yang tak boleh dilewatkan. Novel ini menghadirkan gambaran yang kuat tentang kondisi manusia yang rentan dalam menghadapi luasnya dunia. Selain menerima Hadiah Pulitzer dan telah diakui secara luas, novel ini juga mengambil peran penting dalam terpilihnya Ernest Hemingway meraih Hadiah Nobel Sastra 1954.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak