Malang merupakan salah satu kota yang didaulat menjadi kota pendidikan. Tak heran, kota yang mendapat julukan sebagai Kota Apel ini memiliki sebanyak 62 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh penjuru kota. Tak hanya berupa universitas, sejumlah perguruan tinggi tersebut ada juga yang berbentuk politeknik, institut hingga akademi.
Puluhan kampus tersebut tentunya menyumbang ribuan mahasiswa. Pada tahun lalu saja, diperkiran mahasiswa dari 5 perguruan tinggi negeri dan 57 perguruan tinggi swasta se-Kota Malang berjumlah hingga 330.000 orang. Jumlah ini membuat Kota Malang menjadi kota pelajar terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya.
Di antara puluhan kampus beken di Kota Malang, salah satu yang paling ikonik adalah Universitas Negeri Malang. Kampus yang memiliki lebih dari 30.000 mahasiswa ini merupakan salah satu tempat kuliah terbesar dan terfavorit di Jawa Timur bahkan nasional. Dikutip dari situs persiapan seleksi kuliah (masuk-ptn.com), serta web resmi Universitas Negeri Malang yang dipadukan dengan pengalaman pribadi, berikut ini adalah 5 fakta unik mengenai Universitas Negeri Malang.
BACA JUGA: Sunrise Hill Gedong Songo, Abadikan Momen di Spot Foto Instagramable
1. Kampus Tertua
Meskipun seringkali berada di bawah bayang-bayang Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang, ternyata Universitas Negeri Malang lah yang merupakan kampus tertua di Kota Malang. Kampus ini berdiri pada tanggal 1 September 1954, sedangkan Universitas Brawijaya baru berdiri pada tahun 1963 dan disusul Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun tahun 1964.
Mulanya, Universitas Negeri Malang berdiri sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Malang yang kemudian berganti nama menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Malang pada Universitas Airlangga Surabaja pada tanggal 20 November 1957. Selanjutnya, mulai tanggal 1 Mei 1963, nama tersebut kembali berubah menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang hingga kemudian berevolusi menjadi Universitas Negeri Malang (UM) sejak 4 Agustus 1999 dan bertahan hingga saat ini.
2. Identitas Sering Tertukar
Universitas Negeri Malang secara resmi disingkat sebagai UM. Namun, nama panggilan tersebut seringkali mengalami kekeliruan atau tertukar dengan kampus lain. Misalnya, banyak yang mengira jika Universitas Negeri Malang disingkat sebagai UNM, padahal UNM merupakan akronim dari Universitas Negeri Makassar.
Selain itu, nama UM juga mirip dengan nama kampus swasta tetangganya, yakni UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Bahkan, sebuah kampus swasta di Surabaya juga menggunakan nama yang sama persis, yakni UM Surabaya (Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Krisis identitas yang dialami oleh UM juga membuat singkatan-singkatan baru. Misalnya, jika melakukan pencarian di Google dengan mengetikkan UNEMA, maka yang muncul adalah Universitas Negeri Malang. Padahal, UNEMA sendiri merupakan nama panggilan dari Universitas Negeri Madiun.
Selain singkatan yang mirip dan sering tertukar, ternyata nama UM juga tak begitu dikenal dan justru kalah populer dengan nama sebelumnya, yakni IKIP Malang. Hal ini akan berlaku khususnya bagi generasi millenial era 70 hingga 90-an dimana nama IKIP Malang merupakan kampus yang sangat disegani pada masanya dan tertanam hingga kini.
3. Punya 3 Kampus
Sebagai sebuah perguruan tinggi yang menampung puluhan ribu mahasiswa, Universitas Negeri Malang memiliki fasilitas yang sangat mumpuni. Kampus dengan almamater biru ini memiliki 3 kampus yang tersebar di beberapa daerah.
Kampus 1 atau kampus utama terletak di pusat Kota Malang, tepatnya di Jalan Cakrawala No.5, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru. Lokasinya berhadapan dengan Malang Town Square, Taman Makam Pahlawan, serta Universitas Brawijaya. Selain itu, kampus pusat ini juga memiliki 3 akses gerbang lain, yakni di Jalan Veteran, Jalan Sumbersari Gang 6, serta Jalan Surabaya. Kampus 1 memiliki fasilitas yang super lengkap, mulai dari gedung kuliah, asrama, hingga sarana olahraga yang dapat digunakan untuk seluruh mahasiswa UM.
Selanjutnya, kampus 2 UM berada di ujung Kota Malang arah timur, tepatnya di Jalan Raya Ki Ageng Gribig No.45, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. Beda dengan kampus 1, kampus 2 ini hanya diperuntukkan untuk satu fakultas saja, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sama halnya dengan kampus utama, kampus 2 ini juga memiliki ruang kelas, gedung kuliah bersama, perpustakaan, kantin, masjid, asrama, dan lapangan olahraga.
Adapun kampus 3 UM terletak di Kota Blitar, Jawa Timur persisnya di Jalan Ir. Soekarno No.1, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecataman Kepanjenkidul. Kampus cabang yang lokasinya tak jauh dari alun-alun dan makam bung karno ini juga dikhususkan untuk mahasiswa dengan program studi PGSD dan PAUD. Kampus 3 UM ini juga memiliki fasilitas yang lengkap dan didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari Jawa Timur bagian barat.
BACA JUGA: Kafe Golekan, Tempat Nongkrong Bersama Ribuan Boneka di Malang
4. Kampus Keguruan Terbaik
UM terkenal sebagai salah satu perguruan tinggi keguruan terbaik yang berfokus pada bidang pendidikan. Hal ini tampak dari sebagian besar jurusan di UM yang merupakan jurusan pendidikan yang diproyeksikan untuk menjadi seorang pengajar, seperti pendidikan IPA, pendidikan sejarah, pendidikan teknik otomotif, dan sebagainya.
Selain itu, kompetensi kependidikan juga dikuatkan dengan banyaknya program studi Ilmu Murni, misalnya sastra dan bahasa. Total, UM memiliki 119 program studi yang tersebar di 9 fakultas dengan jenjang D3, S1, hingga Pascasarjana.
Tiap tahunnya, UM senantiasa masuk dalam jajaran 25 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Khusus untuk bidang pendidikan, UM bahkan menempati peringkat pertama sebagai kampus pendidikan terbaik di Indonesia. Di samping itu, menurut Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2023, UM juga menempati peringkat 301-400 di dunia dan berada di atas UPI, UNS, dan UNESA.
5. Kampus Santuy
Jika mencari universitas santai di Google, maka nama UM yang akan muncul. Ya, UM sering dipelesetkan menjadi Universitas Mahasantuy. Hal ada benarnya, mengingat UM menganut sistem pembelajaran yang luwes.
UM telah aktif dalam dunia Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk tidak hanya belajar di kelas, namun bisa juga dengan mengikuti berbagai kegiatan sebagai pengganti kelas atau SKS. Gampangnya, mahasiswa UM bisa ikut magang, sukarelawan, lomba, kegiatan wirausaha, penelitian, pengabdian, atau kegiatan lain tanpa harus takut ketinggalan pelajaran.
UM memberlakukan pembobotan SKS mata kuliah yang diekuivalensi dengan kegiatan mahasiswa. Selama berkuliah, mahasiswa bisa saja tidak hadir ke kelas namun tetap lulus. Contohnya, Bayu Skak dengan film "Yowes Ben" yang pernah cuti selama 7 semester.
Pihak kampus memberikan kesempatan dengan "menukar" karya yang dihasilkannya dengan sejumlah SKS mata kuliah yang harus ditempuhnya. Hasilnya, karya film berbahasa Jawanya itu bisa membuat Bayu Skak lulus dari D3 game animasi tanpa harus mengerjakan tugas akhir.
Tak hanya film, karya dan kegiatan lain mahasiswa seperti karya ilmiah, pertukaran pelajar, publikasi media massa, serta menjuarai kompetisi juga bisa ditukar dengan mata kuliah tertentu bahkan tugas akhir. Menarik, bukan?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS