Buku 'Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah': Realitas Kemiskinan di Sekitar Kita

Candra Kartiko | Sam Edy
Buku 'Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah': Realitas Kemiskinan di Sekitar Kita
Ilustrasi Buku 'Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah'. (Dok. Pribadi/samedy)

Kemiskinan terkadang membuat seseorang menjadi gelap mata. Nekat melakukan beragam upaya. Entah yang dilakukannya itu dilarang dalam ajaran agama ataukah tidak. 

Saya merasa yakin, tak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin menjadi orang miskin. Maka, salah satu cara agar kita tidak miskin adalah berusaha bekerja pantang menyerah, dan tidak lupa berdoa, memohon kepada Allah agar dipermudah segala urusan kita. 

Bekerja memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan bekerja, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Yang terpenting, dalam bekerja atau menjemput rezeki-Nya, setiap orang harus berusaha untuk menghindari cara-cara terlarang. Korupsi, mencuri, atau menjual harga diri misalnya. 

BACA JUGA: Ulasan Buku Harmoni di Negeri Seribu Agama, Pentingnya Toleransi dalam Masyarakat

Bicara tentang kemiskinan yang biasa dialami oleh rakyat kecil, ada sebuah kisah menarik yang bisa kita renungi pesan-pesannya. Kisah tersebut saya temukan dalam bukuWanita Muda di Sebuah Hotel Mewah’ karya Hamsad Rangkuti, seorang pengarang senior yang telah banyak melahirkan karya-karya bermutu.

‘Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah’ adalah salah satu cerita pendek karya beliau yang mengisahkan tentang gadis muda berusia enam belas tahun dan masih perawan. Yang mengejutkan, ia berniat menjual dirinya kepada laki-laki yang berani membayarnya dengan tarif tertinggi.

Untuk melancarkan aksinya, gadis muda tersebut mendatangi sebuah hotel mewah di pusat kota. Lalu meminta kepada petugas hotel untuk menemui para lelaki yang menginap di hotel tersebut dan melakukan penawaran (tarif) tertinggi. Satu per satu tamu pun didatangi petugas hotel. Namun si gadis masih menolak dan minta tarif yang lebih tinggi lagi. 

Hingga akhirnya, seorang tamu berani membayar gadis tersebut dengan tarif tinggi. Di akhir cerita, terkuaklah sebuah rahasia besar mengapa gadis muda itu rela menjual dirinya. Ternyata ia sedang butuh uang banyak untuk mengobati ibunya yang sedang sakit.  

BACA JUGA: Beragam Gaya Kencing yang Aneh dalam Buku 'Serdadu dari Neraka'

Kisah yang dialami gadis muda yang nekat menjual harga dirinya tersebut menyiratkan pesan berharga kepada kita. Bahwa sekeras apa pun hidup, mestinya kita tetap harus berusaha mencari pekerjaan yang tidak melanggar norma dan hukum agama. 

Kisah gadis muda yang rela menjual harga dirinya tersebut juga menjadi sebuah tamparan keras bagi pihak rumah sakit dan para dokter, termasuk pihak pemerintah, agar jangan mempersulit rakyat kecil yang tak punya uang untuk berobat dengan mudah dan tidak mahal. Jangan sampai hanya karena tidak punya uang, rakyat tidak dapat berobat (karena ditolak pihak rumah sakit) hingga akhirnya meregang nyawa. 

Cerpen-cerpen menarik lainnya bisa dibaca langsung dalam buku terbitan Senja (Yogyakarta, 2016) ini. Misalnya cerpen ‘Sampah Bulan Desember’ yang mengkritisi kondisi kali atau sungai Ciliwung yang begitu keruh dan menjadi tempat orang-orang membuang sampah. Ada juga cerpen ‘Suara-Suara’ yang menceritakan seorang pemimpin yang kehilangan suaranya ketika sedang berpidato di depan umum. Selamat membaca dan merenungi pesan-pesan menarik dan berharga dalam buku ini. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak