4 Menu Sarapan Favorit Mahasiswa Jatinangor: Murah, Cepat, Mengenyangkan

Bimo Aria Fundrika | Moch Alfa Alfiansyah
4 Menu Sarapan Favorit Mahasiswa Jatinangor: Murah, Cepat, Mengenyangkan
Ilustrasi Bubur Ayam. (Dok. Istimewa)

Mahasiswa pasti pernah mengalami dilema klasik: perut sudah protes minta diisi, tapi waktu kuliah tinggal sebentar dan dompet tipis. Di Jatinangor, situasi ini sudah biasa. Untungnya, kota mahasiswa ini punya banyak pilihan sarapan yang enak, murah, dan cepat didapat.

Sebagai rumah bagi kampus-kampus besar seperti Unpad, IPDN, ITB, dan IKOPIN, Jatinangor punya ritme hidup yang serba cepat. Mahasiswa bergerak dari satu kelas ke kelas lain, sementara pedagang makanan pagi memanfaatkan momen ini untuk menjajakan menu yang pas di lidah sekaligus aman di kantong.

Dari sekian banyak pilihan, ada empat menu yang seolah sudah menjadi “template” sarapan mahasiswa: bubur ayam, kupat tahu, lontong kari, dan nasi kuning. Empat ini mudah ditemukan hampir di setiap jalan utama atau gang kos-kosan. Mari kita lihat satu per satu.

1. Bubur Ayam – Hangat dan Praktis

Bubur ayam adalah solusi untuk pagi yang mepet. Teksturnya lembut, porsinya cukup, dan bisa dimakan cepat. Di Jatinangor, bubur ayam dijual di gerobak pinggir jalan hingga lapak kecil dekat kos.

Topping-nya standar: suwiran ayam, cakwe, seledri, kacang goreng, bawang goreng, dan kuah kuning gurih. Tambahan sambal dan kecap manis membuat rasanya lebih mantap. Beberapa penjual menawarkan opsi telur rebus atau ati ampela. Harga? Sekitar Rp10.000 saja, pas untuk sarapan hemat sampai jam kuliah siang.

2. Kupat Tahu – Manis Gurih yang Ringan

Kupat tahu [travelingyuk.com]
Kupat tahu [travelingyuk.com]

Kupat tahu cocok untuk yang menginginkan sarapan tanpa minyak berlebih. Isinya ketupat, tahu goreng, tauge, dan bumbu kacang kental yang kaya rasa. Taburan bawang goreng dan kerupuk merah menambah tekstur.

Menu ini sering berbagi lapak dengan bubur ayam. Setiap penjual punya ciri khas pada bumbu kacangnya, dari yang manis lembut sampai pedas gurih. Dengan harga sekitar Rp10.000, kupat tahu jadi favorit mahasiswa yang ingin sarapan cukup mengenyangkan tapi tidak berat.

3. Lontong Kari – Kaya Rempah untuk Tenaga Ekstra

Kalau hari penuh tugas dan jadwal kuliah padat, lontong kari jadi pilihan tepat. Kuah santannya gurih dengan aroma rempah yang kuat. Isinya potongan lontong, suwiran ayam atau daging sapi, bawang goreng, daun bawang, dan kerupuk renyah.

Sambal merah pedas yang menyertainya membuat rasanya lebih hidup. Seporsi lontong kari dibanderol sekitar Rp10.000, cukup untuk mengisi energi sampai siang.

4. Nasi Kuning – Ceria di Pagi Hari

Nasi kuning identik dengan perayaan, tapi di Jatinangor ia hadir setiap pagi. Warna kuning dari kunyit memberi kesan cerah dan menggugah selera. Menu ini biasanya berisi telur balado, orek tempe, sambal goreng kentang, dan serundeng.

Beberapa penjual menambah lauk seperti ayam goreng, perkedel, atau telur dadar. Nasi kuning sering dijual di depan rumah atau warung kecil dan praktis dibungkus untuk dibawa ke kampus. Harganya mulai Rp10.000, tergantung kelengkapan lauk.

Lebih dari Sekadar Sarapan

Empat menu ini bukan sekadar pengisi perut. Bagi mahasiswa Jatinangor, atau “Nangorian”, sarapan ini adalah bagian dari ritme harian. Lokasi penjual mungkin berganti, tapi pilihan menunya hampir selalu sama.

Bubur ayam untuk yang ingin cepat, kupat tahu untuk yang mencari rasa manis gurih, lontong kari untuk yang butuh tenaga, dan nasi kuning untuk memulai hari dengan semangat. Semua sama-sama murah, cepat didapat, dan mengenyangkan.

Di tengah jadwal kuliah yang padat, sarapan ini memberi jeda singkat. Waktu beberapa menit untuk duduk, menyuap makanan hangat, dan mengisi energi sebelum menghadapi hari. Dan selama bubur ayam, kupat tahu, lontong kari, dan nasi kuning masih setia hadir di sudut-sudut Jatinangor, mahasiswa tidak akan kehabisan alasan untuk memulai pagi dengan kenyang dan bahagia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak